Konspirasi dan Kebohongan Isu Pemanasan Global
https://www.naviri.org/2017/09/konspirasi-pemanasan-global.html
Naviri.Org - Apakah Anda percaya isu global warming atau pemanasan global? Mungkin ya, karena ada banyak sekali berita, artikel, dan aneka video yang menjelaskan hal tersebut, lengkap dengan pendapat para pakar dan ilmuwan yang tampak kompeten dan meyakinkan. Namun, apakah Anda yakin bahwa pemanasan global benar-benar ada, dan bukan hanya sekadar kebohongan?
Di antara banyak ilmuwan yang mendukung teori atau isu pemanasan global, sebenarnya ada pula sebagian yang menentang atau menolak isu/teori tersebut. Salah satu yang menolak isu pemanasan global adalah Prof. Mojib Latif dari Jerman.
Prof. Latif adalah ilmuwan dari Leibniz Institute of Marine Sciences di Jerman. Sebelumnya, ia pendukung utama teori yang mengatakan bahwa emisi rumah kaca yang dihasilkan manusia telah menyebabkan peningkatan suhu global di bumi. Ia turut serta dalam menciptakan model iklim yang menjadi patokan bagi banyak peneliti di dunia. Ia juga pernah menerima beberapa penghargaan dalam studi mengenai iklim, dan ia seorang peneliti utama di IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), sebuah badan milik PBB yang pada tahun 2007 menerima nobel perdamaian bersama Al Gore.
Jadi, Prof. Latif adalah seorang pakar dan pemimpin utama dalam gerakan global warming yang diusung Al Gore.
Nah, kejutannya datang tanpa disangka. Pada konferensi yang sering membahas apa yang disebut "Scientific Consensus" mengenai Pemanasan Global yang diakibatkan perbuatan manusia, Prof. Latif mengakui bahwa bumi ternyata tidak mengalami pemanasan selama hampir satu dekade. Menurutnya, sepertinya kita akan memasuki masa "satu atau dua dekade dimana suhu bumi akan mendingin".
Teori pemanasan global Al Gore menyebutkan bahwa samudera Atlantik dan Pasifik akan menyerap suhu panas yang terkurung di bumi, yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah karbondioksida yang dihasilkan manusia. Penyerapan ini akan menyebabkan atmosfer dan daratan menjadi panas.
Namun, Prof. Latif menyatakan dengan jelas bahwa Atlantik utara malah menjadi dingin. Dan mungkin akan terus mendingin hingga 20 tahun yang akan datang. Ini jelas bertentangan dengan pandangan sebelumnya yang menyatakan bahwa bumi akan memasuki suhu mematikan pada tahun 2100.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Suhu bumi kita sebenarnya hanya berubah sekitar 1 derajat Fahrenheit dalam satu abad terakhir jika matahari tetap stabil dengan suhunya. Salah satu juri dari American Association for The Advancement of Science Awards, Steven Milloy, mengatakan bahwa pemanasan global adalah “ibu dari segala ilmu pengetahuan sampah”. Dia pun berhasil membuktikan bagaimana pemanasan global telah terjadi tanpa adanya campur tangan manusia. Dia juga menambahkan bahwa Protokol Kyoto adalah lelucon.
Di Rusia dilakukan suatu penelitian dan didapatkan hasil bahwa sebenarnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer berada pada level sekitar 370 PPM (Parts per Million), dan jika Protokol Kyoto diikuti dengan benar, maka hanya akan mengubah sekitar 1 sampai 2 PPM saja di tahun 2012. Bukankah itu menandakan Protokol Kyoto sia-sia?
Yang menyebabkan bumi saat ini semakin panas adalah apa yang disebut oleh para ilmuwan sebagai ‘badai matahari’. Matahari telah memasuki siklus ‘kembali memanas’ yang diklaim para ilmuwan sebagai faktor yang menyebabkan bumi telah beberapa kali memasuki zaman es.
Anda juga pasti akan terkejut dengan fakta yang mengatakan bahwa bukan hanya bumi kita yang sedang mengalami pemanasan, tetapi—sama halnya dengan yang terjadi di bumi—bongkahan-bongkahan es di kutub planet Mars juga mulai mencair. Dengan kata lain, manusia bukanlah aktor utama dibalik pemanasan global.
Jika ada yang ingin Anda salahkan mengenai isu pemanasan global, salahkanlah matahari yang makin memanas, sehingga menyebabkan Galactic Warming (pemanasan galaksi) bukan Global Warming (pemanasan dunia). Silakan main-main dengan Google mengenai isu ‘global warming not true’, maka Anda akan menemukan banyak sekali dukungan dari para ilmuwan hebat dunia.
Ilmuwan biasa umumnya hanya akan mengambil sampel dalam satu sampai empat dekade terakhir, sementara ilmuwan hebat adalah ilmuwan yang tidak takut bosan; mereka mengambil sampel iklim sejak ribuan bahkan jutaan tahun lalu. Kemudian, bukan hanya bumi yang diteliti, tetapi bagaimana interaksi planet lain terhadap bumi dan sebagainya, dan mereka selalu sampai pada kesimpulan bahwa pemanasan global hanyalah konspirasi kebohongan.
Baca juga: Protokol Kyoto, Upaya Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca