Makanan Terbaik dan Makanan Terburuk Versi WHO

Makanan Terbaik dan Makanan Terburuk Versi WHO

Naviri.Org - Pada simposium ke-113, Badan Kesehatan Dunia (WHO) membahas makanan, olah raga, dan kebiasaan hidup, sebagai strategi baru kesehatan global, karena pola makan yang tidak sehat merupakan penyebab utama timbulnya bermacam penyakit non-infeksi (tidak menular), termasuk beberapa jenis kanker.

Dalam simposium tersebut, WHO merekomendasikan golongan makanan yang terbaik, meliputi pengendalian asupan lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh. WHO juga menyebut daftar makanan yang dianggap buruk. Berikut ini makanan terbaik dan terburuk versi WHO.

Lima makanan terbaik (best food) rekomendasi WHO:

Buah terbaik: Urutan buah terbaik adalah pepaya, stroberi, jeruk kupas, kiwi, mangga, plum, kesemek, dan semangka.

Sayur terbaik: Ketela kuning kaya kandungan vitamin juga antikanker, dan merupakan golongan sayur utama. Disusul oleh asparagus, lettuce, brokoli, seledri, terong, bit, wortel, kol, umbi, xuelihong (sejenis sawi ijo), dan sawi putih.

Daging terbaik: Struktur daging angsa mirip minyak zaitun, dan bermanfaat untuk jantung. Daging angsa mendapat predikat sumber protein terbaik.

Makanan tersehat untuk kesehatan otak: Pocai (soinancia oleracea), kucai, labu merah, onion, kembang kol, kacang polong, tomat, wortel, sawi putih kecil, daun bawang, seledri, kacang tanah, jambu mete, biji tusam, biji aprikot, kedelai, dan beras kasar/tuton.

Tim atau sup terbaik: Tim ayam dianggap terbaik, terutama tim ayam betina, karena dapat mencegah flu, radang tenggorokan, dan sesuai untuk konsumsi di musim dingin atau musim semi.

Berikut ini sepuluh golongan makanan yang dianggap buruk (junk food) yang diumumkan WHO:

Gorengan

Gorengan adalah makanan yang mengandung kalori tinggi, serta memiliki kandungan lemak/minyak dan oksida yang sama tinggi. Bila dikonsumsi secara rutin, gorengan dapat menyebabkan kegemukan, serta mengakibatkan masalah jantung korener.

Dalam proses menggoreng, sering terjadi proses karsinogenik yang telah dibuktikan berhubungan dengan kanker, khususnya bagi mereka yang mengonsumsi gorengan dalam jumlah lebih banyak.

Makanan kalengan

Makanan kalengan, termasuk buah kalengan atau daging kalengan, memiliki kandungan gizi yang telah rusak. Selain itu, kandungan proteinnya telah mengalami perubahan sifat, hingga penyerapannya lebih lambat dan nilai gizinya jauh berkurang.

Banyak buah kalengan memiliki kadar gula tinggi dan diasup dalam bentuk cair, sehingga penyerapannya dalam tubuh sangat cepat. Dalam waktu singkat, hal itu dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat, dan memberatkan beban pankreas. Bersama dengan tingginya kalori, makanan kalengan dapat menyebabkan obesitas.

Makanan asinan

Proses pengasinan makanan membutuhkan penambahan garam dalam jumlah signifikan. Hal itu dapat menyebabkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas, sehingga menambah beban ginjal saat dikonsumsi, dan konsumennya berisiko terkena hipertensi.

Selain itu, proses pengasinan sering menambahkan amonium nitrit yang menyebabkan peningkatan bahaya kanker hidung dan tenggorokan. Kadar garam tinggi juga dapat merusak selaput lendir, lambung, dan usus. Orang yang rutin mengonsumsi makanan asin memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena radang lambung dan usus.

Daging yang diproses

Makanan berupa daging yang diproses termasuk ham, sosis, dan semacamnya. Dalam makanan semacam itu terkandung garam nitrit yang dapat menyebabkan kanker, juga mengandung bahan pengawet/pewarna dan lainnya yang bisa memberatkan beban hati saat dikonsumsi. Ham, misalnya, memiliki kadar natrium tinggi. Mengonsumsi ham dalam jumlah besar dapat meningkatkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.

Daging berlemak dan jerohan

Meski mengandung protein yang baik, juga vitamin dan mineral, namun daging berlemak dan jerohan mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Mengonsumsi jerohan hewan dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama dapat menyebabkan pernyakit jantung koroner serta tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara, dan lain-lain.

Olahan keju

Sering mengonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan berat badan hingga gula darah meninggi. Mengonsumsi cake/kue keju dapat menyebabkan hilang atau berkurangnya gairah makan. Sementara mengonsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi sering mengakibatkan pengosongan perut.

Mie instan

Mie instan sangat praktis dihidangkan, sehingga banyak keluarga yang menyiapkan dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Sayangnya, mie instan tergolong makanan yang tinggi garam, namun miskin vitamin dan mineral. Kadar garam tinggi dalam mie instan menyebabkan beratnya beban ginjal, meningkatkan tekanan darah, dan memberatkan beban pembuluh darah jantung.

Makanan yang dipanggang/dibakar

Makanan yang dipanggang atau dibakar dianggap termasuk jenis makanan yang buruk, karena dinilai mengandung zat penyebab kanker.

Sajian manis beku

Makanan yang masuk golongan ini di antaranya adalah es krim, cake beku, dan semacamnya. Sajian manis beku termasuk makanan yang buruk, karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan obesitas, karena kadar gula tinggi mengurangi nafsu makan, dan karena temperaturnya yang rendah sehingga mempengaruhi usus.

Manisan kering

Manisan kering mengandung garam nitrat. Ketika dikonsumsi, garam nitrat dalam tubuh akan bergabung dengan amonium dan menghasilkan zat karsinogenik yang tidak baik untuk tubuh. Selain itu, manisan kering juga mengandung garam tinggi, yang menyebabkan tekanan darah meninggi, serta memberatkan kerja ginjal.

Related

Health 3838194150405365634

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item