Saur Sepuh, Kisah Pedang Setan dan Pedang Perak
https://www.naviri.org/2018/01/pedang-setan.html
Naviri.Org - Dalam kisah Saur Sepuh, ada dua pedang yang sangat terkenal, yaitu Pedang Setan dan Pedang Perak, yang dimiliki Mantili, adik Brama Kumbara. Pedang Setan mampu mengeluarkan bau busuk yang membuat orang muntah-muntah saat menciumnya, sementara Pedang Perak mengeluarkan sinar yang sangat menyilaukan, sehingga lawan-lawan Mantili akan silau dan sulit berkonsentrasi saat bertarung.
Tentang latar belakang Pedang Setan, ia asal mulanya milik komplotan Pedang Setan yang selalu menebar teror. Kesaktian Pedang Setan yaitu pedang ini bisa mengeluarkan asap berbau busuk seperti bangkai yang memabokkan lawan. Selain itu, Pedang Setan sangat kuat, sehingga jarang-jarang ada pedang yang tahan beradu melawan Pedang Setan ini.
Brama yang berhasil menumpas komplotan penjahat ini, kemudian membawa Pedang Setan dan memberikannya kepada Mantili, adiknya yang memang sangat berbakat memainkan pedang. Mantili memang kurang berbakat dalam hal penguasaan ilmu kadigdayaan, tetapi sangat berbakat dalam ilmu tangan kosong dan sangat mahir dalam memainkan pedang.
Maka, ketika Mantili mendapatkan pedang pusaka yang dahsyat dan langka ini, bisa dikatakan ia menjadi singa bersayap. Mantili menjadi terkenal sebagai pendekar pedang sejati, pendekar pedang nomor satu. Ada suatu rahasia yang diketahui Brama dan disampaikan pada adiknya, sehingga hanya Mantili sendiri yang bisa memainkan pedang pusaka dengan sempurna, tanpa mabok dan sama sekali tidak terganggu oleh aroma busuk asap beracun si Pedang Setan.
Kemasyuran nama ini mendatangkan rasa penasaran pada seorang pendekar pedang kelas wahid, bernama Taji Barnas yang dikenal dengan sebutan Si Pedang Perak. Ia seorang pendekar pedang yang sangat sakti pula, mempunyai pedang pusaka bernama Pedang Perak, yang mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Si Pedang Perak menantang Si Pedang Setan, untuk membuktikan siapa yang layak mendapat sebutan pendekar pedang sejati atau pendekar pedang nomor satu.
Awalnya tantangan itu tidak ditanggapi, karena sebenarnya mereka sama-sama tokoh golongan putih dan memang tidak saling memiliki persoalan, tapi lama-lama akhirnya dilayani juga. Mantili berlatih pedang di bawah pengawasan patih Gotawa dengan cara menatap matahari, sebab pedang perak milik taji barnas terkenal dengan cahaya yang bisa membutakan mata.
Singkat cerita, setelah keduanya mempersiapkan diri dengan latihan bagaimana menghadapi senjata dan kesaktian lawan, akhirnya duel pun dilaksanakan. Pertempuran di bawah sinar purnama itu begitu dahsyat dan berimbang. Namun akhirnya Mantili yang unggul. Taji Barnas Si Pedang Perak tewas dalam pertarungan adu ilmu pedang tingkat tinggi itu.
Taji Barnas mewariskan pedang pusakanya kepada Mantili. Tapi sekian waktu senjata itu hanya tersimpan saja tanpa terpakai. Sampailah pada suatu peristiwa, Pedang Setan hilang, dicuri oleh Dewa Maut. Dari tangan Si Dewa Maut, pedang direbut oleh Ki Naga, direbut lagi oleh Jasiun, dan kemudian jatuh ke tangan Mariba. Mariba, yang masih saudara seperguruan Kijara dan Lugina inilah yang berlatih keras untuk bisa menggunakan Pedang Setan dan kemudian berhasil pula memainkannya.
Dari peristiwa itu, akhirnya Mantili mencoba untuk menguasai Pedang Perak secara sempurna. Hebatnya, pedang perak ini tidak akan rusak atau patah ketika diadu dengan Pedang Setan milik Mantili. Dalam sebuah pertempuran di kademangan Cempaka, akhirnya Mantili berhasil merebut kembali pedang setannya dan membunuh Mariba.
Baca juga: Kisah Brama Kumbara dan Rajawali Raksasa