Di Masa Depan, Robot juga Akan Kena Pajak
https://www.naviri.org/2017/12/robot-juga-kena-pajak.html?m=0
Naviri.Org - Kehadiran robot, perlahan namun pasti, diperkirakan akan menggantikan tenaga manusia, khususnya di bidang kerja. Pekerjaan yang murni menggunakan tenaga, dan proses pengerjaannya hanya mengulang-ulang hal yang sama, bisa diambil alih robot, karena robot bisa melakukan hal semacam itu dengan mudah, bahkan lebih cepat serta lebih efisien.
Kenyataan itu kemudian memunculkan pertanyaan problematis. Jika robot-robot telah menggantikan manusia, khususnya di bidang kerja, lalu bagaimana nasib para manusia yang semula menangani pekerjaan tersebut? Kemudian, jika semula para pekerja dikenai pajak atas penghasilan pekerjaannya, mungkinkan robot yang menggantikan mereka juga dikenai pajak untuk hal yang sama?
Pertanyaan itu direspons itu oleh Bill Gates, sang miliuner pencipta Microsoft. Dia menyatakan, kehadiran teknologi sudah tidak bisa dielakkan, dan robot-robot memang akan menggantikan manusia di masa depan.
Dalam satu wawancara dengan Quartz, Maret 2017, Gates menyeletuk soal gagasan untuk memajaki para robot dan kecerdasan buatan. Menurut Gates, disrupsi pekerjaan manusia yang akan diambil alih robot tinggal tunggu waktu. Dan membebani para robot dengan pajak, sebagaimana para manusia yang bekerja, adalah salah satu hal yang harus dipikirkan.
Dalam visi Gates, manusia masih dibutuhkan untuk terlibat pekerjaan yang membutuhkan empati dan simpati, seperti mengajar, mengasuh, merawat, dan sebagainya. Itu sebabnya, pekerjaan yang biasa mengandalkan tenaga bisa mulai dikerjakan otomatis oleh robot dan kecerdasan buatan.
“Tapi Anda tak bisa begitu saja mengesampingkan pajak penghasilan, karena dari sana sumber uang,” kata Gates.
Logika Gates ini sebenarnya serupa dengan gagasan memajaki perusahaan karena munculnya mesin uap, yang dulu juga ditakuti karena dapat menggantikan tenaga kuda dan manusia.
Ia yakin tak ada yang merugikan dari gagasan itu. Ketakutan manusia akan digantikannya dengan robot justru bisa diatasi oleh gagasan memajaki para robot. Memajaki robot maksudnya adalah memajaki bisnis yang menggunakan mereka. Hasil pajak itu, menurut Gates, akan digunakan untuk pelatihan dan gaji lebih layak para pekerja manusia.
Gagasan ini kali pertama muncul pada Mei 2016 dalam draf parlemen Eropa yang disiapkan oleh salah satu anggotanya, Maldy Delvaux. Dasar pikirannya serupa yang disampaikan Gates, bahwa ketakutan manusia digantikan robot bisa dijawab dengan praktik tersebut.
Namun, gagasan ini menuai pertentangan dari banyak pihak, terutama perusahaan-perusahaan teknologi. Noah Smith, kolumnis Bloomberg, misalnya, berkata bahwa memajaki perusahaan-perusahaan itu hanya akan memperlamban pertumbuhan dan inovasi. “Dan tidak menolong tergantikan manusia oleh otomatisasi,” tulisnya.
Robert Shiller, ekonom dari Yale, justru mendukung Gates dan gagasan Delvaux. Menurutnya, memajaki robot tak akan membuat kekayaan individu—terutama para bos perusahaan teknologi—bakal berkurang. Pajak itu justru jadi tabungan untuk para manusia yang terkena dampak disrupsi teknologi dan harus melakukan "transisi karier."
“Ini sesuai dengan rasa keadilan alami kita, dan karenanya cenderung akan lebih bertahan,” ungkap Shiller. Maksudnya, pajak yang digunakan untuk jaminan para pekerja manusia akan terasa lebih adil dan mudah diterima.
Kehadiran robot dan kecerdasan buatan harusnya membuat kita sadar, bahwa perdebatannya memang bukan lagi tentang: akankah robot menggantikan manusia, melainkan: bagaimana caranya tetap bertahan?
Baca juga: Di Masa Depan, Robot Bisa Berjalan dan Punya Anak