Fakta-fakta Seputar Makanan Organik
https://www.naviri.org/2016/08/fakta-fakta-seputar-makanan-organik.html
Naviri.Org - Seiring makin tingginya kesadaran banyak orang mengenai makanan sehat, semakin tinggi pula kehati-hatian dalam memilih makanan. Pada saat ini, istilah makanan organik mungkin sudah cukup sering kita dengar atau dapati. Apa sebenarnya makanan organik itu? Apa bedanya dengan makanan non-organik? Penjelasan berikut ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami makanan organik.
Studi yang dilakukan di Uni Eropa selama empat tahun menemukan fakta sebagai berikut:
Makanan organik mengandung antioksidan 40 persen lebih banyak dibanding makanan non-organik.
Susu yang diperah dari ternak organik mengandung 90 persen antioksidan lebih banyak.
Kandungan mineral, zinc, dan zat besi dalam produk organik jauh lebih tinggi dibanding produk non-organik.
Pertanian organik membantu lingkungan meningkatkan kesuburan tanah, mendorong organisme natural untuk berkembang biak, membuat tumbuhan dan hewan meningkatkan daya tahan tubuh mereka terhadap penyakit secara alami daripada bergantung pada antibiotik atau fungisida.
Selain itu, makanan organik tidak dibuat atau dipelihara menggunakan pupuk kimia, pestisida kimia, serta bahan kimia lain, sehingga tidak merugikan tubuh manusia. Jika Anda belum tahu, pestisida membahayakan tubuh manusia, terutama anak-anak dan ibu hamil. Sementara itu, susu organik memiliki 50-80 persen lebih banyak antioksidan yang mengurangi risiko tumor. Berikut ini beberapa fakta lain mengenai makanan organik.
Makanan organik tidak tumbuh liar, namun dibudidayakan oleh petani khusus yang terlatih.
Makanan organik tidak terbatas pada sayuran saja, namun juga produk lainnya seperti daging, susu, dan telur.
Produk makanan organik tidak mengandung pestisida, radiasi, antibiotik, hormon, dan modifikasi genetik lain selama masa perawatannya.
Produk organik bisa meningkatkan metabolisme tubuh, karena zat-zat dan vitamin di dalamnya tidak terkontaminasi zat kimia. Metabolisme tubuh yang baik membantu melancarkan pencernaan dan memudahkan proses penurunan berat badan.
Orang yang mengonsumsi makanan organik akan memperoleh manfaat antibiotik makanan secara utuh, dan membantu pertumbuhan hormon tubuhnya.
Buah dan sayuran organik mengandung lebih banyak nutrisi seperti vitamin, magnesium, fosfor, zinc, dan besi. Susu organik mengandung lebih banyak vitamin E.
Diet makanan organik secara rutin dapat mengurangi tingkat xenoestrogens dalam tubuh dan penurunan dominasi estrogen. Beralih ke makanan organik adalah salah satu cara terbaik untuk mengembalikan keseimbangan hormon alami tubuh dengan mengurangi masalah hormon karena paparan bahan kimia.
Anak-anak yang banyak mengonsumsi makanan organik memiliki risiko rendah menderita enzema atau kelainan kulit kronis, dibanding anak-anak yang mengonsumsi makanan non-organik.
Ibu menyusui yang menyantap makanan organik diketahui memiliki kandungan lemak yang rendah pada ASI-nya, sehingga bisa menghindarkan anaknya dari risiko kegemukan.
Produk organik umumnya memiliki lisensi penjaminan kualitas yang berbeda di masing-masing negara. Sebaiknya jangan asal membeli produk organik, karena tidak semua yang berlabel hijau berarti makanan organik.
Harga makanan organik lebih mahal dibanding makanan non-organik, karena adanya biaya perawatan ekstra selama di pertanian organik.
Ahli gizi Carina Norris mengatakan bahwa penelitian menunjukkan sebenarnya buah dan sayuran non-organik juga memiliki banyak kebaikan. Yang paling penting adalah senantiasa mengonsumsi sayur dan buah, yang organik maupun yang non-organik.