Antara Insomnia dan Obat Tidur
https://www.naviri.org/2016/09/antara-insomnia-dan-obat-tidur.html
Naviri.Org - Insomnia bisa diderita siapa saja, dengan beragam latar belakang dan penyebab, dari stres sampai penyebab lain. Banyak orang yang mengalami insomnia secara perlahan, dalam arti masalah itu tidak terbentuk secara seketika. Misalnya, karena tuntutan lembur kerja, orang mencoba mengurangi waktu tidurnya. Karena kesibukan mengurus rumah tangga, orang mengalami kekurangan tidur. Atau, karena alasan lain, orang mengurangi jatah tidur.
Semula, orang-orang itu tidak mengalami insomnia—mereka dapat tidur setiap malam dengan baik dan tanpa masalah. Tetapi, karena berbagai hal seperti yang telah disebutkan, mereka perlahan-lahan mengurangi waktu tidur di malam hari. Secara perlahan pula, tubuh mereka pun ikut beradaptasi, dan sejak itulah terbentuk kebiasaan baru. Mungkin semula mereka hanya mengurangi waktu tidur satu jam. Lalu berkembang menjadi dua jam. Lalu naik lagi, dan terus meningkat. Setelah itu terjadi, masalah insomnia pun biasanya dimulai.
Sejak itu, orang mulai kesulitan saat akan tidur pada malam hari, meski tubuh mereka mungkin sudah lelah, bahkan meski mata sudah mengantuk. Kebiasaan yang telah dibangun perlahan-lahan dan tanpa terasa itu akhirnya membentuk kebiasaan baru, yaitu tidak tidur malam, dan tubuh telah mengikuti kebiasaan baru tersebut. Pekerjaan, kesibukan sehari-hari, juga gaya hidup, merupakan pencetus awal munculnya insomnia bagi banyak orang.
Insomnia bisa terjadi pada siapa saja, tak peduli muda atau tua, pria atau pun wanita. Bahkan, banyak orang yang dalam usia produktif telah mengalami masalah insomnia, sehingga mengganggu kerja dan produktivitas mereka. Dari situlah kemudian ada banyak orang yang mencoba untuk mengonsumsi pil atau obat tidur, demi bisa mengatasi insomnia, agar bisa tidur malam seperti sebelumnya. Perlukah obat tidur untuk mengatasi insomnia?
Mary Susan Esther, Presiden American Academy of Sleep Medicine, menyatakan bahwa perlu atau tidaknya mengonsumsi obat tidur, “tergantung cara kita menangani masalah insomnia.”
Sebelum mencoba mengonsumsi pil tidur, sebaiknya periksa terlebih dulu penyebab insomnia yang diderita. Jika yang menjadi penyebab adalah stres, maka yang perlu dibenahi terlebih dulu adalah faktor penyebab tersebut, yaitu stres yang dialami. Karena, jika stres yang dialami telah dibereskan, maka masalah tidur akan ikut beres.
Di antara upaya mengatasi insomnia yang disebabkan stres adalah dengan meluangkan waktu untuk rileksasi, terutama 2 jam sebelum waktu tidur. Seiring dengan itu, bangun kebiasaan tidur yang sehat, misalnya mematikan/meredupkan lampu, menjauhkan alat elektronik dari kamar, atau bisa pula mencari teman bicara untuk mengurangi ketegangan pikiran. Jika upaya-upaya tersebut tidak membuahkan hasil, silakan menemui dokter. Bisa jadi, dokter akan memberi resep obat tidur. Jika itu yang terjadi, obat tidur yang Anda konsumsi lebih aman, karena berdasarkan resep dokter.
Dalam hal obat tidur, sebaiknya memang tidak membeli obat tidur sembarangan, karena penggunaan obat tidur yang tidak terkontrol justru bisa berbahaya. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat tidur dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek samping berbahaya, seperti rasa lelah berkepanjangan, depresi, berjalan sambil tidur, hingga menyetir sambil tidur.
Sebagaimana yang diuraikan di atas, penyebab insomnia selain stres adalah pembiasaan yang dilakukan perlahan-lahan, sehingga membentuk kebiasaan baru berupa sulit tidur. Sebagaimana Anda membentuk kebiasaan tidak tidur atau kurang tidur pada malam hari, Anda pun tentu bisa membentuk kebiasaan untuk tidur malam hari seperti sebelumnya. Cara ini tentu saja tidak mudah, karena membutuhkan ketekunan dan kesabaran, sebagaimana Anda dulu membentuk kebiasaan kurang tidur pada malam hari.
Di antara upaya untuk mengembalikan kebiasaan tubuh agar kembali tidur pada malam hari adalah dengan biasa bagun pagi. Tak peduli semalam Anda tidur jam berapa pun, selalu bangunlah pada pagi hari. Tentu saja rasanya tidak nyaman, dan Anda pun mungkin malas bangun, karena baru tidur beberapa jam. Tapi upaya itu akan menjadikan tubuh Anda mulai mengenal kebiasaan tersebut. Setelah bangun pagi, jangan tidur lagi sampai malam datang.
Jika tadi malam kurang tidur, dan Anda memaksa diri bangun pagi, tubuh Anda akan lelah seharian. Lelah itu akan membantu tubuh Anda untuk lebih mudah tertidur pada malam berikutnya. Cobalah ulangi hal itu dan lakukan secara rutin, maka tubuh Anda akan kembali membentuk kebiasaan lama, yaitu bangun di pagi hari dan tidur di malam hari. Itu tentu jauh lebih baik daripada Anda memaksa tidur dengan mengonsumsi obat tidur.
Namun, jika upaya di atas tetap saja tidak membuahkan hasil, dan Anda tetap kesulitan tidur meski tubuh sudah sangat lelah, Anda bisa menemui dokter untuk berkonsultasi. Dokter mungkin akan meresepkan obat tidur. Anda bisa mengonsumsi obat tidur yang diresepkan. Meski begitu, Anda juga harus melatih tubuh seperti yang diuraikan di atas, agar obat tidur tidak menjadikan Anda ketergantungan. Bagaimana pun, tidur secara alami jauh lebih baik daripada tidur yang dibantu obat.