Perbedaan Pola Pikir Dalam Masalah Finansial
https://www.naviri.org/2017/06/pola-pikir-finansial.html
Naviri.Org - Perbedaan orang yang menjadi budak uang dengan orang yang menjadi tuan uang adalah ini; budak uang menjadi sistem, sementara tuan uang menciptakan sistem.
Inilah rahasia penting yang telah tersimpan beribu-ribu tahun lamanya, semenjak kejayaan hingga keruntuhan Babilonia, yang dianggap sebagai kota paling kaya yang pernah ada di muka bumi. Inilah rahasia yang telah menjadikan orang-orang yang mengetahuinya dapat menikmati kekayaan berlimpah tanpa harus bekerja lagi. Inilah rahasia cara mengumpulkan uang—bagi orang-orang yang mengetahui.
Selalu dan selamanya, dalam hal finansial, dunia ini akan dipenuhi dua golongan besar; golongan miskin, dan golongan kaya. Dan selalu, dan selamanya, dua golongan ini dibedakan dalam cara mereka hidup—orang miskin menjadi sistem, sementara orang kaya menciptakan sistem!
Apa yang dimaksud ‘menjadi sistem’ dan ‘menciptakan sistem’?
Agar pembahasan ini lebih mudah dipahami, kita akan gunakan ilustrasi.
Seseorang yang ingin menjadi dokter, umpamanya, harus berkuliah selama tujuh tahun untuk dapat membuka praktek sendiri. Ketika telah lulus dari pendidikan dan telah mengantongi izin untuk membuka praktek, maka dokter ini pun mulai menerima pasien sendiri. Nah, dokter ini menjadi sistem. Karena dia menjadi sistem, dia hanya memperoleh uang apabila bekerja. Ketika suatu hari dia sakit, atau ada keperluan yang membuatnya tak bisa membuka tempat praktek, dokter ini pun tak bisa menerima pasien, dan itu artinya dia tak bisa mendapatkan uang.
Menjadi sistem artinya; orang hanya mendapatkan uang, hanya apabila dia bekerja. Bila dia berhenti bekerja, dia pun berhenti mendapatkan uang.
Sementara ‘menciptakan sistem’ lebih dari itu. Orang yang menciptakan sistem dapat terus memperoleh uang meski tidak bekerja lagi, karena uangnya (atau hasil kerjanya) yang akan terus bekerja menghasilkan uang untuknya.
Contoh; orang yang memiliki perusahaan surat kabar. Apabila surat kabar produksinya terus terjual dan telah memiliki sekian banyak pelanggan, maka perusahaannya adalah sistem. Karena dia telah menciptakan sistem, dia tidak lagi harus bekerja untuk mendapatkan uang. Meskipun dia tidak lagi bekerja, perusahaannya akan terus berjalan karena ada sekian banyak orang dan karyawan yang bekerja untuknya, dan hasil penjualan dari surat kabarnya akan terus mendatangkan uang untuknya, meskipun dia pergi berlibur.
Itu contoh dalam skala yang besar. Kalau mau menggunakan contoh dalam skala yang lebih kecil, kita bisa mengambil contoh nyata dari tetangga saya.
Tetangga saya, pada mulanya bekerja di tempat pelelangan ikan. Karena bekerja di tempat seperti itu, tetangga saya pun tidak mesti dapat uang tiap hari, karena kapal pembawa ikan tidak setiap hari merapat ke pantai, dan tidak setiap hari pula mereka bisa mendapat ikan. Tetangga saya juga contoh nyata dari sebuah sistem—ketika dia bekerja, dia mendapatkan uang. Tetapi kalau libur atau tidak bekerja, uang pun berhenti, dia tak lagi mendapatkan uang.
Sampai suatu hari, suatu pikiran terlintas dalam benaknya. Waktu lagi bekerja di pelabuhan, siang hari, saat merasakan perutnya lapar, tetangga saya menghentikan penjual bakso yang kebetulan lewat di sana. Beberapa saat kemudian, penjual bakso itu telah dikerubuti oleh para nelayan dan orang-orang di pelabuhan yang rupanya juga lapar. Dari situlah kemudian tetangga saya berpikir, “Kenapa tidak jualan bakso saja?”
Tetangga saya lalu merealisasikan idenya. Hebatnya, dia kemudian bukan menjadi sistem, tapi menciptakan sistem! Dia mempelajari segala macam hal menyangkut pembuatan bakso, dan mengumpulkan uang untuk membuat gerobak bakso. Setelah itu, dia mencari orang yang mau menjualkan baksonya. Sistem bisnisnya, sang penjual bakso akan memperoleh keuntungan sekian ratus rupiah dari setiap mangkuk bakso yang berhasil dijual.
Ada begitu banyak pengangguran saat ini, dan pekerjaan halal menjual bakso cukup menarik minat beberapa orang, dan dimulailah sistem itu.
Sistem itu ternyata cukup berhasil saat dijalankan, dan bakso produksi tetangga saya cukup laris dan diminati.
Tetangga saya pada mulanya hanya memiliki satu gerobak dengan satu penjual. Seiring berlalunya waktu, jumlah gerobaknya terus bertambah, jumlah penjualnya terus bertambah, dan sekarang juga ada cukup banyak orang yang menjadi karyawan dalam proses pembuatan baksonya. Saat ini, ada lebih dari sepuluh gerobak bakso yang menjadi sistemnya dalam menghasilkan uang.
Sekarang, tetangga saya tidak lagi menjadi sistem, ia telah menciptakan sistem. Karena dia menciptakan sistem, dia tak perlu lagi bekerja untuk mendapatkan uang, karena gerobak baksonya, para penjualnya, juga para karyawannya, akan terus bekerja dan menghasilkan uang untuknya.
Ketika kita menjadi sistem, kita bekerja untuk uang. Tetapi ketika kita menciptakan sistem, uang bekerja untuk kita.
Memang, tidak setiap orang dapat langsung men-ciptakan sistem. Terkadang (dan seringnya) kita harus menjadi sistem terlebih dulu. Menjadi sistem itu bisa menjadi karyawan di sebuah perusahaan, atau menjadi pramuniaga di departement store, atau menjadi pelayan toko, atau menjadi buruh di pabrik.
Bahkan fotomodel ataupun pragawati yang mendapatkan penghasilan jutaan rupiah per bulan itu pun termasuk sistem! Mereka sistem dari agency tempat mereka bernaung. Kalau mereka bekerja, mereka dapat uang. Tetapi kalau mereka libur atau tidak bekerja, uang pun berhenti mengalir ke kantong mereka.
Jadi, menjadi sistem itu memang perlu dilakukan kalau memang harus dilakukan, dan lakukanlah dengan giat dan rajin. Bekerjalah dengan giat, dengan tekun, dengan baik dan kalau bisa sempurna, agar pekerjaanmu langgeng, dan setelah itu... menabunglah. Sisihkanlah penghasilanmu untuk mulai mewujudkan impian dalam upaya menuju kebebasan finansial.
Mungkin jumlah uang yang dapat kita tabung hanya sedikit karena total penghasilan kita juga sedikit. Tapi sedikit itu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Langkah yang paling jauh pun dimulai dengan satu langkah, kan? Yang penting kamu bisa melakukannya, dan kamu konsisten dalam melakukannya.
Kelak, ketika jumlah tabungan sudah cukup besar dan kamu telah memiliki bayangan untuk menciptakan sesuatu (sistem) dengan uang itu, maka itulah saat bagimu untuk mencapai kebebasan finansial. Proses untuk itu memang tidak mudah, tidak cepat, dan juga tidak gampang dilakukan. Namun, apabila kamu telah bertekad untuk bisa melakukannya, dan kamu yakin serta percaya, juga gigih untuk melakukannya, maka dunia pun akan membantumu mewujudkannya.
Baca juga: Persiapan Investasi untuk Masa Pensiun