Sepuluh Tahun Lagi, Jakarta Akan Tenggelam
https://www.naviri.org/2017/12/Jakarta-Akan-Tenggelam.html
Naviri.Org - Ada bencana yang sedang mengancam kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Ancaman yang akan datang itu tidak main-main, yaitu tenggelamnya kota ke dalam laut. Diperkirakan, sepuluh tahun yang akan datang, Jakarta akan menjadi salah satu kota yang tenggelam.
Perkiraan itu sebenarnya masuk akal. Jakarta saat ini menghadapi aneka masalah yang mungkin tidak terlalu diperhatikan, namun masalah itu terus bertumpuk dan menjadikan Jakarta makin kritis.
Di Jakarta, tak terhitung banyaknya gedung tinggi yang menjulang, dengan berat berton-ton. Keberadaan gedung-gedung pencakar langit itu, perlahan namun pasti, membuat daratan Jakarta amblas perlahan-lahan. Seiring dengan itu, Jakarta tertutup oleh aspal dan beton, sehingga air hujan yang datang sulit meresap masuk tanah. Masalah itu masih diperparah dengan sampah yang ada di mana-mana, dan pengaturan kota yang kurang memperhatikan keseimbangan alam.
Dilansir dari The New York Times, Jakarta akan tenggelam lebih cepat dibanding kota besar lainnya di dunia. Penyebabnya bukan hanya pemanasan global, tapi kota Jakarta memang sedang tenggelam. Apalagi 97 persen wilayah Jakarta sudah tertutup lapisan beton dan aspal.
Hal ini memang tak bisa dihindari, akibatnya level Laut Jawa meningkat dan cuaca di Jakarta jadi lebih ekstrem. Jika tak percaya, coba ingat hujan badai di awal musim hujan tahun ini. Akibatnya, banjir di beberapa jalan protokol Jakarta.
Kemudian, penggalian sumur-sumur ilegal oleh para penduduk Jakarta. Akibatnya apa? Tetesan air pun mengaliri lapisan bawah tanah, tempat Jakarta berdiri, seakan-akan mengempiskan bantalan di bawahnya.
Bahkan sekarang hampir 40 persen wilayah di Jakarta sudah ada di bawah permukaan laut. Contohnya daerah Muara Baru, yang ternyata sudah tenggelam sekitar 4,26 meter dalam tahun terakhir.
Jadi, perubahan iklim di Jakarta sebenarnya sama dampaknya dengan di berbagai belahan dunia lainnya. Bedanya, di Jakarta ada "tsunami" buatan yang terjadi karena pembangunan yang ditinggalkan, perencanaan yang kurang, hampir tak ada saluran air/selokan, dan bahkan terbatasnya air tanah yang bisa diminum.
Menurut pakar hidrologi, Jakarta hanya punya waktu 10 tahun atau 1 dekade buat menahan supaya tidak tenggelam. Kalo tidak, utara Jakarta dengan jutaan penduduknya juga bakal tenggelam.
Bagaimana caranya supaya Jakarta tidak tenggelam? Jakarta harus menghentikan penggalian sumur dan menyediakan pasokan air bersih, membersihkan saluran air dan juga saluran pembuangan. Selain itu, kanal-kanal dan sungai yang tercemar pabrik kimia juga harus dibersihin.
Bahkan menurut Janjaap Brinkman, ahli hidrologi, proyek Giant Sea Wall atau tanggul raksasa perlu dibangun untuk menahan naiknya air laut. Tapi kalau berkaca dengan tingkat penurunan tanah sekarang, tanggul raksasa itu bahkan bisa ada di bawah laut di tahun 2030. Tapi, kalo menurut pengamat cuaca Ardhasena Sopalheuwakan, tanggul raksasa tidak perlu dibangun. Cukup dengan mengembalikan Jakarta Utara ke alam dengan menanam hutan mangrove dan meremajakan waduk yang ada di Jakarta.
Bukan hanya Jakarta yang tenggelam, tapi ibu kota Jepang, Tokyo, juga tenggelam sedalam 3,65 meter sejak tahun 1990. Tapi mereka berhasil membangun infrastruktur baru dan juga peraturan yang lebih ketat sehingga menjadi kota inovasi global.
Mungkin Jakarta bisa jadi kota di abad 21 seperti Tokyo di abad 20 untuk contoh pengembangan kembali kota urban.
Baca juga: Jakarta Masuk Sebagai Kota Paling Stres di Dunia