Fakta-fakta di Balik Krisis Ekonomi yang Mencengkeram Sri Lanka
https://www.naviri.org/2016/06/Angela-Lorenza-page-16.html
Krisis Sri Lanka terkini mengakibatkan warga di negara Asia Selatan itu kekurangan kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan. Berikut adalah awal mula Sri Lanka krisis BBM, dan kondisi Sri Lanka terkini.
1. Mengapa penjualan BBM dihentikan?
Sri Lanka krisis BBM karena tidak memiliki cukup mata uang asing untuk membayar impor barang-barang pokok, termasuk bensin dan solar. Jadi, Pemerintah Sri Lanka menghentikan penjualan BBM ke masyarakat biasa hingga 10 Juli 2022, dan dianggap sebagai negara pertama yang melakukannya sejak 1970-an.
Pada akhir pekan lalu, para pejabat mengatakan bahwa stok BBM Sri Lanka yang tersisa untuk layanan utama seperti bus, kereta api, dan kendaraan medis tinggal kurang dari seminggu.
Akibat Sri Lanka krisis BBM, sekolah-sekolah ditutup dan 22 juta penduduknya diminta bekerja dari rumah.
2. Keadaan Sri Lanka sekarang
Kekurangan bahan makanan dan bahan bakar menyebabkan harga melambung tinggi. Inflasi sekarang mencapai 30 persen. Kemudian, terjadi pemadaman listrik dan kurangnya obat-obatan membawa sistem kesehatan ke ambang kehancuran.
Keadaan Sri Lanka sekarang diperparah dengan unjuk rasa yang menyebar ke seluruh negara pulau itu dalam beberapa bulan terakhir.
3. Penyebab krisis ekonomi Sri Lanka
Krisis ekonomi Sri Lanka terjadi karena cadangan mata uang asing yang hampir habis. Pada Mei 2022, Sri Lanka gagal bayar utang luar negeri untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Pemerintah menyalahkan pandemi Covid yang memengaruhi kedatangan turis ke Sri Lanka, karena merupakan salah satu penghasil mata uang asing terbesarnya. Sri Lanka juga mengatakan, wisatawan ketakutan oleh serangkaian serangan bom mematikan di gereja-gereja pada 2019.
Namun, banyak ahli mengatakan bahwa penyebab krisis Sri Lanka sebenarnya adalah salah urus ekonomi.
Pada akhir perang saudara 2009, Sri Lanka memilih lebih fokus menyediakan barang untuk pasar domestik daripada mencoba memasoknya ke luar negeri. Jadi, pendapatan dari ekspor tetap rendah, sedangkan tagihan impor terus bertambah.
Sri Lanka sekarang mengimpor 3 miliar dollar AS (Rp 44,87 triliun) lebih banyak daripada ekspornya setiap tahun. Itulah sebabnya Sri Lanka bangkrut karena kehabisan mata uang asing.
Pada akhir 2019, Sri Lanka memiliki cadangan mata uang asing 7,6 miliar dollar AS (Rp 113,67 triliun). Selanjutnya, pada Maret 2020 jumlahnya turun menjadi 1,93 miliar dollar AS (Rp 28,86 triliun) dan baru-baru ini pemerintah mengatakan hanya tersisa 50 juta dollar AS (Rp 747,8 miliar).
Pemerintah Sri Lanka juga memiliki utang besar dengan negara-negara lain termasuk China, untuk mendanai proyek infrastruktur yang menurut para kritikus sebenarnya tidak perlu.
Sebagian besar amarah rakyat atas krisis Sri Lanka hari ini diarahkan pada Presiden Gotabaya Rajapaksa dan saudaranya, Mahinda, yang ditunjuknya sebagai perdana menteri sebelum diberhentikan pada Mei.
Presiden Gotabaya Rajapaksa dikritik karena pemotongan pajak besar yang dia terapkan pada 2019. Menteri Keuangan Ali Sabry berujar, negara kehilangan pendapatan pemerintah lebih dari 1,4 miliar dollar AS (Rp 20,94 triliun) selama setahun.
Ketika kelangkaan mata uang asing Sri Lanka menjadi masalah serius pada awal 2021, pemerintah mencoba mengatasinya dengan melarang impor pupuk kimia. Sebagai gantinya, Sri Lanka meminta para petani menggunakan pupuk organik yang bersumber secara lokal.
Namun, kebijakan ini menyebabkan gagal panen yang meluas. Sri Lanka harus menambah stok makanannya dari luar negeri yang membuat kekurangan mata uang asingnya semakin parah.
Laporan IMF pada Maret 2022 menyebutkan bahwa larangan pupuk (pada November 2021) juga merugikan ekspor teh dan karet yang menyebabkan potensi besar kerugian.
4. Cara pemerintah atasi krisis Sri Lanka
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan, pemerintah sekarang sangat kekurangan dana, sehingga akan mencetak uang untuk membayar gaji karyawan. Dia memperingatkan, kebijakan ini akan menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut dengan inflasi Sri Lanka naik menjadi 40 persen.
Wickremesinghe lebih lanjut mengatakan, Sri Lanka Airlines milik negara dapat diprivatisasi.
5. Berapa banyak utang luar negeri yang harus dibayar Sri Lanka?
Pemerintah Sri Lanka memiliki utang luar negeri 51 miliar dollar AS (Rp 763,11 triliun). Tahun ini, Sri Lanka diminta membayar 7 miliar dollar AS (Rp 104,73 triliun) dan jumlah yang sama untuk tahun-tahun mendatang.
Pemerintah Sri Lanka kini sedang mencari pinjaman darurat sebesar 3 miliar dollar AS (Rp 44,89 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membayar utang.
IMF mengatakan, pemerintah harus menaikkan suku bunga dan pajak sebagai syarat pinjaman apapun. Adapun Bank Dunia setuju untuk meminjami Sri Lanka 600 juta dollar AS (Rp 8,98 triliun).
India turut berjanji meminjamkan 1,9 miliar dollar AS (Rp 28,44 triliun) dan mungkin meminjamkan lagi 1,5 miliar dollar AS (Rp 22,45 triliun) untuk impor.
Kelompok negara-negara industri terkemuka G7 yang terdiri dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan AS juga akan memberikan bantuan kepada Sri Lanka untuk keringanan utang.
Di tengah Sri Lanka krisis BBM, negara itu berutang 6,5 miliar dollar AS (Rp 97,27 triliun) ke China, dan keduanya sedang dalam pembicaraan tentang bagaimana merestrukturisasi utang.