Perkembangan Terkini Seputar Kasus Penembakan Brigadir J (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2016/05/Jelly-Jelo.html
Tewasnya Brigadir J tewas di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sembo 8 Juli lalu menimbulkan polemik. Pasalnya, banyak yang janggal dalam kematian Brigadir J.
Polisi menyebut tewasnya Brigadir J akibat saling tembak dengan Bharada E. Sejak diungkap ke publik 3 hari kemudian, kasus ini diliputi kejanggalan dan hingga kini polisi belum mengungkap penyebab kematian Brigadir J.
Sebelumnya, CCTV yang berada di Kompolek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan disebut tak berfungsi setelah kejadian baku tembak. Tenyata, belakangan beredar kabar jika rekaman CCTV di komplek Irjen Ferdy Sembo diambil oleh polisi.
Ketua RT hingga awak media juga diintimidasi oleh pria berambut cepak.
Mantan Kabareskrim Komjen Purn Pol Susno Duadji pun buka suara di depan Purnawirawan Irjen Pol Aryanto Sutadi mengenai rekaman CCTV yang diambil Polisi.
Sebelumnya disebutkan, Brigadir J tewas setelah baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sembo. Insiden terjadi setelah putri istri Irjen Ferdy Sembo teriak dilcehkan oleh Brigadir J.
Hingga kini kasus tersebut masih terus diselidiki. Sederet bukti masih dikumpulkan untuk membuktikan kebenaran. Kasus penembakan yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo ini pun heboh diperbincangkan.
Tim khusus dikerahkan Polri untuk menyelidiki dan menyimpulkan kejadian yang sebenarnya.
Susno Duadji buka suara di depan Purnawirawan Irjen Pol Aryanto Sutadi mengenai rekaman CCTV yang diambil Polisi. Hal ini terkait ada polisi yang mengambil CCTV di Kompleks rumah Irjen Ferdy Sambo, dilansir Youtube Polisi Oh Polisi.
"Kalau secara teori biasanya kalau habis terjadi kejadian tembak menembak, nomor satu polisi menyita CCTV yang ada," ujar Aryanto Sutadi, Senin (18/7/2022).
"Biasanya record-nya aja, rekaman aja diambil, tapi kalau penting sekali diambil asalkan diambil oleh penyidik," jawab Aryanto Sutadi.
Dikatakan Susno Duadji, kalau penyidik bukan mengambil kameranya. "Jadi bukan diambil kameranya, tapi rekamannya dan informasi terakhir yang ngambil katanya reserse," jelasnya.
Susno Duadji meminta masyarakat percaya pada penyidik polisi. "Jadi percayalah masyarakat kalau reserse yang ngambil, itu pasti dalam rangka penyelidikan," ujarnya.
Ia mengatakan wajar polisi mengambil CCTV dalam prosedur. "Memang CCTV dalam prosedurnya, seharusnya diambil," katanya.
Diterangkan juga oleh Susno Duadji kalau info CCTV rusak itu tidak benar. "Penjelasan yang katanya tidak jelas bahwa rusak itu sebelumnya nggak benar," jelasnya.
CCTV dikatakan Aryanto Sutadi untuk menjadi pembuktian di pengadilan. "Diambil kemudian masih ada bisa dibuktikanlah di pengadilan gitu," jawab Aryanto Sutadi.
Susno Duadji yakin kalau CCTV tersebut akan dibuka di pengadilan. "Jadi Reserse pasti akan buka itu di pengadilan, siapa yang terekam disitu, karena CCTV centralnya ada di pos satpam, diambil oleh penyidik, dibawa milik rt," ujarnya.
Sekali lagi Susno Duadji menyakinkan masyarakat kalau CCTV masih ada di kepolisian. "Insya allah rekaman masih ada, ter-record sebelum peristiwa, saat peristiwa dan sesudah peristiwa, insyaallah," jawabnya.
Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus Brigadir J dengan Bharada E yang dinanti oleh masyarakat.
Kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menuai sorotan sejumlah pihak. Kali ini giliran mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto memberikan tanggapannya.
Soleman menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J. Soleman menilai kasus penembakan ini terkesan melebar dari pembunuhan menjadi pelcehan sksual.
Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.
“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi, yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto dalam acara Crosscheck by Medcom.id.
“Ya jadi liar apa gara-gara ininya sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.
Baca lanjutannya: Perkembangan Terkini Seputar Kasus Penembakan Brigadir J (Bagian 2)