Tencent, Penguasa Bisnis Games Terbesar di Dunia
https://www.naviri.org/2017/12/penguasa-bisnis-games-terbesar.html
Naviri.Org - Kekuasaan di bisnis games tampaknya mulai tergeser, dan kali ini tongkat kepemimpinan atas bisnis tersebut berada di tangan Tencent. Uniknya, peran besar Tencent dalam bisnis games di dunia nyaris tak terlihat, karena begitu banyaknya bisnis lain yang juga ada di jaringannya.
Sebelumnya, Tencent terkenal sebagai perusahaan yang memiliki aplikasi pesan instan bernama WeChat. Selain itu, perusahaan tersebut juga memasuki wilayah bisnis lain, termasuk e-commerce.
Selain pesan instan, portofolio paling populer yang dimiliki Tencent adalah JD.com, layanan yang serupa dengan Amazon milik Jeff Bezos, orang terkaya di dunia saat ini. Tencent memang tak memiliki JD.com secara penuh. Tencent baru sebatas memiliki 21,25 persen saham e-commerce itu. Namun, fakta bahwa JD.com merupakan e-commerce yang memiliki nilai penjualan sebesar $34,24 miliar untuk kawasan Asia di 2016 lalu, kepemilikan itu cukup membuat Tencent dapat untung besar dari JD.com.
Secara sederhana, Tencent memang terlihat di mata publik pemilik WeChat dan JD.com. Namun, Jonathan Pan, dalam tulisannya yang dipublikasikan di Wired, mengungkapkan bahwa Tencent lebih tepat disebut perusahaan gim daripada perusahaan aplikasi. Ia menulis bahwa Tencent merupakan “perusahaan gim paling besar di seluruh dunia” saat ini.
Ungkapan Pan memang memiliki dasar. Tencent merupakan perusahaan pemilik Riot sekaligus Supercell. Dua studio gim yang sukses. Riot merupakan studio gim di balik gim bernama League of Legends, gim online dengan 100 juta pengguna aktif bulanan di 2016 lalu. Sementara Supercell merupakan perusahaan di balik gim mobile bernama Clash of Clans dan Clash Royale. Supercell memiliki pendapatan hingga €845 juta di 2015 lalu.
Selain Riot dan Supercell, Tencent memiliki studio gim lain dalam genggamannya seperti Epic Games, Glue Mobile, serta Activision Blizzard.
Capaian bisnis gim Tencent tidak diraih seketika. Taring yang menancap di segmen ini dimulai pada 2008 lalu. Kala itu, Tencent mulai masuk ke dunia gim dengan membeli lisensi gim-gim yang populer di AS dan Eropa guna membawanya ke Cina. Nama-nama seperti CrossFire serta Dungeon & Fighter adalah gim yang dibawa lisensinya ke Cina.
Kuatnya Tencent di segmen gim, berimbas dari cara mereka memperoleh pendapatan. Pan mengatakan bahwa Tencent memperoleh pendapatan lebih serupa Disney daripada Facebook, Amazon, maupun perusahaan internet lainnya.
Tencent mendapatkan duit dari berjualan merchandise, musik, show, hingga tiket theme park atas portofolio gim dan karakter digital yang mereka miliki. Selain itu, Tencent pun mendapatkan keuntungan dari berjualan barang-barang virtual seperti avatar maupun personalisasi digital di gim-gim maupun aplikasi miliknya.
Pendapatan dari iklan, yang menjadi kekuatan utama Facebook, hanya menyumbang 17 persen dari total pendapatan Tencent di 2016 lalu.
Baca juga: Mengapa Ada Banyak Orang Kecanduan Facebook?