Anak yang Lahir dari Orang Tua Bipolar Berpotensi Alami Gangguan Jiwa
https://www.naviri.org/2017/07/bipolar.html
Kumparan - Setiap tahunnya gangguan bipolar terus meningkat. Tingkat stres yang tinggi atau pengalaman buruk yang pernah dialami seseorang bisa menjadi alasan mengapa banyak orang mengalami gangguan ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, gangguan bipolar menyerang setidaknya 5,7 juta jiwa yang berusia di atas 18 tahun ke atas. Di Indonesia sendiri, seorang ibu di Bali berinisial MD diketahui menganiaya bayinya yang berusia 7 bulan. Wanita tersebut diketahui mempunyai gangguan bipolar karena depresi akibat masalah dengan suaminya.
Tak hanya stres, ternyata gangguan bipolar atau yang dalam bahasa medis disebut sebagai manic depressive bisa juga terjadi akibat faktor genetik yang diturunkan dari orang tua mereka.
Anak-anak atau remaja diduga akan memiliki risiko 14 kali lebih mungkin terkena gejala bipolar. Dan menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Archives of General Psychiatry, seorang anak akan memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk mengalami kegelisahan atau gangguan suasana hati seperti depresi.
Meskipun begitu, hal ini tidak bisa menjamin seorang anak lantas akan mengalami hal yang sama dengan apa yang orang tuanya alami. Boris Birmaher, M.D, psikiater dari Psychiatric Institute and Clinic di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat mengatakan hal serupa menganai faktor genetik gangguan bipolar yang akan diturunkan orang tua kepada anak.
"Anak-anak ini mungkin memang memiliki risiko yang cukup tinggi, tapi bukan berarti setiap anak akan memiliki gangguan yang sama," ujar Boris yang menjadi salah satu peneliti Pittsburgh Bipolar Offspring Study seperti dikutip dari CNN.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Birmaher pun menunjukkan jika sebanyak 10,6 persen anak yang lahir dari orang tua yang mengalami bipolar memiliki gangguan spectrum bipolar yang mencakup gejala ringan hinga berat. Namun, hanya dua anak atau 0,8 persen di antaranya yang akan memiliki gejala tersebut.
Boris juga menegaskan kembali bahwa faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebab gangguan bipolar terjadi pada anak.
"Penelitian ini bukan berarti menyimpulkan bahwa orang tua yang memiliki gangguan bipolar tak akan mempunyai keturunan nantinya, tapi hanya ada risiko yang akan menyebabkan anak juga mengalami hal serupa," terangnya lagi.
"Baik genetik atau lingkungan, jika digabungkan akan mengakibatkan anak terdiagnosa gangguan bipolar," sambungnya.
Ada baiknya bagi para orang tua yang memikiki gangguan bipolar untuk memeriksakan kondisi mereka ke dokter atau psikiater guna mengetahui hal apa yang sekiranya akan terjadi pada anak mereka nanti setelah lahir.
Sumber: Kumparan
*) Penerbitan artikel ini telah mendapatkan izin dari kumparan.com