Sejarah dan Asal Usul Internet
https://www.naviri.org/2017/11/sejarah-dan-asal-usul-internet.html?m=0
Naviri.Org - Membayangkan hidup tanpa internet sepertinya sulit sekali, khsusnya bagi generasi zaman sekarang yang sudah biasa terhubung dengan internet. Apalagi setelah ponsel-ponsel pintar menjadi genggaman semua orang, internet seperti menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus selalu dipenuhi. Kapan saja dan di mana saja, orang ingin terus terhubung dengan internet.
Ada banyak hal yang menjadikan orang ingin terus terhubung dengan internet. Bisa karena keaktifan di media sosial, karena ingin selalu up to date dengan berita-berita terkini, atau pun karena hal lain. Yang jelas, saat ini, internet telah menjadi bagian daya hidup sebagian orang di dunia.
Terkait hal itu, bagaimana sebenarnya internet dipertemukan pertama kali? Bagaimana perkembangannya, hingga kini menjadi hal penting dalam peradaban manusia? Siapakah yang berperan penting dalam kelahiran internet?
Di awal dekade 1960-an, dunia belum mengenal internet—paling tidak dalam artian empiris. Di masa itu, internet baru sebatas konsep.
Konsep internet diperkenalkan ilmuwan Massachusetts Institute of Technology (MIT) J.C.R Licklider, dalam gagasan berjudul “Intergalactic Network.” Selain Lickelider, gagasan soal internet juga diprakarsai mahasiswa doktoral MIT, bernama Leonard Kleinrock, melalui tulisannya tentang teori packed-switching. Suatu terori yang memungkinkan file digital dipermak ke dalam bentuk paket-paket kecil, dan ditransmisikan pada komputer tujuan.
Gagasan Kleinrock kemudian dipertajam Paul Baran, ilmuwan dari RAND Corporation, lembaga think-tank di bawah komando Douglas Aircraft Company. Pada 1962, ia menulis makalah ilmiah berjudul “On Distributed Communication Network.”
Dan jika menarik lorong waktu lebih jauh, sesungguhnya, dalam bahasa lain, gagasan internet tidak hanya mencuat di dekade 1960-an. Nikola Tesla, sosok jenius yang melahirkan arus listrik alternating current (AC)—yang kini menjadi standar perlistrikan dunia dibandingkan direct current (DC) ciptaan Edison—mencetuskan ide “world wireless system” pada dasawarsa 1900-an. Suatu gagasan tentang dunia tanpa kabel yang termasuk di dalamnya teknologi listrik dan komunikasi nirkabel.
Gagasan-gagasan itulah yang kemudian direalisasikan oleh sebuah program di bawah komando Departemen Pertahanan Amerika Serikat bernama Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Program ini sesungguhnya lahir lebih dahulu dibandingkan kemunculan gagasan-gagasan soal internet di awal dekade 1960-an itu. DARPA dibangun pada 1958. Ia diciptakan AS guna mengantisipasi kejutan yang dihadirkan Uni Sovyet melalui program Sputnik-nya.
DARPA kemudian mendanai pengembangan teknologi packed-switching—cikal bakal internet. Tak tanggung-tanggung, 60 persen riset komputer yang dilakukan di dekade tersebut didanai DARPA. Penelitian soal internet bertujuan untuk menciptakan teknologi komunikasi antara pusat komando militer dengan pos terpencil, maupun dengan lokasi instalasi militer lainnya. Ini berguna untuk mengantisipasi serangan tiba-tiba, terutama dari Uni Sovyet, ancaman terbesar AS kala itu.
“Masalahnya adalah kita tidak memiliki sistem komunikasi mumpuni, dan (jika) misil Sovyet mengarah pada misil AS, akan membuat hancur seluruh sistem komunikasi berbasis telepon. Pada waktu itu Strategic Air Command hanya memiliki dua opsi jenis komunikasi. Satu adalah sistem telepon AS, dan pada lapisan atasnya, ialah radio berfrekuensi tinggi atau rendah,” ucap Paul Baran pada Vanity Fair.
Internet lahir mula-mula hanya digunakan untuk kepentingan militer maupun penelitian. Belum ada Google, Facebook, Twitter, atau lainnya. Di zaman itu, masyarakat belum menyadari manfaat dan arti penting internet bagi kehidupan sehari-hari.
“Web sebenarnya hadir bersamaan dengan tiga teknologi, sebut saja: hypertext, komputer pribadi, dan jaringan (internet). Ya, jaringan telah kita miliki, dan komputer pribadi ada di luar sana, tapi masyarakat belum menggunakan itu, karena mereka tidak tahu apa gunanya komputer (apalagi internet), kecuali mungkin untuk bermain beberapa gim,” ucap Robert Cailliu, salah satu penggagas world wide web.
Cailliu, ilmuwan asal Belgia, bersama-sama dengan Sir Timothy John Berners-Lee kemudian mentransformasikan internet menjadi sesuatu yang membumi. Orang banyak bisa mengaksesnya.
Kelahiran WWW
Berners-Lee adalah ilmuwan komputer kelahiran London, Inggris. Selepas menyelesaikan pendidikan di Oxford University, Berners-Lee bekerja sebagai teknisi perangkat lunak di CERN, labolatorium fisika di Geneva, Swiss.
Sebagai salah satu institusi riset terbesar di dunia, CERN mempekerjakan ribuan ilmuwan dari berbagai negara dan melahirkan berbagai informasi atau karya ilmiah. Sayangnya, saat Berners-Lee bekerja di CERN, ia mendapat kesulitan untuk berbagi maupun mencari informasi yang dihasilkan lembaganya.
“Di saat itu, terdapat informasi berbeda dalam komputer berlainan, tapi kamu harus masuk ke komputer yang berbeda untuk memperoleh informasi itu semua. Juga, terkadang kamu harus belajar program yang berlainan di tiap komputer. Seringkali jauh lebih mudah untuk pergi dan bertanya pada orang-orang (di CERN) apakah mereka memiliki kopi atau tidak,” ucap Berners-Lee menerangkan kesulitannya bekerja di CERN.
Atas dasar itulah Berners-Lee, pada Maret 1989, mengajukan sebuah proposal bertajuk “Information Management: A Proposal” pada Mike Sendall, atasannya di CERN.
“Banyak perbincangan soal masa depan di CERN dan era LHC berakhir dengan pertanyaan: O ya, tapi bagaimana kita tetap dapat menelusuri (informasi) proyek besar (di CERN)? [...] Pertama, ini merupakan perbincangan soal susahnya mengakses informasi di CERN. Lalu, proposal ini mengajukan ide tentang sistem informasi yang terhubung, dan mengkomparasikannya dengan teknik pencarian informasi yang sederhana,” tulis Berners-Lee dalam proposal itu.
Sayangnya, meskipun ide Berners-Lee terbilang baik, sang bos tidak serta merta mengabulkan proposal yang diajukannya. Sendall hanya meninggalkan jejak berupa kalimat “tidak jelas, namun menarik” di sampul proposal.
Lebih dari setahun kemudian, pada September 1990, Sendall baru memberikan ruang bagi Berners-Lee merealisasikan proposalnya. Di bulan itu, Berners-Lee mulai mengerjakan proyek pribadinya di CERN menggunakan NeXT—komputer yang dirancang Steve Jobs melalui Apple.
Sebulan kemudian, pada Oktober 1990, Berners-Lee sukses menciptakan 3 bagian fundamental dari dunia web yang kita kenal sekarang: HTML (Hypertext Markup Language), URI (Uniform Resource Identifier) yang kemudian dikenal dengan sebutan URL, dan HTTP (Hypertext Transfer Protocol).
Berners-Lee juga menciptakan editor web dan peramban pertama “WorldWideWeb.app” serta server untuk menempatkan web. Dan pada 13 November 1990, alias tepat 27 tahun lalu, halaman web http://nxoc01.cern.ch/hypertext/WWW/TheProject.html mengudara di dunia maya.
Apa yang diciptakan Berners-Lee inilah yang disebut World Wide Web atau biasa disingkat WWW. Istilah "WWW" merujuk pada hypermedia, atau konten, yang dibuat dengan memanfaatkan bahasa HTML dan berbagai unsur lainnya yang diciptakan Berners-Lee. Bahasa HTML memungkinkan informasi terhubung dengan informasi lain dalam jaringan internet.
HTML pun membuat arus perpindahan informasi menjadi mudah pada setiap komputer yang terkoneksi internet. Tanpa perlu menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda-beda.
Dan sejak 1991, ciptaan Berners-Lee itu tak hanya dinikmati CERN. Lembaga ini resmi mengundang siapa pun di luar instansinya memanfaatkan dan mengembangkan WWW. Pada 1992, University of Illinois sukses menciptakan peramban pertama. Sayangnya, baik peramban bikinan Berners-Lee maupun University of Illinois merupakan peramban dengan konsep text-based. Saat itu, belum ada peramban berbasis Graphical User Interface (GUI). Barulah pada 1993, peramban tersebut sukses dibuat.
Marc Andreesen, peneliti pada National Center for Supercomputing Application (NCSA), adalah orang yang menciptakan peramban berbasis GUI bernama Mosaic. Kemudian, di tahun 1994, Andreesen keluar dari NCSA. Ia lalu mengembangkan peramban komersial berbasis GUI pertama bernama Netscape Navigator.
Sayangnya, lantaran kedigdayaan Windows sebagai sistem operasi komputer, Microsoft sang pemilik kemudian menciptakan peramban sendiri bernama Internet Explore (IE). IE menjadi standar peramban karena ia merasuk pada Windows sebagai aplikasi pre-installed. Suatu strategi yang mustahil dilakukan Netscape.
Pada titik inilah internet, yang bertransformasi dalam bentuk WWW, sukses memasuki kehidupan manusia secara luas.
“Apa gunanya network (internet) bagi orang-orang (militer maupun peneliti)? Mereka menggunakannya untuk e-mail. Mereka mengirimkan file. Tapi hingga tahun ‘93 tidak ada aplikasi hebat (yang memanfaatkan internet) yang digunakan orang banyak. World Wide Web mengubah internet menjadi suatu repositori, repositori besar atas informasi dan pengetahuan yang pernah ada. Tiba-tiba (atas lahirnya WWW), orang-orang ingin mengecek kondisi cuaca atau pasar saham, tiba-tiba di sana ada kekayaan yang bisa diraih,” ucap Lawrence Landweber, profesor University of Wisconsin yang pada tahun 1979 menciptakan CSNet, suatu program yang memungkinkan para dosen universitas terhubung satu sama lain melalui internet.
Meskipun Tim Berners-Lee adalah sosok pencipta WWW, ia tak memungut bayaran sepeser pun sebagai royalti apa yang ia buat. Berners-Lee lebih memilih melepas anak kandungnya itu berkelana pada setiap orang, baik guna kepentingan penelitian, komersial, maupun hiburan. Dan alih-alih menciptakan perusahaan atau lembaga yang menampung keuntungan ciptaannya, Berners-Lee, di tahun 1994, mendirikan Word Wide Web Consorsium (W3C), suatu lembaga komunitas yang didedikasikan untuk membangun standardisasi web.
Pada 2004, atas jasanya menghadirkan internet ke ruang-ruang privat, Berners-Lee diganjar anugerah Knight Commander of the Order of the British Empire dari Kerajaan Inggris. Awalan “Sir” kemudian melekat pada namanya.
Tak hanya itu, di tahun 2016, Berners-Lee memperoleh penghargaan Turing Award, semacam penghargaan Oscar di bidang komputer. Atas kemenangannya, Berners-Lee menerima uang sebesar $1 juta dari Google, penyumbang utama ajang tersebut. Suatu hal yang menggelitik, mengingat Google hidup dari apa yang diciptakan Berners-Lee.