Di Balik Perang dan Persaingan Situs-situs di Internet
https://www.naviri.org/2018/01/persaingan-situs-internet.html?m=0
Naviri.Org - Di internet, jumlah situs atau web makin hari terus bertambah, begitu pula di Indonesia. Situs-situs itu, diakui atau tidak, saling bersaing bahkan berperang untuk bisa mendapatkan pengunjung terbanyak. Dalam hal itu, masing-masing situs seperti dipaksa mencari dan menemukan cara terbaik agar bisa mendapatkan pengunjung sebanyak-banyaknya.
Sekian tahun lalu, ketika pengguna internet masih relatif sedikit, jumlah situs juga masih bisa dibilang sedikit. Namun, kini, seperti terjadi pergerakan yang masif, dan jumlah situs di Indonesia membengkak jumlahnya.
Hal itu tentu tak bisa dilepaskan dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang juga terus meningkat. Menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sebanyak 31,3 juta orang Indonesia menggunakan internet untuk update informasi.
Artinya mereka menggunakan internet untuk mengetahui hal-hal yang aktual. Milenial dan Generasi Z merupakan target audiens potensial. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan informasi, khususnya media massa, perlu memahami karakteristik generasi penentu pasar yang akan memengaruhi keberlangsungan usahanya.
Fast Company telah mendapatkan fakta mengenai karakteristik Gen Z, dimana merupakan generasi yang mendominasi pasar di era digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rentang perhatian Gen Z telah menyusut hingga 8 detik, dan mereka tidak bisa fokus dalam waktu yang lama.
Generasi Z tumbuh di mana ketersediaan informasi ‘membludak’, sedangkan di sisi lain, mereka memiliki keterbatasan waktu dan energi untuk menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Belum lagi distraksi lain seperti media sosial dan game yang sudah menjadi bagian dari aktivitas mereka sehari-hari.
Karakteristik mereka tidak jauh berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu Milenial. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan layanan informasi untuk merancang sebuah strategi yang bisa menjangkau audiens yang dominan di era digital.
Motion infografik
Salah satu metode untuk menyusun informasi agar lebih ringkas dan menarik untuk disimak adalah melalui penggunaan infografik. Penyajian informasi dalam bentuk visual ini cenderung lebih mudah menarik perhatian pasar digital yang inginnya instan dan tidak suka bertele-tele. Infografik bisa berupa ilustrasi yang mendeskripsikan informasi secara analogi, simbol, dan metafora.
Metode ini jugalah yang dimanfaatkan oleh banyak media mainstream seperti Tempo dan Kompas untuk menyampaikan sekaligus mempercantik tampilan informasi yang disajikan. Bahkan, beberapa media yang berbasis online pun sudah banyak menerapkan infografik dalam bentuk yang lebih kompleks.
Jangan heran jika kini penyampaian informasi berbentuk teks sudah mulai digantikan oleh konten audio visual.
Tidak hanya infografik statis, bentuk paling umum dari infografik yang kerap digunakan media massa untuk menanggapi perubahan perilaku audiens, jenis infografik animasi dan interaktif juga telah banyak dimanfaatkan.
Adanya elemen audio visual dan juga pergerakan (motion) turut memperkuat informasi yang disampaikan. Untuk mendukung metode ini, tentunya dibutuhkan SDM yang mumpuni sesuai bidangnya, agar penyampaian informasi dapat diwujudkan sesuai kebutuhan.
Jonathan Long, dalam Huffington Post, menyatakan bahwa penggunaan infografik memiliki banyak keuntungan dibanding dengan narasi. Perhatian orang akan lebih besar terhadap informasi dalam bentuk visual, ketimbang dalam bentuk teks yang panjang.
Karakteristik ini juga dimiliki oleh Milenial dan Gen Z yang mayoritas dari mereka tidak ingin membuang waktu untuk membaca artikel panjang lebar. Informasi yang sifatnya ringkas dan menarik yang akan menjadi perhatian mereka.
Sifatnya yang sangat picky menjadi pekerjaan rumah bagi pelaku bisnis untuk merancang infografik yang kreatif, inovatif, juga edukatif. Maka, ketika informasi naratif tidak memungkinkan lagi untuk dimuat di ruang media yang tersedia, infografis bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghadapi pasar modern di era digital.
By the way, ide penggunaan infografik tidak hanya berlaku untuk media massa saja. Perusahaan selain media pun dapat menggunakan infografik sebagai salah satu taktik penyampaian konten marketing untuk target audiens dan target marketnya. Ide ini dipercaya sebagai cara halus dalam taktik pemasaran.