Rahasia-rahasia Cowok yang Tak Pernah Diungkapkan (1)

Naviri.Org - Kita akan mulai dari ilustrasi ini. Ketika cowok-cowok berkumpul atau bergerombol di pinggir-pinggir jalan, dan kemudian ada beberapa cewek yang lewat, apa yang biasanya dilakukan oleh para cowok itu?

Yang umum—dan biasanya—adalah mereka akan menggoda cewek-cewek itu dengan berbagai bentuk dan cara. Dari sapaan yang basi sampai suitan-suitan yang ‘menggetarkan sukma tiada tara’. Tetapi, jika seorang cowok duduk sendirian dan kemudian ada beberapa cewek yang lewat di depannya, apakah si cowok akan berani melakukan hal semacam itu? Lebih banyak jawabannya adalah TIDAK.

Mengapa...? Untuk kasus semacam di atas, jawabannya begitu jelas, yakni bahwa cowok-cowok itu tidak pede jika sendirian, dan lebih pede jika main ‘keroyokan’—bahkan hanya sekadar untuk menyapa atau menggoda cewek.

Sekarang kita masuk ke ilustrasi lain. Ada cowok-cowok yang tidak berani mendekati cewek untuk mengajaknya berkenalan apabila sendirian. Tetapi akan berani mendekati dan mengajak kenalan seorang cewek apabila si cowok ditemani oleh kawannya. Mengapa bisa begitu? Setidaknya, karena si cowok tidak pede—dan biasanya semakin cantik atau semakin seksi seorang cewek, maka si cowok akan semakin tidak pede. Sampai di sini, bisakah kamu memahami maksud dari dua ilustrasi ini?

Nah, apakah cowok yang semacam itu hanya sedikit atau beberapa saja? Berita baiknya, atau berita buruknya, jumlah cowok yang semacam itu banyak sekali. Salah satu hal yang seringkali membuat cowok tidak pede (bahkan terhadap dirinya sendiri) adalah ketika berhadapan dengan cewek cantik, khususnya lagi cewek cantik yang seksi. Semakin cantik dan semakin seksi seorang cewek, si cowok akan semakin tidak pede.

Well, kita tidak sedang membicarakan cowok-cowok yang abnormal—kita sedang membicarakan cowok-cowok normal pada umumnya, yang jumlahnya dapat dikatakan mayoritas.

Masuk lagi ke ilustrasi lain. Di dunia cowok, ada media-media tertentu (baik majalah atau tabloid) yang diproduksi dan ditujukan untuk segmen pembaca cowok. Karena majalah-majalah itu ditujukan untuk kaum cowok, maka biasanya menampilkan foto-foto dari sosok-sosok cewek yang cantik dan seksi dengan busana minim atau bahkan tanpa busana sama sekali (untuk majalah-majalah terbitan luar negeri).

Tujuan ditampilkannya foto-foto semacam itu tentu saja untuk memanjakan para pembacanya, karena cowok memang selalu suka hal-hal semacam itu. Ingat, cowok adalah makhluk visual, dan mereka tak pernah jenuh dengan segala hal yang merangsang indera penglihatannya. Penerbit majalah-majalah itu pun berharap cowok-cowok yang membacanya akan dapat menikmati.

Nah, apakah cowok-cowok yang membaca majalah-majalah itu kemudian menikmati? Tentu saja! Semua cowok (normal) pasti menikmati suguhan gambar dan foto-foto erotis semacam itu. Tetapi, beriringan dengan itu, cowok-cowok itu juga merasakan suatu perasaan ‘tidak percaya diri’ kepada diri sendiri—khususnya pada tubuhnya sendiri. What happen...?

Jennifer Aubrey dari Departemen Komunikasi Missouri University, Columbia, AS, melakukan penelitian menyangkut masalah ini, dan membuktikan bahwa cowok-cowok merasa ‘tidak percaya diri dan memiliki pandangan buruk atas penampilan tubuhnya sendiri’ setelah membaca dan melihat majalah-majalah semacam itu.

Majalah-majalah yang digunakan sebagai bagian dari penelitian ini adalah majalah-majalah yang bersegmen pembaca cowok, seperti Playboy, FHM, dan Maxim (semua majalah yang disebut di sini adalah yang edisi berbahasa Inggris).

Ini ironis sekaligus lucu. Di satu sisi, majalah-majalah itu diproduksi untuk dibaca kaum cowok, dan para cowok pun menyukainya karena terbukti majalah-majalah tersebut sangat laris. Tetapi kemudian cowok-cowok justru menjadi kurang pede setelah membaca majalah-majalah itu, karena melihat tubuh-tubuh cewek yang seksi, dan kemudian membayangkan dirinya sendiri ‘jauh’ dari kesan seksi semacam itu.

Baca lanjutannya: Rahasia-rahasia Cowok yang Tak Pernah Diungkapkan (2)