Penjelasan Pakar Kimia soal Jajanan Ice Smoke Bikin Bocah Ponorogo Terbakar
https://www.naviri.org/2016/05/Lana-Santos.html
Bocah di Ponorogo disebut mengalami luka bakar 30 persen gara-gara kobaran api dari 'ice smoke', jajanan yang diolah dengan nitrogen cair. Ahli kimia menegaskan nitrogen cair bersifat non-flammable alias tidak bisa terbakar.
Kepala Departemen Kimia Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Fredy Kurniawan menjelaskan, nitrogen dengan rumus kimia N2 sebenarnya merupakan gas pada temperatur kamar. Namun ketika tekanannya dinaikkan, bentuknya menjadi cair.
"Dinaikkan tekanannya jadi cair. N2 ini sangat dingin di bawah titik beku air," kata Prof Fredy saat dihubungi.
Meski tidak bisa terbakar, nitrogen cair tetap bisa memicu luka bakar serius bila bersentuhan langsung dengan kulit manusia. Luka bakar yang diakibatkan oleh temperatur dingin yang ekstrem disebut sebagai cold burn, yang kemungkinan diasosiasikan sebagai api oleh orang tua bocah di Ponorogo.
"Bekas terbakar pada temperatur yang dingin. (Sama dengan bekas terbakar dengan api) kulit seperti melepuh," jelas Prof Fredy.
Kepala Departemen Kimia Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Fredy Kurniawan menjelaskan bahwa nitrogen cair hingga mengeluarkan api itu tidak tepat.
Ia menegaskan, Nitrogen yang memiliki rumus kimia N2 tidak dapat mengeluarkan api. Sesuai rumusnya, yakni N2, angka dua itu menandakan subscript alias tidak dapat mengeluarkan api.
"N2 pada temperatur kamar bentuknya gas. Dinaikkan tekanannya jadi cair. N2 ini sangat dingin di bawah titik beku air," kata Prof Fredy saat dihubungi.
Menurutnya, ketika zat ini ada di suhu yang sangat dingin, sentuhan organ manusia secara langsung tidak diperbolehkan.
Sebab, meski nitrogen tidak mengeluarkan api, zat itu mampu mengakibatkan cold burns (terbakar karena suhu sangat dingin). Kemungkinan, ujarnya, cold burn itu yang diasosiasikan dengan api oleh orang tua AH.
"Bekas terbakar pada temperatur yang dingin. (Sama dengan bekas terbakar dengan api) kulit seperti melepuh," ujarnya.
Sutrisno (46), ayah korban AH menceritakan kronologi yang menimpa putra kesayangannya. Selasa (12/7) sore kemarin di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, dia bersama anaknya hendak melihat pertunjukan Reog. Di lokasi itulah ada sejumlah penjual jajanan. Salah satunya yang bernama Es Smok.
Karena jajanan itu mengeluarkan asap, anaknya penasaran dan minta dibelikan. Awalnya tampak normal, penjual mengambil jajanan dan diberikan nitrogen cair. Satu porsi harganya Rp 20 ribu.
"Langsung tak belikan. Baru lepas dari tangan penjualnya, dibawa anak saya, tiba-tiba keluar api langsung membakar anak saya," tutur Sutrisno kepada wartawan.
Padahal, kata Sutrisno, dia tidak merokok karena memang bukan perokok. Ia sendiri tidak begitu memperhatikan, apakah pada saat itu di dekat anaknya ada yang sedang merokok atau tidak.
"Kejadiannya cepat sekali. Langsung membakar anak saya. Saya juga spontan mematikan api pakai tangan saya. Tangan saya ikut terbakar," kata Sutrisno.
Setelah kejadian itu Sutrisno langsung melepas kaos anaknya yang sudah terbakar kemudian melarikannya ke puskesmas terdekat. Oleh puskesmas dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lengkap.
"Jajanannya semacam jajanan yang diberi nitrogen cair. Baru dipegang anak saya satu menit langsung terbakar. Tidak tahu sumber api dari mana," kata Sutrisno.