Mengenal dan Memahami Seasonal Affective Disorder
https://www.naviri.org/2017/12/Seasonal-Affective-Disorder.html
Naviri.Org - Ada beberapa macam bentuk depresi, dan salah satunya adalah Seasonal Affective Disorder, yaitu depresi yang berkaitan dengan musim, atau datang pada waktu-waktu tertentu, untuk kemudan menghilang di waktu-waktu lain. Seasonal Affective Disorder mengemuka menjadi topik percakapan, setelah diketahui bahwa Kim Jong-hyun menderita depresi tersebut, hingga memutuskan bunuh diri.
Kim Jong-hyun, anggota boyband SHINee asal Korea Selatan, melakukan tindakan bunuh diri pada 18 Desember 2017. Pria berusia 27 tahun tersebut diduga dengan sengaja menghirup gas karbon monoksida dari panggangan briket batubara untuk mengakhiri nyawanya.
Meski belum diketahui secara pasti apa pendorong tindakan pria yang akrab disapa Jonghyun itu, dugaan terkuat adalah depresi yang dialaminya.
Pasalnya, dalam sebuah wawancara dengan Blue Night Radio pada 2016, Jonghyun secara terus terang mengakui bahwa dirinya mengidap salah satu jenis depresi, yaitu seasonal affective disorder.
Selain itu, mengutip Metro, sang vokalis juga memiliki tato anjing hitam di tubuhnya yang diasosiasikan sebagai simbol depresi. Simbol tersebut dipopulerkan oleh Winston Curchill, perdana menteri Inggris saat Perang Dunia II, yang menyatakan anjing hitam sebagai simbol depresi yang dialaminya.
Bahkan dalam wawancara dengan Esquire pada Mei 2017, Jonghyun sekali lagi menyatakan bahwa ia mengalami depresi.
"Sejak kecil saya telah menunjukkan banyak perasaan depresif, dan hal yang sama terjadi saat ini," kata Jonghyun. "Tetapi saya pikir saya tidak dapat terus hidup dengan mempertahankan perasaan depresi itu selamanya."
Ketika telah wafat, barulah orang-orang menyadari bahwa Jonghyun tidak main-main dengan pengakuan dan makna tatonya tersebut.
Mengenal seasonal affective disorder
Seasonal affective disorder atau gangguan afektif musiman merupakan salah satu jenis depresi yang berhubungan dengan perubahan musim. Gangguan ini dimulai dan berakhir pada waktu yang sama setiap tahun.
Gejala gangguan musiman ini bisa muncul pada akhir musim gugur atau awal musim dingin, dan hilang selama hari-hari yang lebih cerah pada musim semi dan musim panas, atau bisa juga sebaliknya.
Pada kasus Jonghyun, ia menyatakan telah mengalami gangguan musiman ini sejak kecil pada musim gugur. Ia pernah mengatakan, "Kurasa aku makin sensitif. Aku sering menangis, mungkin karena ini musim gugur?"
Menjadi lebih sedih, merasa tertekan hampir setiap hari, tidak bergairah menjalani kehidupan, rendah energi, mengalami masalah tidur, perubahan nafsu makan atau berat badan, lebih lesu, gelisah, sulit konsentrasi, putus asa, merasa bersalah, dan sering memikirkan kematian, hingga bunuh diri, adalah gejala yang dialami orang-orang dengan gangguan musiman ini.
Pada beberapa orang dengan gangguan bipolar, musim semi dan musim panas dapat membawa gejala mania atau bentuk mania yang kurang intens (hypomania), dan musim gugur dan musim dingin bisa menjadi saat depresi.
Penyebab seasonal affective disorder
Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, meski tak ada penyebab spesifik, tapi beberapa faktor bisa berperan, termasuk jam biologis atau ritme sirkadian, juga tingkat Matahari yang berkurang pada musim gugur dan musim dingin. Jam internal tubuh terganggu hingga menyebabkan depresi.
Faktor lain adalah penurunan tingkat serotonin, zat kimia otak (neurotransmiter) yang memengaruhi suasana hati dan mungkin berperan dalam gangguan afektif musiman. Perubahan pada melatonin yang berperan pada pola tidur dan suasana hati juga masuk bisa berpengaruh.
Ada pun faktor yang meningkatkan risiko gangguan ini meliputi sejarah keluarga, memiliki depresi berat atau gangguan bipolar, tinggal jauh dari khatulistiwa sehingga terjadi penurunan sinar matahari terjadi lebih lama pada musim dingin.
Untuk memastikan seseorang mengalami gangguan afektif musiman, dokter akan melakukan pengecekan meliputi pertanyaaan apakah Anda mengalami depresi selama musim yang sama dan menjadi lebih baik saat musim berganti setidaknya 2 tahun berturut-turut.
Selain itu, dokter akan melakukan penilaian kesehatan mental untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang perasaan Anda, dan seberapa baik Anda dapat berpikir, beralasan, dan mengingat.
Pengobatan seasonal affective disorder
Untuk pengobatan, bisa dilakukan terapi cahaya, obat-obatan, dan konseling. Menurut para ahli, terapi cahaya bekerja dengan mengatur ulang jam biologis seseorang dan dapat membantu meringankan gejalanya.
Penderita gangguan ini bisa mendapatkan terapi dari kotak cahaya, yang bagian lampu neonnya lebih terang daripada lampu dalam ruangan, tetapi juga tidak secerah sinar matahari. Lampu ultraviolet, lampu spektrum penuh, lampu penyamakan, dan lampu panas tidak boleh digunakan.
Terapi cahaya biasanya dilakukan 30 menit sampai 2 jam sehari, tergantung pada seberapa kuat cahaya dan apakah Anda mulai atau sudah menggunakannya untuk sementara waktu. Lampu digunakan setiap hari sampai musim berubah.
Selain itu, penggunaan obat antidepresan juga bisa membantu orang dengan gangguan ini, dan tetap bisa dikonsumsi bersamaan dengan terapi cahaya. Obat-obatan yang umum digunakan yaitu paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), bupropion (Wellbutrin) dan venlafaxine (Effexor).
Cara lain yang bisa dilakukan secara teratur adalah olahraga termasuk berjalan, bersepeda, atau berenang, dan mendapatkan sinar matahari alami. Olahraga pada siang hari dapat membantu seseorang menjadi lebih banyak energi dan mengurangi perasaan tertekan.
Baca juga: Memahami Gejala Depresi yang Memicu Bunuh Diri