Menghasilkan Ratusan Miliar Hanya dari Jualan Sepatu
https://www.naviri.org/2017/08/jualan-sepatu.html
Naviri.Org - Usaha apa pun, jika digeluti dan dikembangkan dengan baik, sepertinya akan mendatangkan hasil yang menggembirakan. Kenyataan itu pula yang dialami oleh Nick Swinmum dan Tony Hsieh, yang mampu menghasilkan uang hingga ratusan miliar hanya dengan berjualan sepatu.
Kisah mereka diawali pada 1999. Nick Swinmum mengatakan kepada Tony Hsieh, bahwa lima persen dari total penjualan sepatu di Amerika berasal dari katalog produk. Total transaksinya mencapai 40 miliar dolar.
Percakapan itu kemudian mencetuskan ide bagi mereka berdua untuk membuat situs yang khusus menjual sepatu. Lalu mereka pun membuat situs bernama Zappos, yang isinya menawarkan sepatu. Idenya sederhana, yaitu membuat katalog dalam versi online.
Ide itu lalu ditindaklanjuti oleh Nick Swinmum dan Tony Hsieh. Mereka pergi ke toko sepatu, memotret sepatu-sepatu yang ada di sana, lalu memajang foto-foto itu di situs yang mereka bikin. Jika ada yang memesan, mereka akan meminta toko untuk mengirimkannya ke konsumen. Dengan cara itu, Nick Swinmum dan Tony Hsieh tidak harus punya stok barang, dan sistem itu disebut dropship.
Namun, dalam perjalanannya, ide itu tidak mudah dilakukan, karena hanya sedikit pemilik merek sepatu yang mau menerapkan sistem dropship. Padahal, trafik yang datang ke situs Zappos ditentukan dari berapa banyak merek yang bisa mereka tampilkan. Lama-lama, karena sistem dropship itu tampaknya tidak jalan, Zappos pun merugi.
Pada masa-masa itu (1999-2004), Nick Swinmum dan Tony Hsieh terus berusaha meneruskan situs Zappos, meski terus menerus tidak ada pemesanan, alias merugi. Selama itu, mereka masih berharap, dan percaya, bahwa suatu saat pemilik merek-merek besar di dunia sepatu akan tertarik dan mau bekerja sama dengan mereka. Tetapi, sayang, harapan itu tidak pernah terwujud.
Sampai kemudian, ada teman mereka, bernama Fred, yang memberi saran agar Nick Swinmum dan Tony Hsieh tidak lagi mengandalkan sistem dropship. Fred menyarankan agar mereka membeli banyak sepatu ke para pemilik merek yang mereka inginkan. Dengan cara begitu, mereka akan mendapatkan banyak merek bagus, tak peduli si pemilik merek bersedia bekerja sama dengan mereka atau tidak.
Ide itu memang masuk akal. Tetapi, mengikuti ide itu artinya mengubah total sistem bisnis yang semula yang dibangun Nick Swinmum dan Tony Hsieh. Semula, Zappos hanya toko online yang menawarkan dan menjual sepatu tanpa ada stok. Jika ide Fred ditindaklanjuti, maka artinya Zappos juga harus mengurus hal-hal offline, semisal punya gudang dan stok, bahkan toko atau outlet untuk berjualan.
Setelah dipikir secara matang, ide itu akhirnya dilaksanakan. Nick Swinmum dan Tony Hsieh membuat sebuah showroom kecil, dan mereka membeli sepatu dari merek-merek yang mereka inginkan. Sepatu-sepatu itu mereka pajang di showroom untuk dijual di dunia nyata. Seiring dengan itu, mereka juga membuat foto-foto sepatu dari berbagai merek itu ke situs Zappos, menjaring pembeli dari dunia maya.
Ternyata, cara itu benar-benar sukses, dan perlahan namun pasti Zappos menjadi situs penjual sepatu yang terkenal sekaligus beromset besar. Kini, Nick Swinmum dan Tony Hsieh dikenal sebagai pengusaha sepatu online yang bisnisnya mencapai omset ratusan miliar. Sementara Zappos, saat ini, dikenal sebagai salah satu toko online terbesar di Amerika.
Baca juga: Menyambut Layanan Perbankan Modern di Era Digital