Tips Menjaga Tempat Tidur dari Kutu dan Tungau
https://www.naviri.org/2016/12/tips-menjaga-tempat-tidur-dari-kutu-dan.html
Naviri.Org - Meski sekilas tampak bersih, bukan berarti tempat tidur kita benar-benar bersih. Ada makhluk-makhluk yang ukurannya luar biasa kecil, hingga sulit terlihat oleh mata telanjang, dan makhluk-makhluk itu sering menjadi penghuni tempat tidur kita. Di antara makhluk-makhluk kecil yang biasa terdapat di tempat tidur adalah kutu busuk dan tungau. Dua makhluk itu pula yang kerap membuat kita mengalami masalah.
Kutu busuk (bed bugs) biasa hidup di lipatan-lipatan kasur atau di bawah/sekitar kasur. Kutu ini memakan darah manusia, dan gigitannya itulah yang berbahaya. Ketika kutu busuk menggigit kulit kita, dia mengeluarkan sejenis zat anestesi yang membuat kulit menjadi baal, sehingga kita pun bisa dibilang tidak merasakan apa-apa selama kutu busuk mengisap darah dari tubuh kita.
Setelah kutu busuk selesai menggigit dan puas mengisap darah, zat anestesi yang tadi dikeluarkannya menjadikan kulit kita alergi. Badan manusia akan mendeteksi zat anestsi yang dikeluarkan kutu busuk sebagai benda asing yang harus dilawan, dan badan kita pun mengeluarkan zat untuk melawannya. Akibatnya, bekas gigitan tadi akan melebar, dan sering pula menimbulkan gatal.
Selain kutu busuk, ada pula makhluk kecil lain bernama tungau (dust mite). Yang paling berbahaya dari kutu ini adalah kotorannya. Ada sekitar 2 juta tungau yang hidup di permukaan ranjang dan bantal, meski tentu tak mudah terlihat. Tungau memiliki ukuran sangat kecil (0,05-0,1 milimicron) sehingga baru bisa dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran minimun 20 kali.
Tungau hidup dengan memakan serpihan sel kulit mati manusia. Mereka juga mengeluarkan kotoran setiap hari, dalam bentuk debu tungau yang sangat halus. Debu tungau itu kemudian beterbangan setiap kali kita bergerak di tempat tidur. Sebanyak 30 persen orang dewasa dan anak-anak menderita alergi terhadap debu tungau. Tungau adalah penyebab utama asma, pilek/bersin, gatal-gatal, dan bengkak pada kulit, serta demam.
Yang lebih mengkhawatirkan, tungau bisa mudah menular dan bisa disebarkan melalui garukan atau memungut (secara tak sengaja), kemudian tersimpan di bawah kuku tangan kita yang lalu menyentuh kulit orang lain. Tungau juga mudah menyebar ke objek lain seperti keyboard komputer, toilet, pakaian, handuk, selimut, meubel, dan lain-lain, meski parasit ini cenderung mati jika berada di luar tubuh manusia selama lebih dari 72 jam.
Karena mudah menular, efek tungau—gatal-gatal, pilek/bersin, bengkak, dan lain-lain—juga bisa tertular pada seluruh anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Penularan biasanya terjadi melalui kontak kulit ke kulit, atau melalui benda yang telah dipegang oleh orang yang telah terinfeksi tungau. Untuk hal terakhir, penularan pun bisa keluar dari rumah, meliputi teman kerja, tetangga, dan lain-lain.
Kemudian, tungau juga mudah menyebar dan menulari orang lain melalui pakaian, selimut, handuk, atau semacamnya. Untuk mengatasi kemungkinan itu, rendamlah pakaian yang biasa dipakai untuk tidur, juga selimut, seprai, handuk, dan lainnya, di dalam air panas. Rendam hingga cukup lama, lalu cuci sampai bersih, dan keringkan di bawah terik matahari. Upaya itu bisa mencegah kemungkinan penularan tungau, karena tungau akan mati setelah direndam dalam air panas dan/atau dijemur di bawah terik matahari.
Kemudian, agar tungau tidak sampai menjadi masalah, sebaiknya seringlah menjemur kasur atau tempat tidur di bawah terik matahari. Ganti pula seprai, sarung bantal dan guling, juga selimut, setidaknya dua minggu sekali. Jika di dalam kamar terdapat gorden, cuci pula kain gorden secara teratur. Jika di kamar terdapat AC, sebaiknya servislah 6 bulan sekali, untuk menghindari bertumpuknya debu pada filter AC.
Terakhir, jika Anda dan keluarga mengalami masalah kulit semisal gatal-gatal, bengkak, dan semacamnya—dan hal itu dialami seluruh keluarga—tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi karena infeksi penularan tungau. Untuk mengatasinya, diperlukan obat pembunuh parasit tersebut, misalnya yang mengandung permethrin, gamma benxena hexachlorida, dan sebagainya. Obat-obat tersebut bersifat toksik, dan pemakaiannya harus atas pengawasan dokter.
Obat tersebut juga harus digunakan serempak oleh seluruh orang yang tinggal bersama di satu keluarga, bahkan harus digunakan pula oleh anggota keluarga yang mungkin tidak terserang gatal. Obat dioleskan di seluruh tubuh, kecuali bagian wajah, dan harus digunakan secara serempak. Artinya, semua anggota keluarga harus melakukan hal yang sama pada waktu yang sama. Tidak bisa sebagian keluarga mengoleskan obat hari ini, sementara sebagian yang lain baru menggunakan obat tersebut besok pagi.
Setelah obat dioleskan di seluruh bagian tubuh, diamkan selama 8-10 jam atau semalam, lalu besoknya dibilas saat mandi. Obat itu hanya digunakan sekali pakai dan tidak diulang. Untuk menunjang keberhasilan, rendamlah pakaian, seprai, sarung bantal, dan lain-lain, di dalam air panas. Sementara kasur dan bantal serta guling dijemur di bawah terik matahari. Terakhir, selalu jaga kebersihan rumah, khususnya kamar tidur. Jika semua upaya itu berjalan dengan baik, masalah tungau pun dapat diselesaikan dengan tuntas.
Baca juga: Tidur Siang Bisa Melawan Stres