Tencent, Google, dan Pertarungan Para Raksasa
https://www.naviri.org/2017/12/tencent-google.html?m=0
Naviri.Org - Di dunia maya, kita telah mengenal hadirnya sosok-sosok raksasa yang menguasai begitu banyak bisnis yang ada di internet. Sebut saja Google. Berawal dari mesin pencari, Google lalu berubah menjadi sebuah perusahaan raksasa di dunia maya. Google memiliki YouTube, situs berbagi video terbesar di dunia, dan mengendalikan jaringan Adsense yang menjadi iklan paling populer di internet. Di jaringan ponsel, Google juga memiliki Android, platform yang saat ini digunakan berjuta-juta orang di dunia.
Hal-hal itu hanya segelintir bisnis yang dimiliki Google, yang mendatangkan uang dan pendapatan dalam jumlah luar biasa besar. Di luar hal-hal yang telah disebutkan, Google juga memiliki ragam bisnis lain. Karenanya, dengan semua bisnis yang dimilikinya, Google telah menjadi raksasa di dunia maya.
Selama bertahun-tahun, nyaris tak ada raksasa lain yang sanggup mengalahkan Google. Jangankan mengalahkan, bahkan sekadar bersaing saja nyaris tidak ada yang mampu. Tetapi, kini, Google tampaknya harus bersiap berhadapan dengan raksasa baru di dunia bisnis, yaitu Tencent.
Tencent adalah perusahaan yang terus tumbuh menjadi raksasa. Nilai perusahaan ini bahkan telah berhasil menumbangkan Facebook dan Alibaba, dua perusahaan yang juga terkenal sebagai raksasa. Tencent memiliki jaringan bisnis, dari aplikasi pesan instan, video games, sampai e-commerce. Lebih dari itu, Tencent juga masuk sebagai perusahaan investasi. Di 2016 lalu, misalnya, Tencent bahkan membelanjakan uang senilai $20,8 miliar untuk berinvestasi di berbagai startup.
Pada 2017, aksi investasi yang dilakukan Tencent tak menyurut. Paling baru, pada November lalu, ia menggelontorkan uang senilai $2 miliar pada Snap, perusahaan di balik SnapChat.
Di Indonesia, Tencent menancapkan kukunya pada Go-Jek serta Traveloka. Bersama JD.com pada Mei 2017 lalu Tencent menggelontorkan uang senilai $1,2 miliar. Sebelumnya, JD.com yang sebagian dimiliki Tencent, menggelontorkan uang senilai $150 juta pada Traveloka.
Soal portofolio investasi, yang paling menarik adalah apa yang mereka benamkan pada Tesla. Pada Maret 2017, Tencent menggelontorkan dana senilai $1,7 miliar bagi startup milik Elon Musk itu. Uniknya, gelontoran investasi itu mereka berikan selepas 6 bulan sebelumnya, pada November 2016, setelah kelompok peneliti bernama Keen Security Lab, mendemonstrasikan peretasan pada Tesla Model S, salah satu produk mobil listrik Tesla. Keen Security Lab merupakan kelompok milik Tencent.
Pada 2016 lalu Tencent memperoleh pendapatan sebesar ¥151,9 miliar. Tencent memperoleh pendapatannya paling besar dari segmen gim. Namun, ini cukup mengherankan. Padahal Tencent memiliki WeChat dan QQ Mobile, dua aplikasi dengan jumlah pengguna yang sangat besar.
David Kretzmann, jurnalis teknologi dalam sebuah acara bincang-bincang radio online teknologi, berjudul “Montley Fool Rule Breakers and Supernova”, menyebut bahwa masih ada peluang besar bagi pendapatan Tencent untuk meningkat di masa mendatang.
“Tencent hanya memperoleh pangsa pasar sebesar 14 persen di iklan mobile, jadi (mereka) masih memiliki ruang untuk tumbuh. Mengingat bahwa mereka mengendalikan 55 persen dari semua lalu lintas mobile internet di China, dan WeChat sendiri menyumbang sekitar 30 persen atau lebih dari semua lalu lintas seluler di China,” terang Kretmann.
Upaya meningkatkan pendapatan dari iklan, jelas tak mudah bagi Tencent. Meskipun ia memiliki WeChat dan QQ Mobile. Di ranah ini, Tencent harus bersaing keras dengan penguasa-penguasa teknologi dunia lainnya. Paling besar tentu saja Google, sang raksasa internet.
Di kuartal II-2017 Google masih memimpin perolehan uang dari iklan digital. Google mengambil 33 persen pangsa pasar dengan nilai pendapatan mencapai $77,8 miliar. Posisi ke-2 diduduki Facebook dengan pangsa pasar sebesar 16 persen atau $36,3 miliar pendapatan. Alibaba, menyeruak di posisi ke-3 dengan pangsa pasar sebesar 8 persen atau sebesar $17,4 miliar.
Selain di segmen iklan digital, Google pun dominan di segmen iklan mobile. Ia menguasai 35 persen pangsa pasar dengan $49,7 miliar pendapatan. Posisi ke-2 dan ke-3 diduduki oleh Facebook dan Alibaba dengan 23 persen dan 11 persen pangsa pasar. Google memang ditopang dari Android, dan Facebook punya media sosial termasuk Instagram.
Masuknya Alibaba di posisi ke-3 memang dorongan buat Tencent. Tapi Alibaba tak memiliki portofolio sebagus WeChat maupun QQ Mobile. Ini tentu tantangan yang harus diselesaikan Tencent.
Baca juga: Tencent, Penguasa Bisnis Games Terbesar di Dunia