Dampak Kesehatan Akibat Banyak Tidur di Akhir Pekan
https://www.naviri.org/2016/08/dampak-kesehatan-akibat-banyak-tidur-di.html
Naviri.Org - Di akhir pekan, banyak orang yang memanfaatkan hari libur sebagai kesempatan untuk tidur lebih lama. Jika di hari-hari biasa mereka harus bangun tidur pagi hari karena akan berangkat kerja, akhir pekan adalah kesempatan untuk bermalas-malasan sehingga banyak orang terus menikmati tidur sampai siang. Sekilas, hal itu tampak tidak masalah, apalagi banyak orang yang melakukan. Sayangnya, kebiasaan banyak tidur di akhir pekan menimbulkan dampak tidak baik bagi kesehatan.
Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, disebutkan bahwa tidur seharian di akhir pekan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Tidur yang lebih lama dari biasanya di akhir pekan juga akan merusak pola tidur seseorang, dan pola tidur yang rusak atau kacau meningkatkan risiko timbulnya penyakit metabolisme seperti penyakit jantung dan diabetes.
Patricia Wong, seorang peneliti dari University of Pittsburgh, menyatakan, “Orang-orang yang memiliki jadwal tidur berantakan dan terbiasa tidur larut malam di akhir pekan akan lebih mudah terkena serangan berbagai penyakit. Mereka yang tidur larut malam juga akan bangun telat di pagi hari. Dengan kebiasaan ini, mereka bisa sangat rentan terkena serangan jantung, diabetes dan penyakit berat lainnya.”
Perubahan pola tidur berdampak pada perubahan metabolisme. Sementara perubahan metabolisme akan memberikan kontribusi terhadap munculnya gejala obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. “Ini merupakan dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang. Namun kami berpikir bahwa ada kesesuaian antara jam tidur dan jam kerja dengan jam tubuh manusia. Sehingga ketika ada yang tidak sesuai, maka akan berdampak bagi kesehatan,” ujar Patricia Wong.
Dalam studi yang dilakukan menyangkut hal ini, para peneliti mempelajari pola kehidupan 447 orang berumur 30-54 tahun. Dari jumlah itu, 53 persen adalah wanita, dan 83 persen berkulit putih. Semua orang itu bekerja minimal 25 jam per minggu. Hasilnya, nyaris 85 persen orang yang diteliti memiliki kebiasaan bangun lebih siang pada akhir pekan dibandingkan pada hari kerja.
Hasil penelitian itu menemukan fakta, bahwa orang yang memiliki perbedaan jadwal tidur yang mencolok pada hari kerja dibandingkan jadwal tidur pada akhir pekan mempunyai kandungan kolesterol yang buruk. Mereka juga memiliki kadar insulin yang lebih tinggi, angka BMI yang lebih tinggi, dan lebih resisten terhadap insulin, daripada orang-orang yang mempunyai jadwal tidur yang tetap atau stabil sepanjang pekan.