Mahfud MD Bicara Soal Isu ‘Mabes dalam Mabes Polri’
https://www.naviri.org/2016/02/Yui-Tatsumi-page-5.html
Mahfud MD menyebut ada geng pelaku dalam pembunuhan Brigadir Joshua di rumah Irjen Ferdy Sambo. Sebelumnya Mahfud menyebut istilah mabes dalam mabes polri.
Dalam unggahan terbarunya di Twitter, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut kasus pembunuhan Brigadir Joshua akan tuntas hari ini, Selasa (9/8). Mahfud mengaitkan dengan istilah ranjau geng pelaku.
“Begitu juga, dalam kasus pembunuhan Brigadir J ini sejak awal saya yakin bisa diungkap asal kita kawal dari ranjau geng pelaku,” kata Mahfud MD tanpa menjelaskan geng pelaku pembunuh Brigadir Joshua ini.
Sebab locus delicti-nya jelas di sebuah gedung, korban juga jelas, orang-orang yang ada di situ juga jelas.
“Bismillah dan Alhamdulillah tuntas. Ayo, kita kawal pengadilannya,” ajak Mahfud MD.
Menurut Mahfud MD, konstruksi hukum pembunuhan Brigadir Joshua ini akan tuntas di tingkat polisi. “Tersangka akan diumumkan hari ini,” katanya lagi.
Mahfud MD mengaku, sudah lama punya impresi bahwa POLRI kita hebat dalam penyelidikan dan penyidikan.
“Kasus mutilasi yang mayatnya sudah terserak di berbagai kota saja bisa dibongkar. Ingat kasus Ryan?“ katanya.
Sebelumnya di acara Kompas TV, Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara terkait perkembangan terbaru kasus pembunuhan Brigadir Joshua ini. Menurut Mahfud MD, kasus yang awalnya penuh misteri itu kini menunjukkan kemajuan signifikan.
Hal itu lantaran permasalahan politik dan hierarki yang disebut Mahfud MD sebagai psikopolitis dan psikohierarkis sudah bisa dieliminir. Caranya adalah dengan bedol desa, memindahkan banyak polisi yang terkait kasus pembunuhan Brigadir Joshua agar tidak ada kepentingan yang saling menyandera.
Terutama soal hierarkis yang berhasil diputus lewat pemindahan atau mutasi 15 perwira yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Saksi kunci, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada Eliezer pun menjadi berani bicara. Meski berstatus tersangka, Bharada E bersedia menjadi justice collaborator.
Kesaksian Bharada Eliezer tentang kejadian di rumah dinas Kadiv Propam, Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) itu menjadi sangat penting.
“Seperti ada yang saling sandera, kemudian Bharada E di bawah penguasaan orang yang berkepentingan. Kemudian yang harus diperiksa dan harus memeriksa itu orangnya jabatannya beda,” kata Mahfud MD di acara Kompas Petang Kompas TV, Minggu (7/8/2022).
“Maka Kompolnas mengusulkan bedol deso. Bedol deso itu artinya buang dulu orang-orang di situ. Dan ternyata jalan kan, sesudah dipindahkan,” katanya lagi.
Mahfud MD juga bicara tentang psikopolitik yang terkuak berkat kasus Brigadir Joshua. Menurutnya, berbagai kepentingan di Mabes Polri perlu segera diselesaikan agar tidak menyandera kepentingan bersama yaitu tugas pokok Polri.
“Yang kedua (psiko) politisnya saya kira ramai, lah. Para pengamat menyebut di Mabes Polri itu ada sub-Mabes, sub-Mabes, yang saling bersaing, mau saling menyandera dan saling menyerang dan sebagainya. Nah itu yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Soal perkara politik di tubuh Polri juga disampaikan Mahfud MD dengan memberikan contoh sikap acuh tak acuh DPR. Menurutnya, untuk kasus sebesar pembunuhan Brigadir Joshua, biasanya DPR sudah sibuk memanggil berbagai pihak untuk meminta kejelasan. Pasifnya DPR, menurut Mahfud MD, adalah bagian dari masalah psikopolitik di Mabes Polri.
“Selama ini, misalnya, saya katakan psikopolitisnya. Semua heran kenapa kok DPR semua diam, ini kan kasus besar, biasanya kan ada apa, paling ramai manggil, ini mana, enggak ada, tuh,” katanya.
“Itu bagian dari psikopolitis. Politis adanya mabes di dalam mabes itu yang punya aliansi sendiri-sendiri,” kata Mahfud MD.