Apa Alasan Bharada E Bongkar Skenario Pembunuhan Brigadir J?
https://www.naviri.org/2016/02/Maria-Ozawa-page-10.html
Bharada E mengaku memilih buka suara bukan karena skenarionya ketahuan, tapi karena hati nurani dan merasa bersalah pada Tuhan.
Kasus pembunuhan terhadap Brigadir J kini mulai terungkap ke publik. Akhirnya Bharada E mengaku tidak ada baku tembak dengan Brigadir J. Ia bahkan kini mengaku bahwa dirinya mendapat perintah dari atasannya untuk menghabisi Brigadir J.
Tak hanya itu, Bharada E juga mengaku diperintah untuk menjelaskan ke polisi sesuai skenario atasannya. Namun setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J, Bharada E pun akhirnya buka suara.
Ia mengakui bahwa dirinya bukan satu-satunya pelaku yang menghabisi nyawa Brigadir J. Bhadara E bahkan mengajukan diri sebagai Justice Collaborator (JC) atas kematian Brigadir J. Ia tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatan itu sendirian, sementara otak pembunuhan tak terungkap.
Sikap Bharada E yang berubah 180 derajat ini pun dipertanyakan oleh Ahli Hukum Pidana, Chudry Sitompul. Ia mempertanyakan, keputusan Bharada E untuk buka suara ini murni karena hati nuraninya atau karena merasa rekayasa ini sudah tidak bisa diteruskan lagi.
"Bharada E ini melakukan permohonan menjadi JC, itu apa karena sudah ada perintah dari presiden, berarti kalau presiden sudah memerintahkan, atasannya yang dikira bisa melindungi tidak ada jadi dilindungi," kata Churdy Sitompul, dilansir dari Youtube tvOneNews, Senin (8/8/2022).
Ia pun mengaku penasaran dengan alasan sebenarnya kenapa Bharada E akhirnya mengungkap fakta sebenarnya, bahkan menawarkan diri sebagai JC.
"Apakah memang E ini menjadi JC karena keinginan pribadinya, wah ini gak bener ini. Tapi apa karena merasa rekayasa ini sudah tidak bisa dipertahankan karena presidennya sudah memerintahkan itu," tanya dia.
Churdy Sitompul juga menyoroti perbedaan pernyataan yang disampaikan oleh Bharada E saat dipanggil Komnas HAM dan saat diperiksa sekarang ini.
"Itu mungkin waktu itu dia percaya, bagian propam itu kan adalah aparat hukum yang menindak polisi yang melanggar disiplin dan menindak pelanggaran hukum pidana. Jadi dia percaya ini bisa direkayasa. Tapi karena presiden bilang, ini harus dibongkar. Akhirnya E itu menjadi JC," jelasnya.
Pertanyaan itu pun kemudian dijawab oleh Kuasa Hukum Bharada E, Deolipa Yumara. Pria yang akrab disapa Olip ini meyakini bahwa apa yang dilakukan Bhadara E itu berdasarkan hati nuraninya.
"Jadi kan apakah ini dari hati nurani atau rekayasanya ketahuan begitu. Setelah saya berbicara banyak dengan Bharada E, ini hati nurani, yaitu dia merasa bersalah kepada Tuhannya. Sehingga timbul, ya sudahlah saya pasrah, saya kemudian membuka ini semua yang ada, yang terjadi, sehingga semuanya menjadi baik," jelas Deolipa Yumara.
Tak hanya itu, Deolipa Yumara juga mengatakan bahwa Bhadara E bahkan sudah meminta maaf kepada keluarga Brigadir J.
"Ada satu posisi di mana dia meminta maaf kepada keluarga, kepada korban, kepada keluarga korban, kepada masyarakat, bahkan kepada institusi Polri. Kalaupun sama presiden bisa, dia mau juga minta maaf," kata dia.
Ia pun kembali menegaskan bahwa keputusan Bharada E untuk buka suara ini adalah murni karena rasa bersalah.
"Jadi lebih ke hati nurani, karena rasa bersalah dia di hadapan Tuhan," tutupnya.
Di samping itu, Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso mengatakan bahwa kasus pembunuhan Brigadir J ini sudah menemui titik terang.