Fakta-fakta di Balik Penembakan Mantan Perdana Menteri Jepang
https://www.naviri.org/2016/08/panduan-menjaga-kesuburan-untuk-wanita.html
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal dunia akibat tembakan ketika pidato kampanye di Nara pada 8 Juli 2022. Abe meninggal dunia pukul 17.03 waktu lokal, setelah sempat menerima penanganan darurat.
Abe yang langsung dilarikan ke rumah sakit disebut tertembak di bagian leher hingga tembus ke jantungnya oleh Yamagami Tetsuya, mantan anggota Angkatan Laut Jepang.
Shinzo Abe menghembuskan napas terakhir saat berusia 67 tahun.
Berikut sejumlah fakta penembakan Shinzo Abe yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Ditembak saat berpidato
Shinzo Abe ditembak saat menyampaikan pidato di jalanan Kota Nara sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Saksi mata mendengar suara tembakan sebelum Abe tiba-tiba jatuh saat berpidato.
2. Ditembak di bagian dada dan leher
Mengutip pernyataan kepolisian, kantor berita NHK melaporkan bahwa Abe diyakini tertembak di bagian dada dan leher.
Kepolisian juga menyatakan Shinzo Abe ditembak tiga kali dari belakang ketika menyampaikan pidato di Nara. Akibat insiden itu, Abe tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.
Bercak darah terlihat di tempat Abe berdiri. Dalam sejumlah foto yang beredar, terlihat pula darah di bagian dada Abe.
3. Peluru menembus jantung
Rumah Sakit Nara Medical University mengonfirmasi Abe meninggal dunia usai kritis akibat penembakan itu. Dokter yang menangani Abe mengatakan peluru itu tembus "cukup dalam hingga mencapai jantungnya."
Abe pun mengalami pendarahan hebat. Dokter mengatakan jarak antara satu luka dengan yang lainnya sepanjang lima sentimeter. Mereka telah mengupayakan segala cara termasuk operasi terbuka, namun tetap tidak dapat menghentikan pendarahan hingga akhirnya Abe meninggal dunia.
4. Peluru tak ditemukan
Pihak dokter mengaku tak menemukan peluru di dalam tubuh Shinzo Abe selama proses operasi. Dokter pengobatan darurat RS Universitas Medis Nara Hidetada Fukushima mengatakan dokter menemukan dua luka di bagian leher depan tengah.
"Kami tidak menemukan peluru," kata Hidetada Fukushima dalam jumpa pers yang disiarkan NHK. "Ada luka yang diduga merupakan bekas tembakan. Ada indikasi, peluru mencapai jantung karena ada pembuluh darah dari leher ke jantung."
5. Pelaku ditangkap
Seorang pria bernama Tetsuya Yamagami yang diduga sebagai tersangka penembakan ditangkap petugas. Ia merupakan warga lokal Nara berusia 44 tahun.
Tetsuya langsung ditangkap di lokasi kejadian tak lama setelah penembakan terjadi. Dikutip Reuters, media lokal Fuji TV menyebutkan Tetsuya merupakan mantan anggota pasukan pertahanan diri maritim atau dikenal angkatan laut Jepang.
Tetsuya disebut keluar dari pasukan pertahanan Jepang pada 2005 silam. NHK melaporkan, pelaku tak melawan saat ditangkap petugas. Pihak berwenang menyimpulkan bahwa Tetsuya melancarkan aksinya sendirian.
6. Pelaku menggunakan senjata api rakitan
Tetsuya dikabarkan menggunakan senjata api rakitan besar untuk melancarkan aksinya. Padahal, hukum kepemilikan senjata di Jepang sangat ketat.
Koresponden BBC di Jepang, Rupert Wingfield-Hayes, juga melaporkan beberapa saksi mata mengaku melihat pelaku berlari membawa senjata api ukuran besar usai insiden terjadi.
Saat melakukan penyelidikan, kepolisian Jepang menemukan beberapa senjata rakitan tangan di rumah Tetsuya.
Menurut kepolisian, senjata yang mereka temukan di rumah pelaku mirip dengan senjata yang digunakan dalam serangan. Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan dua peledak.
7. Motif dendam kesumat
Dalam proses penyelidikan, Yamagami mengaku memang berniat membunuh Abe karena tidak suka pada mantan pemimpin negaranya itu. Ia sengaja menembak Abe dengan tujuan membunuhnya.
Tetsuya mengatakan ia memiliki dendam terhadap organisasi yang dipercaya berhubungan dengan Abe.
"Tersangka mengatakan ia memiliki dendam terhadap sebuah organisasi khusus, dan ia melakukan kejahatan itu karena ia percaya mantan Perdana Menteri Abe memiliki hubungan [dengan organisasi itu]," kata seorang pejabat kepolisian di Kota Nara, dikutip dari AFP.
Walaupun demikian, pihak kepolisian menolak memberikan detail terkait organisasi tersebut.