Kopda Muslimin Bayar 4 Pelaku untuk Membunuh Istrinya dari Uang Mertua
https://www.naviri.org/2016/03/Saki-Kozai-page-4.html
Kopda Muslimin yang menjadi dalang penembakan istrinya di Semarang ternyata juga mengelola tempat judi togel. Dari tempat itulah Kopda Muslimin mengenal salah satu eksekutor bernama Sugiono alias Babi.
Babi mengaku telah lama mengenal Kopda Muslimin karena istrinya bekerja di konter ponsel dan judi togel yang dikelola Kopda Muslimin. Bahkan dia mengaku cukup dekat dengan Kopda Muslimin karena biasa mabuk dan nongkrong bersama.
"Terus teman saya juga ikut kerja," ujarnya saat menjelaskan awal berkenalan dengan Kopda Muslimin, di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Tidak hanya itu, Sugiono juga mengaku mengenal istri Kopda Muslimin yang menjadi korban penembakan, yakni Rina Wulandari. Hal inilah yang membuat Sugiono tak tega menembak kepala Rina Wulandari saat diminta oleh Kopda Muslimin.
"Dia pertama meminta membunuh, tapi saya tidak mau. Saya ngomong ke Gondrong (Agus Santoso) tidak mau ikut campur hal itu," tutur dia
Menurutnya, awalnya eksekusi tersebut akan dilakukan Gondrong yang membelikan senjata api. "Tapi barangnya saya bawa, tiba-tiba saya disuruh menembak," kata dia.
Seperti diketahui dalam kasus penembakan istri TNI di Semarang, polisi telah mengamankan lima tersangka. Di antaranya S alias Babi warga Sayung Kabupaten Demak yang berperan sebagai eksekutor penembakan.
Selain itu, PAN warga Pedurungan Kota Semarang, SP alias Sirun warga Genuk Kota Semarang, AS alias Gondrong warga Magetan dan DS warga Kabupaten Sragen penjual senjata api.
Minta Uang Rp 210 juta dari Mertua
Kopda Muslimin membayar 4 pelaku eksekusi penembakan dengan uang Rp 120 Juta sebagai bayaran untuk membunuh istrinya sendiri.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, di Mapolda Jateng mengatakan, saat korban R dibawa ke rumah sakit, Kopda Muslimin masih menemani. Tak berselang lama, Kopda Muslimin melakukan transaksi dengan para eksekutor.
"Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata dia.
Ternyata, uang sebesar itu didapat Kopda Muslimin diduga dari mertuanya. Parahnya, ia meminta uang itu kepada mertuanya dengan alasan untuk pengobatan istri yang kena tembak.
Namun, uang itu justru digunakan untuk membayar eksekutor penembak yang seharusnya dibayarkan untuk biaya rumah sakit istrinya.
"Jadi salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar dikutip dari Antara, Rabu (27/7/2022).
Kopda Muslimin memerintahkan pegawai di rumahnya untuk mengambil uang Rp 120 juta dari ibu mertua dengan alasan untuk pengobatan istri. Kemudian Kopda Muslimin kembali memerintahkan untuk meminta tambahan Rp 90 juta dengan alasan tambahan biaya rumah sakit yang kurang.
"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," katanya.
Namun hal ini masih dalam penyelidikan.
Seperti diketahui, pada Senin (18/7/2022) yang lalu terjadi penembakan di sebuah perumahan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 5 pelaku telah diamankan. Empat di antaranya pelaku di lapangan. Keempatnya telah dibayar Rp 120 juta. Namun, jika RW tewas, maka uang akan ditambahi Rp 80 kita lagi plus Yaris.