Pengalaman Belanja di Bukalapak dan Tokopedia (2)
https://www.naviri.org/2016/08/pengalaman-belanja-di-bukalapak-dan_16.html
Naviri.Org - Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Pengalaman Belanja di Bukalapak dan Tokopedia 1). Untuk Mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah artikel sebelumnya terlebih dulu.
***
Ketiga, Bukalapak melayani pembelian tanpa mewajibkan pembeli menjadi anggota. Sepertinya, ini yang paling membedakan antara Bukalapak dan Tokopedia, sekaligus menjadi keunggulan Bukalapak dalam melayani pelanggan.
Saat berbelanja di Tokopedia, saya diharuskan mendaftar sebagai anggota terlebih dulu. Jadi, saya harus mengisi formulir dan lain-lain, baru setelah itu bisa membeli sesuatu di Tokopedia. Hal itu berbeda dengan Bukalapak. Saat ingin membeli apa pun di Bukalapak, saya tidak diharuskan mendaftar jadi anggota. Saat membeli sesuatu, saya hanya perlu menuliskan nama dan alamat pengiriman, serta nomor telepon atau ponsel. Mudah, tidak ribet, dan saya selalu suka hal-hal mudah.
Keempat, Bukalapak memiliki fitur penting yang tidak dimiliki Tokopedia. Lagi-lagi, ini menjadi nilai plus bagi Bukalapak, sekaligus nilai minus bagi Tokopedia. Apa fitur penting itu? Penjelasan mengenai ketersediaan barang!
Di Bukalapak, setiap item barang dilengkapi aneka penjelasan dan keterangan mengenai barang tersebut, termasuk ketersediaan barang. Ada penjelasan kecil di Bukalapak yang menerangkan berapa item barang itu masih tersedia, sehingga pembeli yakin barang itu memang benar-benar masih ada, tersedia, dan bisa dibeli. Karena itu pula, sampai saat ini, urusan saya di Bukalapak selalu beres, dalam arti saya selalu mendapatkan barang yang saya beli.
Di Tokopedia juga terdapat penjelasan dan keterangan mengenai setiap item barang, sama seperti di Bukalapak atau umumnya toko online lain. Tetapi, di Tokopedia tidak ada penjelasan mengenai ketersediaan barang. Akibatnya, saya—dan tentu juga pembeli lain—mengira barang itu masih ada, lalu melakukan pemesanan serta pembayaran, dan akhirnya diberitahu bahwa barang itu sudah tidak tersedia. Terus terang, itu menjengkelkan!
Saya pernah mengalami hal semacam itu. Saya memesan sesuatu di Tokopedia, mengirimkan pembayaran, menunggu beberapa hari, lalu diberitahu kalau barang pesanan saya sudah tidak tersedia (sudah habis).
Memang, Tokopedia mengembalikan uang pembayaran saya seutuhnya. Tetapi, sekali lagi, itu menjengkelkan, karena saya sudah telanjur berharap. Jauh lebih baik jika Tokopedia memiliki fitur seperti Bukalapak, yang menjelaskan ketersediaan barang, sehingga barang apa pun yang ditawarkan di web Tokopedia benar-benar terjamin masih tersedia. Itu fitur yang tampak sepele, tapi sangat penting.
Saya sering melakukan pengecekan hal ini di Bukalapak. Kadang, suatu barang disebut tinggal sisa 10 item, misalnya. Saya terus memantau barang itu. Seiring waktu, barang itu terus terjual, dan lama-lama persediaan makin sedikit, hingga tinggal 1 item. Setelah itu, barang tersebut benar-benar hilang (tidak saya temukan lagi) di Bukalapak. Apa artinya itu?
Artinya, Bukalapak benar-benar menjamin bahwa barang apa pun yang tampil di web mereka memang masih tersedia, bahwa fitur ketersediaan barang mereka memang bekerja sebagaimana mestinya. Sekali lagi, fitur ketersediaan barang mungkin tampak sepele, tapi sangat penting, karena menjamin pembeli akan mendapatkan barang yang diinginkannya!
Empat hal itulah yang tampaknya bisa menjadi catatan penting terkait pengalaman saya berbelanja di Bukalapak dan Tokopedia. Sekali lagi, uraian itu didasarkan pengalaman pribadi, sehingga tidak bisa dilepaskan dari unsur subjektivitas.
Disclaimer: Catatan ini bukan posting berbayar, namun murni apresiasi berdasarkan pengalaman pribadi.