'Kiamat ATM' Semakin Nyata, Transaksi Tak Lagi Menggunakan Uang
https://www.naviri.org/2017/04/Adia-Sweet.html
Kini makin banyak aktivitas perbankan offline yang bisa dilakukan secara online. Ini membuat transaksi di ATM makin jarang digunakan.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang dengan sangat pesat. Begitu juga dengan penerimaan dan preferensi masyarakat Indonesia yang mengalami peningkatan.
"[Terutama] dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking," kata Perry dalam konferensi pers.
Transaksi elektronik dilaporkan juga mengalami peningkatan. Laporan BI pada Januari 2022, pertumbuhannya mencapai 66,65% per tahun atau Rp 34,6 triliun.
Sementara digital banking juga mengalami peningkatan serupa, yakni 68,3% per tahun atau Rp 4.314,3 triliun.
Namun ini tak berarti penggunaan ATM dan kartu debit serta kredit tak mengalami pertumbuhan. Aktivitas transaksi tersebut masih mengalami peningkatan, tetapi tidak sebesar transaksi digital.
Dilaporkan jika transaksi ATM, kartu debit dan kredit bertumbuh 14,39% atau menjadi Rp 711,2 triliun. Transaksi penggunaan QRIS juga tumbuh, mencapai nominal 290% per tahun dan 326% secara volume.
Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ancaman terbesar ATM adalah transaksi pembayaran digital mengalami peningkatan. Ini sudah terjadi selama enam tahun terakhir di Indonesia.
"Tantangan bank sekarang adalah bagaimana memensiunkan model lama, contohnya ATM. Bagaimana dengan masa depan ATM, apakah masih relevan? Akankah dihapus ketika tidak ada lagi transaksi-transaksi tunai area publik?" ujar Kartika dalam Kartika dalam 'side event' G20 Indonesia "Casual Talks on Digital Payment Innovation".
Penggunaan pembayaran digital juga harus memperhatikan bisnis acquiring perbankan karena hampir seluruh bank memiliki bisnis dengan menggunakan POS (Point of Sales) serta EDC (Electronic Data Capture).
Menurutnya yang paling diuntungkan adalah konsumen. Sebab transaksi terus mengalami perubahan dan mereka bisa memilih.
Sebagai informasi, lima tahun lalu ada tiga jenis pembayaran yakni transfer, kartu debit atau kredit. Namun saat ini dengan dompet digital, aplikasi digital dan lainnya.
"Jadi bagi pengguna bisa memilih mana yang paling murah dan paling mudah digunakan dalam bertransaksi. Segmen yang berbeda memiliki preferensi berbeda," jelasnya.