Freelancer, Pekerjaan Idaman Generasi Milenial
https://www.naviri.org/2017/12/freelancer.html?m=0
Naviri.Org - Secara garis besar, ada dua jenis kerja terkait perusahaan milik orang lain. Pertama adalah menjadi pekerja tetap, dan kedua adalah pekerja lepas. Masing-masing jenis itu tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, dan masing-masing orang tentu bebas memilih. Terkait hal itu, ada kecenderungan generasi milenial lebih menyukai menjadi pekerja lepas alias freenlancer.
Generasi milenial memang telah lama diketahui sebagai generasi yang menyukai kebebasan. Dalam hal itu, bekerja sebagai karyawan tetap, yang harus berangkat pagi dan pulang malam, lalu seharian suntuk di kantor, plus mengenakan seragam, tampak kurang mengasyikkan bagi generasi milenial. Bagi mereka, menjadi freelancer—dan bebas kerja di mana pun, dengan pakaian apa pun—jauh lebih menyenangkan.
Neil Gaiman, penulis misteri dan fantasi asal Inggris, pernah diundang berbicara di hadapan mahasiswa University of the Arts di Philadephia, angkatan tahun 2012. Dalam acara itu, ia berbicara mengenai karier sebagai seorang pekerja lepas atau freelancer.
“Hidup sebagai pekerja lepas atau freelance,” ujar Neil Gaiman, “bisa digambarkan seperti menghanyutkan botol berisi pesan dari pulau terpencil, sembari berharap seseorang akan menemukan botol tersebut dan membaca pesan di dalamnya, lalu memasukkan sesuatu ke dalam botol itu untuk dihanyutkan kembali ke arahmu, bisa berupa apresiasi, komisi, uang, atau cinta. Dan kamu harus belajar menerima apapun isi botol yang kembali padamu.”
Mengenakan toga akademisi, alih-alih kemeja kulit hitam khasnya, dalam lektur bertajuk “Make Good Art” tersebut, ia membagikan beberapa petuah motivasi berbumbu humor kepada calon seniman dan pekerja kreatif yang menjadi audiensnya, termasuk bagaimana ia menjalani kariernya sebagai jurnalis lepas sebelum meraih popularitas lewat karya-karya fiksi seperti Coraline, Stardust, dan American Gods.
Terlepas status cult dan usia yang sudah menginjak 56 tahun, Neil Gaiman masih menganggap dirinya sebagai seorang pekerja lepas. Seolah meminjam kekuatan membaca masa depan dari salah satu karakter kreasinya, di pidato tersebut ia pun meramalkan jika menjadi pekerja lepas (freelancer) akan menjadi jalur karier yang kian mapan di masa mendatang.
Tak butuh waktu lama untuk menunggu ramalan tersebut sahih. Tahun ini saja, angka pekerja lepas di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Menurut laporan terbaru yang dirilis oleh Freelancers Union dan Upwork, sekitar 36 persen dari pekerja AS saat ini, atau sekitar 57,3 juta orang, bekerja sebagai pekerja lepas dan menyumbangkan $1,4 triliun ke pertumbuhan ekonomi negaranya.
Laporan yang sama menyebut jika 47 persen pekerja generasi milenial memilih pekerjaan freelance sebagai karier, dan diprediksi di tahun 2027 nanti freelancer akan menjadi profesi mayoritas di lapangan kerja AS.
Bukan hal yang rumit untuk meraba alasan banyak milenial memilih bekerja lepas. Bagaimanapun, generasi milenial juga disebut generasi langgas, alias generasi yang disinonimkan dengan kata “bebas”. Fleksibilitas dan kebebasan freelancing yang lebih cair tentu mempunyai daya tarik sendiri dibanding terkungkung di lingkup kerja tradisional dengan jam kerja, struktur, dan kode busana yang kaku.
“Kata ‘freelance’ itu sendiri mengandung kata ‘bebas’ di dalamnya. Bagi generasi yang lebih muda, itu bisa diartikan sebagai kebebasan mengejar passion dan membangun karier sesuai bayangan di benak mereka, berdasarkan bagaimana mereka ingin menikmati hidup dibanding menurut pada pakem tradisional untuk meraih kesuksesan,” ungkap Stephane Kasriel, CEO dari Upwork.
Tidak dimonopoli Milenial
Bagi generasi milenial, bekerja sebagai freelancer berarti mengerjakan hal yang mereka sukai, mendapat uang, sekaligus lebih fokus mempertajam talenta di bidang yang mereka kuasai. Namun, freelancing pun tidak menjadi monopoli milenial seutuhnya. Generasi-generasi di atasnya juga mulai banyak yang beralih ke pekerjaan lepas. Alasannya bukan hanya mencari uang tambahan, tapi juga sebagai rencana menjelang masa pensiun.
Priscilla Claman, presiden dari firma konsultasi Career Strategies, menyebut jika banyak kliennya di usia menjelang pensiun tidak benar-benar pensiun total, tapi beralih ke pekerjaan lepas atau menjadi konsultan. “Pekerjaan lepas menjadi jembatan antara masa bekerja dan pensiun. Selain itu, bagi perempuan yang ingin kembali berkarier setelah menjadi ibu rumah tangga, banyak yang memulai dari freelancing, sebelum menjadikannya sebagai pekerjaan penuh waktu,” paparnya.
Dari sudut pandang perusahaan dan penyedia kerja pun, menyewa pekerja lepas memiliki beberapa keuntungan. Misalnya, perusahaan kecil yang baru merintis bisnis tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk menyewa lahan kantor jika semua pekerja mereka bekerja dari rumah. Selain itu, menyewa pekerja lepas juga dapat menghemat waktu.
Belum lagi risiko kehilangan pekerja yang pindah ke perusahaan lain. Dengan iklim bisnis yang kompetitif, bukan hal yang aneh bagi pekerja untuk berpindah-pindah kerja dengan berbagai alasan, khususnya generasi milenial yang mendapat stigma sebagai “kutu loncat” karena tidak ragu berpindah kerja.
Studi yang dilakukan oleh Dale Carniage Indonesia tentang kultur bekerja milenial mengungkap jika hanya 1 dari 4 pekerja milenial yang loyal terhadap perusahaan. Biaya rata-rata yang harus dikeluarkan untuk mengganti seorang karyawan adalah 20 persen dari gaji tahunan mereka. Tidak termasuk kerugian lain seperti produktivitas perusahaan yang terpangkas, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerja pengganti.
Dibanding mencari calon pekerja lewat tumpukan resume yang memakan waktu, sekarang ini perusahaan dimudahkan dengan beberapa situs pencari kerja, khususnya yang berfokus pada pekerja lepas, di mana orang tinggal mengunggah profil, portofolio, dan rekomendasi untuk dilirik oleh perusahaan.
Perusahaan pun lebih mudah mencari pekerja dengan keahlian khusus di satu bidang untuk pekerjaan yang sifatnya spesifik. Masih berdasar laporan Freelancers Union dan Upwork, 71 persen pekerja lepas saat ini mengaku jika jumlah pekerjaan yang mereka dapat dari internet jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya.