Mogok Bercinta, Demi Meraih Cita-cita

Mogok Bercinta, Demi Meraih Cita-cita

Naviri.Org - Ini kisah mengenai aksi yang mungkin unik, tapi berhasil. Jika sekelompok wanita di suatu daerah bersepakat untuk mogok bercinta (dalam arti tidak mau berhubungan seks dengan suami atau pasangannya), maka para pria di komunitas itu pun akan kebingungan. Jika mogok bercinta dilakukan para wanita untuk menuntut sesuatu, maka biasanya para pria yang menjadi pasangan mereka pun akan berusaha mewujudkan tuntutan tersebut.

Meski mungkin terdengar aneh, nyatanya aksi unik itu telah dilakukan di berbagai belahan dunia, bahkan dari zaman ke zaman.

Antropolog Chris Knight (1991) menulis tentang sex strike dalam bukunya, yang bertajuk Blood Relations: Menstruation and the origins of culture. Di sana, ia menyatakan bahwa kemunculan kekuatan perempuan di tengah masyarakat yang didominasi laki-laki telah banyak termuat dalam rekaman sejarah.

Strategi yang paling lumrah dilakukan perempuan dari pengamatan Knight adalah penolakan untuk memasak atau berhubungan seks dengan suaminya, dalam rangka memberi ‘hukuman’ terhadap tindakan laki-laki yang dianggap tidak layak. 

Jauh sebelum aksi-aksi protes dengan pantang berhubungan seks dilakukan, lahir sebuah karya fiksi komedi Yunani karangan Aristophanes (411 SM), bertajuk Lysistrata. Karya ini mengisahkan tentang gagasan protes yang dicetuskan Lysistrata kepada perempuan-perempuan Yunani untuk menahan diri berhubungan badan dengan suami dan kekasihnya, dalam rangka memaksa mereka menghentikan perang.

Rupanya, kisah ini menginspirasi beberapa perempuan di dunia yang ingin mewujudkan perdamaian atau perubahan sosial lewat jalan damai. Dalam buku Invitation to Peace Studies, Houston Wood (2016) mencatat sejumlah aksi mogok bercinta di beberapa negara pada rentang waktu yang beragam.

Terdokumentasi dalam Global Nonviolent Action Database, pada abad ketujuh belas, perempuan-perempuan Iroquois—salah satu suku di utara Amerika—bersumpah tidak akan berhubungan badan dengan pasangannya, sampai mereka diberi kewenangan lebih untuk menentukan kapan laki-laki bisa pergi berperang dengan suku lainnya.

Tidak cuma itu, perempuan-perempuan Iroquois juga berani memboikot akses terhadap makanan yang digunakan laki-laki untuk perang, karena mereka punya kuasa penuh atas hasil bercocok tanam. Aksi ini dipandang sebagai bentuk pemberontakan bernapas feminis pertama di Amerika Serikat.

Berikutnya, Wood mencatat aksi protes serupa dilakukan perempuan-perempuan di Liberia pada 2003. Kelompok perempuan muslim dan Kristen membentuk organisasi yang menuntut penghentian perang sipil di sana. Selama demonstrasi, mereka menolak berhubungan seks, sampai perjanjian perdamaian ditandatangani. Aksi protes kaum perempuan ini juga menyimpan tujuan lain, yakni pemilihan umum yang bersih, dan pada 2005 presiden perempuan pertama Liberia, Ellen Johnson Sirleaf terpilih.

Masih dari benua Afrika, pada 2009 perempuan-perempuan seluruh Kenya menolak berhubungan seks selama seminggu, sebagai reaksi atas kekerasan yang terjadi pasca pemilihan umum yang menewaskan 1.500 orang, dan membuat setengah juta jiwa terpaksa mengungsi.

Sementara dari Asia, pada 2011 tercatat aksi pantang berhubungan badan dilakukan oleh sekelompok perempuan penjahit di Daho, Filipina. Protes ini dilakukan karena jalan yang biasa dilalui untuk mengantar produk mereka terhambat oleh perkelahian antar kelompok warga. Upaya yang dibuat para perempuan penjahit ini ternyata efektif. Dalam waktu seminggu, negosiasi antar kelompok yang berselisih dilakukan, dan jalanan pun bersih dari kekerasan.

Terakhir, seperti dikutip Broadly, pada tahun yang sama, protes serupa terjadi pula di Barbacoas, Kolombia. Namun, berbeda dengan protes-protes sebelumnya yang terkait aksi kekerasan, perempuan-perempuan di sana menolak berhubungan seks karena pemerintah tidak kunjung memperbaiki jalan utama sepanjang 57 km di kota tersebut. Hal ini berimplikasi terhadap sulitnya akses makanan dan kesehatan bagi para warga.

Gagasan mogok seks ini muncul setelah upaya protes lainnya, seperti mogok makan, gagal mempersuasi pemerintah untuk memperbaiki kondisi infrastruktur di sana.

Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Resolusi Tahun Baru

Related

World's Fact 5085608442908893827

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item