Pengakuan Mengerikan Mantan Anggota ISIS
https://www.naviri.org/2016/12/pengakuan-mantan-anggota-isis.html
Naviri.Org - Harry Sarfo adalah tukang pos asal Jerman yang tertarik dengan organisasi ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah). Semula, ia menyaksikan video-video yang memperlihatkan penerimaan ISIS terhadap anggota-anggota baru, dan Harry Sarfo jadi berminat untuk juga bergabung dengan organisasi tersebut. Maka dia pun mendaftar untuk bergabung dengan ISIS, sampai kemudian mendapati kenyataan mengerikan yang jauh dari bayangannya.
Setelah masuk ke dalam organisasi ISIS pada April 2015, dan menjadi salah satu anggota, Harry Sarfo pun memahami realitas sebenarnya organisasi tersebut. Dalam sebuah wawancara yang dirilis The Independent, Selasa, 3 Mei 2016, melalui kuasa hukumnya, pria kelahiran Jerman itu menekankan bahwa ISIS tersesat.
Sarfo menyebut ISIS dengan nama Arab, yakni Daesh. Sekarang ia mengaku telah memahami realitas sebenarnya di balik propaganda agama dari organisasi teroris yang berbasis di Raqqa, Suriah itu. “Ini bukan jalan menuju firdaus (surga); ini adalah jalan menuju neraka,” katanya tentang ISIS.
Awal ketertarikan Harry Sarfo pada ISIS adalah karena mengira ISIS membantu rakyat Suriah yang dianiaya kekerasan bersenjata rezim Presiden Bashar al-Assad. Namun, setelah ia bergabung dengan organisasi itu, dan ikut menggenggam senjata, situasi nyata segera menjadi terang-benderang. Tidak seperti yang dibayangkannya.
“Ketika mereka berbicara dalam video dan memengang senjata, rasanya seperti mereka sedang memanggil Anda. Kenyataannya bohong belakang,” katanya. “Setelah itu, Anda akan menyadari, tetapi sangat terlambat untuk kembali. Mereka tahu Anda tidak bisa pergi.”
Harry Sarfo dilatih sebagai pejuang untuk pasukan khusus ISIS. Bahkan ia pernah muncul dalam sebuah video propaganda sebelum memutuskan tidak mau menjadi bagian organisasi laknat itu. Apa yang ia saksikan adalah kekerasan yang jauh dari kemanusiaan. Militan merajam, melakukan pemenggalan, dan kekerasan lainnya terhadap warga sipil tidak bersalah.
“Saya sampai pada kesimpulan bahwa ini bukan jalan ke surga, itu adalah jalan menuju neraka,” kata Sarfo. “Saya tahu bahwa jika saya meninggal di sana, saya tidak akan pernah bisa mendekati gerbang surga. Alih-alih membebaskan rakyat Suriah dan menolong mereka, ISIS malahan membangun rezim (kejahatan) yang lain.”
Beberapa bulan setelah bergabung dengan ISIS, ia berpikir untuk melarikan diri dari pusat kekhalifahan di Raqqa. Ia mencari jalan selamat menuju ke Jerman, hingga akhirnya ditangkap pada Juli 2016. Ia mengirim pesan kepada kaum Muslimin agar mempertimbangkan rencana untuk bergabung dengan “gerombolan penjahat” bernama ISIS. Ia juga ingin memperingatkan kaum muda lainnya agar jangan mudah terbuai ajaran Islam versi ISIS.
Baca juga: Kisah Ajaib Biksu yang Membakar Dirinya Sendiri