Kisah Sejarah Perang Dunia II di Balik Film Dunkirk
https://www.naviri.org/2017/07/dunkirk.html
Naviri.Org - “Dunkirk” adalah film baru yang digarap sutradara terkenal, Cristopher Nolan. Berbeda dengan film-film sebelumnya yang merupakan kisah fiksi atau juga adaptasi komik, film garapan Nolan kali ini adalah adaptasi sejarah yang diambil dari Perang Dunia II. Apa sebenarnya yang terjadi di Dunkirk, hingga Cristopher Nolan tertarik memfilmkannya?
Dunkirk adalah kota pelabuhan di Prancis, yang letaknya sekitar 10 kilometer dari Belgia. Dalam sejarah Perang Dunia II, Dunkirk adalah salah satu tempat yang menjadi saksi mata dahsyatnya pertempuran tersebut.
Pada 27 Mei hingga 4 Juni, 77 tahun silam, Dunkirk menjadi tempat mengungsi para tentara Inggris, Prancis, dan sejumlah tentara dari negara sekutu. Di sana, mereka disudutkan oleh pasukan Jerman. Para tentara itu terjebak perangkap Adolf Hitler yang mengumumkan keinginannya untuk menguasai Eropa Barat.
Akibat terjebak di Dunkirk, nyawa sekitar 400 ribu prajurit—Inggris, Prancis, Belgia, serta sebagian kecil Belanda dan Polandia—terancam. Ledakan bom dan suara nyaring tembakan memekakkan mereka yang ada di darat. Dari udara, pesawat tempur NAZI menjatuhkan bom. Sementara bala bantuan tak kunjung datang dari lautan. Para tentara itu tersudut, pasrah menunggu; antara kapal penyelamat yang akan membawa mereka pulang atau malah ajal.
Untuk menyelamatkan mereka, evakuasi militer terbesar dalam sejarah dilakukan, yang dikenal sebagai Operasi Dynamo. Seluruh kapal perang bahkan kapal nelayan dikerahkan untuk menyeberangkan para prajurit malang di Dunkirk untuk melewati selat Dover menuju Inggris daratan. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum AS mengumumkan perang terhadap NAZI.
Menteri Propganda NAZI, Josep Goebbels, menyebut Dunkirk adalah tempat pelarian para pecundang. Sementara Perdana Menteri Inggris kala itu, Winston Churcill, mengakui Dunkirk adalah kekalahan paling menyakitkan bagi sekutu. Kemalangan di Dunkirk itu pula yang memberinya inspirasi untuk beragitasi di House Of Commons, dengan pidato terkenal berjudul “We Shall Fight on The Beaches”.
Untuk merasakan kengerian yang terjadi Dunkirk, Anda bisa membaca dua buku berjudul “Dunkirk: Fight to the Last Man” karya Hugh Sebag-Montefiore, dan “Dunkirk: The Men They Left Behind” yang ditulis Sean Longden. Dua buku itu mampu mengungkapkan perasaan para prajurit yang di ambang kematian. Tiap detik yang berdetak selalu menghantui mereka.
Perang Dunia II memang tidak pernah kering menjadi sumber kisah film. Wikipedia mencatat, sejauh ini telah ada lebih dari 1.300 film yang diangkat dari sejarang Perang Dunia II, dan Dunkirk menambah deretan jumlah tersebut. Di masa depan, jumlah itu bisa jadi akan terus bertambah.
Baca juga: Sejarah dan Perkembangan Lagu Anak di Indonesia