Kiprah Selebgram Palsu dan Kontrak Iklan di Instagram
https://www.naviri.org/2018/01/selebgram-palsu.html?m=0
Naviri.Org - Saat ini, ketika nilai seseorang ditentukan dari berapa pengikutnya di media sosial, dan popularitas seseorang ditentukan dari berapa banyak orang yang menyukai postingan-postingannya, muncullah orang-orang yang kemudian disebut influencer. Mereka bisa muncul di berbaai media sosial, seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan lain-lain.
Di Twitter, sosok-sosok influencer biasa disebut selebtwit atau selebritas di Twitter. Ciri mereka biasanya ditandai dengan banyaknya pengikut dan berapa banyak yang senang me-retweet atau me-like tweet yang mereka tulis. Hal serupa juga terjadi di Facebook dan Instagram.
Di Instagram, para selebritas atau influencer biasa disebut selebgram. Mereka juga memiliki pengikut dalam jumlah banyak, serta banyak pula yang me-like postingan-postingannya. Ketika seseorang telah menjadi seleb di media sosial, mereka pun bisa mulai mendapatkan kontrak iklan yang mendatangkan pundi-pundi uang. Hal serupa terjadi di Instagram.
Instagram kini menjadi tambang emas bagi mereka yang mencari uang sebagai selebgram atau influencer produk atau jasa. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya perusahaan menyewa jasa influencer untuk promosi atau berjualan produknya di Instagram.
Menurut data agensi marketing Mediakix pada Maret 2017, pasar influencer Instagram sekarang ini bernilai 1 miliar dolar AS. Angka yang cukup fantastis tersebut diprediksi bakal terus naik hingga dua kali lipat pada 2019 mendatang.
Sayangnya, tidak semua influencer Instagram bermain jujur. Tidak jujur di sini adalah membeli pengikut (followers), like, dan komentar dalam jumlah banyak, di mana ketiga poin ini merupakan elemen penting yang dilihat perusahaan sebelum mengontraknya menjadi influencer.
Mediakix telah membuktikan hal itu melalui riset. Dalam percobaannya, mereka menciptakan dua akun influencer Instagram fiktif, yang sepenuhnya dibangun dengan membeli pengikut dan engagement (like dan komentar) dan berkampanye di platform marketing influencer populer. Semua hanya bermodalkan dana sekitar 300 dolar AS (setara Rp 4 juta).
Akun pertama (calibeachgirl310) diciptakan dengan tema gaya hidup dan fesyen, dengan konten sepenuhnya foto seorang model sewaan. Sementara akun kedua (wanderingggirl) memiliki tema travel dan petualangan, yang kontennya berasal dari stok foto-foto gratis yang ada di Internet.
Langkah berikutnya, mereka membeli pengikut palsu. Harga per 1.000 pengikut bervariasi, mulai dari 3 sampai 8 dolar AS. Secara total, mereka membeli 30.000 pengikut untuk akun travel, dan 50.000 pengikut untuk akun fesyen.
Kemudian, Mediakix mulai membeli like dan komentar. Mereka membeli per komentarnya sebesar 12 sen dan 4 sampai 9 dolar AS per 1.000 like. Dalam waktu 24 jam, setiap foto di dua akunnya berhasil mendapatkan sekitar 500 sampai 2.500 like dan 10 sampai 50 komentar.
Setelah dirasa siap, Mediakix lantas berkampanye akun tersebut dengan menggunakan platform marketing influencer. Beberapa platform biasanya menyertakan syarat minimum jumlah pengikut untuk bisa mendaftar dan mengambil bagian dalam transaksi merek.
Hasilnya, mereka berhasil mengamankan total empat transaksi kontrak sponsor berbayar, masing-masing dua untuk setiap akunnya. Akun fesyen berhasil mendapatkan satu kesepakatan dengan perusahaan baju renang dan perusahaan makanan. Lalu akun travel sukses dapat kesepakatan dengan perusahaan alkohol dan makanan.
Ini membuktikan bahwa influencer Instagram palsu adalah masalah bagi industri. Mereka bisa merampas keuntungan selebgram lain, khususnya yang masih berkembang membangun profesi sebagai selebgram dan influencer.