3 Bukti Rusia Dapat Untung Besar di Balik Perang dengan Ukraina
https://www.naviri.org/2017/01/Anggita-Sari.html
Fakta mencengangkan terungkap di balik perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina. Di tengah konflik yang berkecamuk, ternyata negeri beruang merah meraup cuan besar.
Hal itu diungkap oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dia mengungkapkan hal tersebut saat menjadi seorang pembicara dalam salah satu kelas investasi pada forum CEO Mastermind.
Sandiaga bilang Rusia untung besar karena menjual minyak bumi. Seperti diketahui, negara itu adalah salah satu produsen minyak bumi besar di dunia. Perang membuat harga minyak bumi meroket, alhasil harga jual minyak bumi pun menjadi naik.
Meski begitu, Sandiaga mengatakan Rusia banyak menjual minyak bumi dengan harga di bawah pasar agar lebih cepat 'laku'.
"Kenapa perang Rusia dengan Ukraina ini cukup lama? Because its profitable. Rusia, setiap harinya dengan harga minyak yang naik dan dia menjual sekarang di bawah harga pasar," kata Sandiaga dalam penggalan video yang dia unggah di akun Instagram resminya, @sandiuno, dikutip Senin (22/8/2022).
Nah, jumlah keuntungan yang diraup Rusia menurut Sandiaga bisa mencapai Rp 74 triliun per hari! Kok bisa? Simak 3 buktinya sebagai berikut:
Hitungan Cuan Rusia Versi Sandiaga
Menurut hitung-hitungan Sandiaga Uno, Rusia bisa meraup US$ 6 miliar atau sekitar Rp 88,8 triliun (kurs Rp 14.800) per hari hanya dari menjual minyak di bawah harga pasar saja.
Sementara itu, dia menyebutkan biaya perang per harinya hanya US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun. Maka bila dihitung keuntungan bersihnya, Rusia bisa meraup US$ 5 miliar atau sekitar Rp 74 triliun per hari di tengah perang yang berkecamuk.
"Untungnya, US$ 6 miliar per hari. Cost of war, kira-kira berapa? US$ 1 billion (miliar). Jadi Rusia profit setiap hari berapa? US$ 5 billion," papar Sandiaga.
Surplus Hampir Rp 2.500 T
Nyatanya, pernyataan Sandiaga Uno memang benar adanya. Bila dilihat dari berbagai data ekonominya, Rusia memang sedang menikmati keuntungan besar.
Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) pada 9 Agustus yang lalu melaporkan neraca transaksi berjalan Rusia pada periode Januari-Juli mengalami surplus. Jumlahnya mencapai US$ 166 miliar atau sekitar Rp 2.456 triliun.
Artinya, ekonomi Rusia berhasil meraup keuntungan hingga hampir Rp 2.500 triliun dalam waktu setengah tahun saja!
Jumlah surplus itu naik lebih dari tiga kali lipat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Neraca transaksi berjalan Rusia kala itu cuma senilai US$ 50 miliar atau sekitar Rp 740 triliun.
"Dinamika transaksi berjalan ditentukan oleh pelebaran surplus neraca barang dan jasa sebagai akibat dari pertumbuhan yang signifikan dalam nilai ekspor barang dan penurunan nilai impor," tulis Bank Sentral Rusia dilansir dari website cbr.ru.
Ekspor Energi Meroket 38%
Sementara itu, dilansir dari Reuters, Rusia nampaknya bakal mendapat peningkatan pendapatan dari ekspor energi tahun ini hingga 38%. Jumlahnya mencapai US$ 337,5 miliar atau sekitar Rp 4.995 triliun.
Volume ekspor minyak yang lebih tinggi, ditambah dengan kenaikan harga gas dinilai mampu membuat peningkatan pendapatan dari ekspor energi Rusia.
Data itu berdasarkan bocoran dokumen perkiraan kementerian ekonomi yang belum terkonfirmasi. Ekspor energi yang dimaksud adalah minyak dan gas alam.