Film-film Disney, Antara Animasi dan Versi Nyata
https://www.naviri.org/2018/01/film-disney.html
Naviri.Org - Disney terkenal dengan film-film yang serupa dongeng, beberapa di antaranya bahkan sangat terkenal. Kita mengenal sosok-sosok semacam Cinderella, Putri Tidur, Putri Salju, Mulan, dan lain-lain. Kisah-kisah itu umumnya difilmkan dalam bentuk animasi yang sangat indah. Karenanya, orang-orang pun tertarik menonton di bioskop, karena animasi yang dihasilkan memang memukau.
Setelah sukses merilis film-film animasi, Disney kemudian mencoba membuat film serupa, namun menggunakan tokoh manusia sebenarnya. Film semacam itu disebut versi nyata atau aksi nyata. Terkait hal itu, Beauty and The Beast adalah film Disney yang paling heboh di dunia, ketika dibuat versi nyata.
Beauty and The Beast versi aksi nyata adalah rangkaian proyek baru Disney yang ingin “menghidupkan kembali” kisah-kisah para Princess versi animasi. Sebelum film ini, Disney telah lebih dulu mengeluarkan Maleficent (2014)—kisah lain dari dongeng Putri Tidur—dan Cinderella (2015)—dari dongeng Cinderella, yang sukses dilahap pasar. Proyek ini dibuat untuk mengikuti kesuksesan film aksi nyata Alice in Wonderland yang meraup lebih dari $ 1 miliar saat dirilis 2010 lalu.
Maleficent meraup $758.539.785, sementara Cinderella meraup $543.514.353 untuk penayangannya di seluruh dunia.
Salah satu yang menarik dari kedua film ini, adalah satu atau dua putaran plot yang disuguhkan berbeda dari versi animasinya. Dalam Cinderella versi animasi, sang gadis yatim-piatu bertemu dengan pangerannya di sebuah pesta kerajaan. Dalam versi Cinderella terbaru, ia lebih dulu bertemu sang pangeran di dalam hutan.
Pada film Maleficent, belokan cerita terjadi lebih tajam. Dalam versi-versi Putri Tidur sebelumnya, Maleficent adalah penyihir antagonis yang mengutuk Putri Tidur untuk menusukkan jarinya ke jarum pemintal yang runcing. Dalam versi aksi-nyata, Maleficent yang diperankan Angelina Jolie malah menjadi malaikat pelindung sang Putri.
Lalu, kira-kira apa saja yang dipelintir dalam plot Beauty and The Beast versi aksi nyata?
Secara kasat mata, sebenarnya perbedaan itu hampir tidak terasa. Belle (diperankan Emma Watson) tetaplah anak gadis seorang perajin kriya, yang dianggap aneh oleh satu desa. Ia cantik jelita, tapi terlalu suka membaca—sesuatu yang aneh bagi seorang perempuan pada masa itu. Ia dikejar-kejar oleh Gaston (diperankan Luke Evan), seorang pemburu yang juga bekas prajurit, untuk dipinang sebagai istri. Namun Belle menolak. Gaston yang sempurna secara lahiriah memang arogan dan narsistik. Belle tak menyukainya.
Ayah Belle, Maurice, juga tak sengaja tersesat di hutan dan mencuri setangkai mawar dari kebun Beast (diperankan Dan Stevens). Pencurian ini yang akhirnya membuat Bella menjadi tahanan di kastil Beast. Sisa cerita juga berjalan sama. Bahkan dialog-dialog serta nyanyian yang ada dalam versi animasi dipakai secara presisi oleh film ini. Bill Condon, sang sutradara, seolah-olah memang hanya ingin menerjemahkan versi animasi ke dalam versi aksi nyata.
Namun, jika diperhatikan lebih saksama, ada beberapa poin yang ditambahkan Condon dalam filmnya, demi menguatkan cerita utama. Tempelan-tempelan ini dirajut sehalus mungkin, hingga sangat mungkin jika dilewatkan penonton, dan mereka akan mengganggap Condon tak mau bersusah-susah memberikan beberapa bumbu baru ke dalam versi ini.
Bagi mereka yang teliti, sejumlah tempelan ini bisa saja tampak terang benderang. Misalnya karakter Agathe, penyihir cantik yang mengutuk pangeran tampan jadi Beast. Dalam versi animasi, karakter penyihir ini tak diberi tempat yang begitu menonjol, cenderung lewat-lewat saja. Namun dalam versi aksi-nyata, Condon bahkan memberikan nama dan beberapa adegan khusus yang membuat karakter ini lebih kuat. Selain jadi narator pembuka film, penyihir ini juga direka seolah-olah jadi malaikat pelindung yang mengatur takdir agar Belle bertemu Beast.
Selain Agathe, ada cerita tentang ibu Belle dan ibu Beast yang sedikit ditambahkan dalam versi aksi nyata. Sebab dalam versi animasi, kisah kedua ibu tokoh utama itu nyaris tak disenggol sama sekali. Padahal, salah satu kesamaan yang membuat Belle dan Beast saling mengerti satu sama lain adalah luka atas kehilangan ibu mereka masing-masing, selain minat membaca yang besar bagi keduanya.
Tempelan lain adalah 4 lagu baru yang sebelumnya sama sekali tak ada dalam versi animasi. Di antaranya: Aria oleh Madame de Gardrobe; Days in The Sun oleh seluruh pemain; Evermore oleh Beast; How Does A Moment Last Forever oleh Maurice, ayah Belle.
Tak heran kalau durasi film aksi nyata jadi jauh lebih panjang ketimbang versi animasinya. Durasi film animasi hanya 1 jam 24 menit, sementara durasi aksi nyata 2 jam 9 menit.
Baca juga: Geger Isu LGBT di Film Beauty and The Beast