Kontroversi UFO, dari Insiden Roswell Sampai Soviet
https://www.naviri.org/2017/12/Kontroversi-UFO.html
Naviri.Org - Hal menarik yang menjadikan UFO (Unidentified Flying Objects) terus dibicarakan banyak orang adalah karena ketidakjelasannya. UFO bisa dibilang antara ada dan tak ada. Sebagian orang percaya bahwa UFO benar-benar ada, sementara sebagian lain tak percaya dan menganggap UFO tidak pernah ada. Di dalam ketidakjelasan semacam itu, polemik dan kontroversi terkait UFO tak pernah reda.
Andrew Siemion, direktur pusat riset Universitas Berkeley, SETI, pernah menyatakan, “Deskripsi obyektif dari setiap fenomena [UFO] musti didukung bukti yang kuat. Sementara kami tidak memiliki bukti semacam itu. Selain itu, para astronom menghabiskan hidup mereka menjelajah langit dengan berbagai teleskop dan perangkat teknis lainnya. Dan kita tidak pernah bisa menemukan foto pesawat luar angkasa yang tidak bisa dijelaskan.”
Pembahasan mengenai UFO—dan makhluk-makhluk luar angkasa—di Amerika memang menarik perhatian. Nyatanya, bukan kali ini saja pemberitaan tentang UFO membuat masyarakat terbelah suaranya.
Pada 1947, misalnya, dikabarkan sebuah benda terbang jatuh di Kota Roswell, New Mexico. Laporan Angkatan Udara Roswell menyebutkan sebuah “cakram terbang” telah ditemukan. Masyarakat dikabarkan melihat adanya “orang asing” yang jadi korban dan diangkut militer. Akan tetapi, lewat siaran persnya yang kedua pada 1994, pemerintah menjelaskan benda itu adalah “balon cuaca” untuk memantau atmosfer.
Namun, masyarakat tidak serta merta percaya. Berdasarkan jajak pendapat yang dihimpun CNN dan Time pada 1997, hampir dua pertiga responden mengatakan mereka percaya UFO telah mendarat di Roswell. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan mantan pejabat Urusan Umum Angkatan Darat Amerika, Walter Haut, yang menyatakan bahwa benda yang ditemukan di Roswell berbentuk “piring terbang.”
Pasca-insiden Roswell, pemerintah mengeluarkan program bernama Project Blue Book, yang dirancang menyelidiki laporan UFO dari tahun 1948 sampai 1969. Kala itu, personil Angkatan Udara melihat 12.618 penampakan UFO.
Kendati demikian, program Project Blue Book menyimpulkan: “Tidak ada UFO yang dilaporkan, diselidiki, dan dievaluasi oleh Angkatan Udara, yang pernah memberikan indikasi ancaman terhadap keamanan nasional.” Proyek ini ditutup pada 1969 karena alasan pendanaan.
Memasuki tahun 1960, pemerintah mengeluarkan proyek Ozma, yang didanai oleh National Science Foundation, badan federal yang dibentuk pada 1950. Proyek senilai $2 ribu ini diklaim sebagai riset ilmiah untuk mencari tanda-tanda transmisi radio dari “dunia lain.”
Dengan menggunakan teleskop di Green Bank Observatory, proyek tersebut diharapkan bisa menyimak transmisi radio dari planet di orbit Tau Ceti dan Epsilon Eridani. Sayangnya, harapan itu gagal terwujud. Proses pemindaiannya selalu nihil transmisi.
Di antara peristiwa yang disebutkan di atas, kejadian antara Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev saat Konferensi Jenewa 1985 merupakan sebuah fenomena unik, lebih unik ketimbang spekulasi UFO itu sendiri. Singkat cerita, di tengah negosiasi dua pemimpin blok Perang Dingin yang berseteru, UFO muncul dalam pembicaraan. Perbincangan keduanya kemudian dirahasiakan dari publik.
Akan tetapi percakapan Gorby-Reagan pun akhirnya bocor. Pada 2009, Menlu era Reagan George Shultz mengungkapkan isi pembicaraan mereka ke publik. Menurut pengakuan Shultz, Reagan bertanya apakah Amerika dan Rusia dapat “berdamai” sejenak jika bumi diserang alien maupun benda asing macam UFO?
Gorbachev tak bisa menahan tawa. Ia menganggap Reagan terlalu berlebihan memaknai situasi perang sehingga membawa unsur-unsur lain seperti alien. Namun, pada akhirnya, Gorbachev menjawab bersedia untuk bekerjasama dengan Amerika Serikat apabila suatu saat bumi diserang makhluk alien ganas.
Baca juga: Terkuaknya Program Rahasia AS dan Pencarian UFO