Meramalkan Nasib Perusahaan Teknologi di Masa Depan
https://www.naviri.org/2018/01/perusahaan-teknologi.html
Naviri.Org - Sebagian pihak memperkirakan perusahaan-perusahaan teknologi—atau yang berbasis teknologi—akan mengalami kerentanan di masa depan, khususnya para pekerjanya. Hal itu mudah dipahami, karena seiring perkembangan teknologi yang terjadi, banyak hal yang harus diubah, termasuk mengubah pekerjaan yang semula ditangani manusia menjadi pekerjaan yang ditangani teknologi (mesin).
Lalu bagaimana kira-kira nasib perusahaan-perusahaan teknologi di masa depan?
Korn Ferry, lembaga riset pasar teknologi, mengumumkan hasil riset terbarunya yang menunjukkan bahwa teknologi bukanlah industri paling berkelanjutan secara digital. Penelitian berjudul "Korn Ferry Digital Sustainability Index" ini melibatkan 362 perusahaan di 14 negara, dan mencakup lima industri.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan, perusahaan teknologi berada di peringkat dua dalam "Digital Sustainability Index Korn Ferry". Menurut Presiden Korn Ferry Global Technology Practice, Werner Penk, hal ini terjadi karena secara keseluruhan perusahaan teknologi juga mencakup perusahaan pelopor yang telah berusia puluhan tahun yang membutuhkan reformasi struktural, budaya, dan proses kerja, untuk memastikan keberlangsungan di masa depan.
"Perusahaan yang bersifat tradisional, yang pernah menjadi pelopor saat ini, perlu merombak strategi dan proses kerja mereka untuk memastikan keberlangsungan di masa depan," terang Werner Penk, dalam siaran pers.
Berdasarkan penelitian tersebut, perusahaan keuangan menempati posisi pertama sebagai perusahaan yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mengikuti fluktuasi di dalam bidang ekonomi digital. Selama beberapa waktu, menurut Penk, perusahaan keuangan memiliki dorongan komersial untuk mengubah budaya, proses dan praktik, dengan tujuan untuk mempertahankan data pelanggan dan market share.
"Sambil mencari nasabah baru dan memenuhi kebutuhan sumber daya manusia," ungkap Presiden Korny Ferry Global Financial Service Practice, Michael Franzino.
Selain dua industri tersebut, perusahaan sains dan kesehatan menempati peringkat tiga, perusahaan pabrikan di peringkat empat dan perusahaan konsumen, termasuk ritel, di posisi terakhir. Amerika Serikat dan Inggris menjadi dua negara teratas dengan tingginya tingkat keberlangsungan digital. Sedangkan Meksiko, Brasil, dan Turki, menjadi tiga negara dengan tingkat keberlangsungan digital terendah dari 14 negara yang diteliti.
Baca juga: Kecerdasan Buatan dan Ancaman yang Ditimbulkannya