Mungkinkah Dinosaurus Sebenarnya Tidak Ada?
https://www.naviri.org/2017/04/perkabungan-seksual.html
“Dinosauria” dicetuskan oleh Sir Richard Owen, orang yang berperan di Royal Society. Ia juga menjabat sebagai kepala Departemen Museum Sejarah British (British Museum Natural History Department) pada tahun 1842. Dengan kata lain, spekulasi keberadaan Dinosaurus bukan dihipotesiskan oleh ilmuwan, sejarawan atau arkeolog, melainkan oleh seseorang dengan gelar Kepala Museum.
Abad 19 bisa disebut sebagai abad kejayaan paham evolusi. Saat itu belum ada pemberitaan ditemukan fosil Dinosaurus.
12 tahun kemudian (1854) diberitakan bahwa Ferdinand Vandiveer Hayden menemukan beberapa fosil gigi tak dikenal di pinggiran Missouri River Amerika, dan hal ini seolah menguatkan hipotesa Owen.
Gigi itu akhirnya dikirim ke ahli paleontologi terkemuka, yakni Joseph Leidy. Setelah beberapa tahun diteliti, Leidy menyatakan bahwa itu adalah gigi “Trachodon”, salah satu hewan purbakala kelas Dino yang merupakan nenek moyang seluruh binatang yang ada saat ini, dengan evolusi sebagai fondasinya.
Apakah logis merekonstruksi seluruh binatang purba dengan dasar hanya beberapa gigi?
Jika memang fosil Dino itu ada, mengapa sebelum abad 19 tidak pernah ditemukan, atau paling tidak dikenal di setiap peradaban dalam sejarah manusia?
Bukankah aneh secara tiba-tiba dikatakan bahwa nenek moyang seluruh binatang (serangga, unggas, dan mamalia) adalah reptil, dengan dasar teori evolusi?
Kejanggalan Keberadaan Dinosaurus
Perlu diketahui bahwa menurut The World Book Encyclopedia, tidak ada suku atau budaya di semua peradaban dunia yang pernah menemukan tulang/fosil Dino sebelum pertengahan tahun 1800-an. Namun anehnya, secara tiba-tiba diberitakan bahwa para tim evolusionis dan arkeologis telah menemukan fosil Dino.
Fosil tersebut ditemukan berbagai belahan dunia. Antara lain di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia, Afrika, Argentina, Belgia, Mongolia, Tanzania, Jerman Barat, dan masih banyak lagi.
Perlu di ingat bahwa semua daerah itu telah dihuni selama ribuan tahun sebelum abad 19, namun anehnya tidak pernah ditemukan fosil Dino sebelumnya.
Dalam buku “The Dinosaur Project”, disimpulkan bahwa sampai hari ini tidak ada kerangka/fosil dinosaurus ditemukan secara utuh (lengkap), dan semua rekonsruksi yang ada saat ini adalah rekayasa. Hal ini merupakan situasi yang makin menguatkan bahwa Dinosaurus bisa jadi tidak pernah ada.
Pekerja-pekerja yang mempunyai kegiatan dengan dominasi menggali, seperti petani, pekerja bangunan dengan alat berat (contoh: pembuat terowongan bawah tanah), pekerja galian pipa, pekerja tambang, tidak pernah diberitakan menemukan fosil Dino.
Fosil-fosil itu selalu diberitakan di temukan oleh orang-orang dengan kepentingan pribadi, seperti ahli paleontologi, arkeologi, ilmuwan, dan pekerja museum. Padahal pekerja-pekerja tadi lebih sering berurusan dengan penggalian dasar bumi.
Kerangka Palsu Dinosaurus
Kebanyakan orang berpikir kerangka Dino yang ditemukan adalah tulang asli. Silakan ketik “Dinosaur Skulls” di mesin pencari! Anda akan menemukan bermacam-macam bahan replika yang dibuat para penyusun tulang Dino.
Salah satu suplier pembuat tulang Dino palsu adalah Zigong Dino Ocean Art Company di Sichuan-China. Museum ini memamerkan sejarah alam dari berbagai dunia, dan salah satunya adalah kerangka Dino ultra-realistic yang memang terbuat dari tulang sungguhan.
Tulang sungguhan yang dimaksud tentu bukan tulang Dino. Bahan dasar tulang-tulang itu berasal dari hewan-hewan seperti ayam, anjing, babi, katak, kuda, kucing, dll.
Tulang-tulang itu dicampur dan dilebur dengan lem, resin dan plester. Beberapa tulang buatan itu dibuat seolah patah (disengaja) dan seolah kuno, untuk membuat efek purbakala yang tepat, untuk menunjukkan seolah itu benar-benar tulang Dino.
Bisnis Tulang Dino dan Museum
Perusahaan suplier China di atas adalah sebagian kecil suplier tulang Dino replika. Masih banyak perusahaan sejenis itu. Bisnis ini terbilang sangat menguntungkan, lantaran tidak perlu mengeluarkan biaya riset sungguhan untuk mencari tulang Dino.
Untuk membuat tulang-tulang itu cukup dengan imajinasi dan manipulasi, sementara anggaran yang diajukan klien adalah anggaran riset sungguhan. Fakta dilapangan, tulang rekonstruksi T-Rex laku terjual di pelelangan seharga $ 12.000.000. Ini adalah angka yang fantastis, dan menunjukan betapa bidang ini sangat menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Jaringan penjualan bisnis ini sudah mencakup negara-negara seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, Brazil, Indonesia, Jerman, Korea Selatan, Prancis, Polandia, Rusia, Thailand, dan masih banyak lagi.
Pengkerdilan Logika dengan Dinosaurus
Tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak di masa sekarang sangat mengidolakan Dino, termasuk anak-anak di Indonesia. Ini bisa disebut sebagai “pencucian atau pemrograman otak” sejak dini.
Hal ini membuat anak-anak percaya bahwa Dino dan cerita kepunahannya karena jatuhnya meteor di bumi adalah science dan benar-benar pernah terjadi. Bahkan Dino dipercaya dan telah diajarkan di sekolah sebagai salah satu unsur terciptanya minyak bumi. Apa anda yakin itu benar masuk akal?
Sebagai contoh, Tyranosaurus Rex (T-Rex) salah satu species karnivora Dino, memiliki tubuh yang sangat jauh dari proporsional sebagaimana makhluk hidup yang seharusnya. Tubuh T-Rex condong ke depan dengan kepala yang jauh lebih besar dan lebih berat dibandingkan ekornya yang berfungsi sebagai contra-balancing agar T-Rex bisa berdiri dan berjalan.
Belum lagi tangan depan T-Rex yang sedemikian kecil, tidak masuk akal dan seperti tidak memiliki kegunaan. Ironisnya, menurut survey, T-Rex merupakan salah satu Dino yang memiliki banyak penggemar di kalangan anak-anak.
Sebenarnya pihak museum juga tidak pernah bisa mendirikan kerangka T-Rex palsu tanpa bantuan tiang dan tali yang digantung dari atap. Tanpa bantuan tiang dan tali-tali, tulang-tualng kaki itu akan retak dan runtuh, karena tak mampu menopang berat kepala dan rusuk pada tubuh T-Rex.