London, Kota dengan Lalu Lintas Terburuk di Eropa
https://www.naviri.org/2017/12/london.html
Naviri.Org - Lalu lintas yang buruk dan kemacetan adalah mimpi buruk di jalan raya yang harus dihadapi para pengendara. Mobil-mobil harus berjalan merayap, sementara sepeda motor harus menyelap-nyelip jika ingin menerobos kemacetan. Fenomena semacam itu nyaris terjadi di mana-mana, khususnya di kota-kota besar, khususnya lagi di jam-jam sibuk.
Kenyataan buruk berupa kemacetan di jalan raya sebenarnya berakar pada hal sepele. Yaitu makin bertambahnya jumlah penduduk. Karena penduduk makin banyak, kebutuhan kendaraan makin banyak. Seiring dengan itu, kebutuhan transportasi juga makin padat. Sementara jalan raya yang digunakan nyaris tak pernah bertambah. Kalau pun diperlebar, luasnya selalu tak mampu menampung jumlah kendaraan yang ada. Itulah awal mula kemacetan di mana-mana.
Kita yang ada di Indonesia tentu sudah tak asing dengan kemacetan di Jakarta. Namun, kemacetan bukan hanya milik Kota Jakarta. Kota-kota besar dunia, termasuk di negara-negara maju, tak lepas dari kepadatan lalu lintas yang parah. London misalnya, Business Insiders menyebut kota itu sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di Eropa karena kemacetan. London berada di peringkat nomor empat di Eropa, bahkan Tom Tom menempatkan London sebagai kota paling macet nomor ke-25 di dunia.
Sejak masa lampau, London sudah tak asing dengan kemacetan. Pada pertengahan abad ke-19, kota ini telah mengalami kemacetan yang cukup parah. Dalam buku berjudul “Victorian London: The Life of a City 1840-1870” yang ditulis oleh Liza Picard, sudah ada 13 ribu kendaraan, termasuk kereta kuda, yang lalu-lalang di jalan-jalan Kota London kala itu.
Keadaan paling semrawut terjadi di Jalan Temple Bar, Bank of England, dan London Bridge. Kepadatan kendaraan di jalan-jalan itu terjadi pada jam-jam kerja. Selain banyaknya kendaraan yang melintas, jalanan Kota London masa lampau juga sudah dipenuhi oleh para pejalan kaki. Pada 1854, tercatat ada 200 ribu pejalan kaki di pusat Kota London.
Picard mengatakan, “Anggota parlemen bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk menyeberang Bridge Street untuk menuju gedung parlemen.” Salah satu orang penting di waktu itu, Colonel Pierpont, kesulitan menyeberang St. James Street untuk menuju klub kesukaannya.
Lalu lintas yang padat jelas menyulitkan para pejalan kaki, terutama bila berhadapan dengan persimpangan jalan. Bila dibiarkan akan menimbulkan kemacetan dan kecelakaan. Pada 1868, tepat 149 tahun yang lalu, lampu lalu lintas pertama diperkenalkan untuk mengatur persimpangan jalan. Lampu lalu lintas dipasang di dekat gedung parlemen Inggris, di Westminster. Mengatur persimpangan jalan antara Great George Street dan Bridge Street.
Baca juga: Jakarta dan Sao Paulo, Kota dengan Kemacetan Paling Gila