Kasus Medis yang Aneh, Laki-laki Melahirkan Bayi
https://www.naviri.org/2017/10/Laki-laki-Melahirkan-Bayi.html
Naviri.Org - Tubuh laki-laki berbeda dengan wanita, dan keduanya juga memiliki fungsi berbeda. Melahirkan bayi adalah sesuatu yang dilakukan wanita, karena anatomi tubuh wanita memang berfungsi untuk tujuan tersebut. Lalu kenapa bisa ada laki-laki yang melahirkan bayi?
Pertanyaan yang mungkin aneh itu mencuat, khususnya ketika muncul berita mengenai seorang remaja laki-laki melahirkan bayi laki-laki di sebuah rumah sakit di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pelajar di sebuah Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Polukulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu menjalani operasi untuk mengeluarkan bayi yang sudah tidak bernyawa, berbobot tiga kilogram.
Pihak RSI Sultan Agung Semarang, tempat Ganang Yudho Putra Duri—nama remaja tersebut—menjalani perawatan sejak Kamis (19/10) dan operasi pada Selasa (24/10) lalu, mengatakan hasil diagnosa sementara: Ganang memiliki embrio ganda.
"Jadi itu embrio kembarannya yang masuk di perut Ganang," ungkap Unggul, humas RSI Sultan Agung. "Yang satu berkembang, yang satu menyatu dengan tubuh. Kalau berkembang semua namanya kembar siam dan (saling) menempel. Jadi, embrio satu itu tidak berkembang dan masuk ke dalam perut Ganang."
Karena di dalam tubuh yang ditempeli mendapat aliran darah, maka embrio tersebut sempat hidup dan berkembang. "Apa yang dialami Ganang sangat langka, dan ini baru pertama saya ketahui," kata Sektretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dr Slamet Widodo. "Saya sudah konfirmasi ke tim medisnya, itu kembarannya Danang."
Ganang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dua orang kakaknya merupakan anak kembar laki-laki, dan dia memiliki satu adik perempuan.
Kasus remaja ini terbilang langka, namun bukan yang pertama di dunia. Pada tahun 2006, dilaporkan oleh ABC News, seorang remaja di India yang bernama Sanju Bhagat mengalami sesak dan setelah menjalani pemerikaan ditemukan dua janin dalam keadaan meninggal di dalam tubuhnya.
Medical Daily juga pernah melaporkan kasus seorang perempuan berusia 40 tahun dengan janin yang bukan anaknya di dalam tubuhnya di tahun 2015.
Pada tahun 2016, Detik.com menyebutkan seorang remaja Malaysia yang selama 15 tahun hidup dengan janin kembarannya di dalam tubuhnya.
Awal Agustus 2017 lalu, situs Live Science melaporkan seorang bayi lahir dengan kembarannya berada di dalam perutnya. Para dokter pertama kali menyadari keganjilan ini ketika mereka melakukan USG rutin pada seorang ibu yang sedang hamil, dan menemukan segumpal massa di dalam janin.
Setelah bayi itu lahir, dokter melakukan pemindaian perut bayi, dan menemukan adanya janin lain di dalamnya. Janin ini sudah memiliki lengan, tungkai dan otak, tetapi tidak memiliki tulang.
Para ahli menyebutnya 'fetus in fetu' yang berarti secara harfiah 'janinfetu dalam janin'. Biasanya, menurut dokter Boy Abidin, SpOG, kasus seperti ini terjadi jika ibu hamil memiliki janin kembar, dan mengalami kelainan.
"Ini sebutan kelainan kembar," katanya. "Fetus in fetu ada dua macam. Menempel seperti kangguru atau janin itu masuk ke dalam tubuh kembarannya."
Dalam laporan tentang Fetus in fetu: Review of the literature over the past 15 years, situs Science Direct menyebutkan bahwa selama 15 tahun, kasus langka ini sering dilaporkan dan diteliti agar dapat menjelaskan keadaan demografi, memperbaharui temuan genetik, penyebab dan akibatnya.
Dalam laporan tersebut, terdapat data selama tahun 1999 sampai 2013 yang menunjukkan telah ditemukan 95 kasus fetus in fetu di seluruh dunia. Di mana 63 persen atau 58 orang terjadi pada laki-laki, 37 persen atau 34 orang terjadi pada perempuan, dan tiga orang yang tidak disebutkan jenis kelaminnya.
Sampai saat ini, fetus in fetu masih dimasukkan ke dalam kondisi yang tidak membahayakan. Namun kontroversi terus berlanjut, terkait potensi menjadi berbahaya di masa yang akan datang.
Ketika tekanan massa dalam tubuh menjadi signifikan, maka anak atau orang dewasa dengan janin di dalam tubuhnya akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, infeksi, bahkan berkurangnya fungsi organ.
Para ahli berpendapat bahwa dengan pembedahan, anatomi tubuh dan fisiologi yang normal dapat dipulihkan, dan potensi bahaya dapat dihilangkan.
Namun dengan kemampuan mengamati penanda terjadinya tumor dan kemajuan teknologi radiografi, pengujian genetik dan tinjauan patologi, para dokter diharapkan dapat mempertimbangkan potensi, setidaknya selama dua tahun, untuk menghindari keganasan yang tidak terdeteksi.
Kendati demikian, para ilmuwan masih belum dapat menemukan secara pasti apa yang menyebabkan fetus in fetu ini. Pun demikian, seperti dilaporkan Arizona State University, mereka beranggapan bahwa keadaan yang jarang ini terbentuk dari 'parasitic twin' atau kembar parasit.
Kembar parasit terjadi ketika selama kehamilan kembar identik, salah satu janin terserap ke dalam janin lain di awal kehamilan. Jaringan kembar parasit bergantung pada tubuh kembarannya yang menjadi 'tuan rumah' untuk bertahan hidup.
Sementara sebagian ilmuwan menganggap bahwa fetus in fetu sebenarnya adalah teratoma, sejenis tumor yang dapat mengandung ketiga jenis sel utama yang ditemukan pada embrio manusia.
Baca juga: Apa Penyebab Sindrom Sleeping Beauty?