Sejarah dan Asal Usul April Mop (1)
https://www.naviri.org/2016/01/sejarah-dan-asal-usul-april-mop-1.html
Naviri.Org - Seorang cewek sedang tergila-gila pada seorang cowok, salah satu kawan sefakultas di kampusnya. Tetapi karena ia pikir akan “tidak sopan” kalau menyatakan perasaan cintanya secara langsung kepada cowok itu, cewek ini pun lebih memilih diam dan hanya sesekali menunjukkan tingkah-laku tertentu untuk dapat menarik perhatian si cowok.
Ternyata apa yang diharapkan cewek itu terkabul. Si cowok rupanya memahami perasaannya, dan si cowok pun sepertinya mulai memberikan respon seperti yang diharapkan si cewek. Sampai suatu hari, saat si cewek baru bangun dari tidurnya, ponselnya berdering dan ia mendapati nama si cowok tertera di layar ponselnya.
Agak terlalu pagi untuk menelepon, pikirnya. Namun, karena yang menelepon adalah si cowok pujaan, cewek itu pun menerima telepon itu dengan suara yang dimanis-maniskan. Dan mereka pun kemudian bercakap, berbincang dengan menyenangkan, hingga si cewek terlupa kalau dia belum mandi, kalau rambutnya masih acak-acakan, kalau seprai di tempat tidurnya masih berantakan.
“Jadi, kupikir inilah saatnya untuk menyatakan perasaanku,” ujar si cowok kemudian, setelah beberapa saat mereka bercakap-cakap.
“Hm…ya…?” Si cewek deg-degan. Sekarang dia semakin lupa kalau dia belum mandi, rambutnya masih acak-acakan, seprai di tempat tidurnya masih berantakan, dan ini terlalu pagi untuk menerima pernyataan cinta.
“Maukah kau menjadi kekasihku?” tanya cowok itu di seberang sana, membuat pagi itu terasa lebih indah bagi si cewek, dan tiba-tiba suara burung yang bernyanyi terdengar indah di telinganya, sementara halaman rumah di balik kaca jendela terlihat seperti hamparan taman bunga nirwana.
“Hm…aku…” Si cewek menanggapi dengan suara bingung—atau setidaknya dibuat agar terdengar seperti bingung.
“Aku mencintaimu,” ujar si cowok menegaskan.
Mata si cewek berbinar bersama sinar mentari yang mulai masuk ke sela-sela jendela kamarnya. “Sungguh…?” tanyanya dengan penuh harap.
“Ya, sungguh,” tegas si cowok dengan suara yang pasti. “Maksudku…ini sungguh April Mop…!!!”
Tentu saja kejam kalau mengerjai orang dengan cara seperti itu, tapi sepertinya kita menganggapnya sah-sah saja kalau itu dilakukan pada tanggal 1 April, hari yang diyakini sebagai “waktu yang diperbolehkan untuk mempermainkan orang lain”.
Tidak seperti Valentine’s Day yang sangat terkenal, April Mop kurang begitu populer meskipun cukup banyak kalangan yang “merayakannya”. Bagi kalangan ini, tanggal 1 April adalah kesempatan yang “diampuni” untuk mengerjai orang lain. Jadi, kau “berhak” mengerjai dan mempermainkan orang lain, sebagaimana kau pun tidak boleh marah kalau menjadi korban April Mop.
Bagaimana sesungguhnya sejarah hari yang satu ini, dan mengapa diperingati pada tanggal 1 April?
April Fools Day, atau yang di Indonesia disebut April Mop itu, konon dimulai semenjak jaman Romawi Kuno, yaitu saat orang-orang di sana merayakan Festival Ceres pada awal bulan April. Ceres adalah Dewi Panen yang anaknya diculik Dewa Pluto. Karena amat kehilangan anak yang dicintainya, Ceres pun setiap hari selalu menunggu-nunggu kedatangan kembali si anak ke rumahnya. Sampai suatu hari, si Ceres ini merasa mendengar gema suara anaknya dan kemudian memutuskan untuk mencari dan mengejar gema suara itu.
Nah, apa yang dilakukan Ceres ini—yakni mengejar gema untuk mencari sumber suaranya—tentu saja hal yang mustahil karena suara gema tak dapat dikejar. Karena itulah kemudian Ceres disebut telah melakukan “a fools errand” atau pekerjaan yang bodoh.
Tetapi sumber sejarah ini lebih bersifat legenda daripada kenyataan. Lalu bagaimana sejarahnya yang lebih ilmiah?
Baca lanjutannya: Sejarah dan Asal Usul April Mop (2)