Penyebab Cowok Sulit Mengungkapkan Perasaannya (1)

Naviri.Org - Kalau kau cewek, coba tebak, di antara kau dan cowok pasanganmu, siapakah yang paling banyak berbicara? Kau pasti akan langsung tahu jawabannya, yakni kau (pihak cewek)-lah yang lebih banyak berbicara dibanding cowokmu.

Coba ingat-ingat lagi, saat kalian bertemu, ketika kalian berkencan, waktu kalian saling bertelepon atau saling kirim SMS sampai larut malam, selalu saja ada hal-hal yang kauungkapkan atau yang ingin kaukatakan dan kauceritakan; dari soal pembantumu yang tadi siang melakukan hal-hal konyol sampai soal acara televisi yang baru saja kausaksikan.

Di dalam hubungan antar cowok-cewek, cowok memang biasanya lebih banyak menjadi pendengar, sementara cewek menjadi pihak yang lebih banyak berbicara. Pada awal-awal hubungan, tentu saja “kebiasaan” itu menjadi semacam harmoni yang manis. Tetapi, lama-lama—disadari atau tidak—pihak cewek pun mulai bertanya-tanya, “Mengapa cowokku sepertinya jarang sekali mengutarakan isi hatinya atau mengungkapkan perasaannya?”

Sesungguhnya, cowok bukan hanya sulit untuk mengungkapkan perasaan yang dirasakannya, ia juga sulit untuk diajak membicarakan hal-hal yang menurutnya mungkin tidak perlu dibicarakan. Ada perbedaan pandangan sekaligus anggapan mengenai komunikasi antara cewek dengan cowok.

Cowok menganggap komunikasi sebagai sesuatu yang penting, sehingga dia hanya berbicara jika memang ada hal-hal penting atau topik tertentu yang menurutnya perlu atau layak dibicarakan. Sedangkan cewek menganggap komunikasi adalah salah satu cara mempererat hubungan dan merekatkan keintiman, dan berbicara adalah tindakan untuk terlibat dengan orang lain.

Coba perhatikan ilustrasi ini. Ketika seorang cowok akan pergi ke toilet, dia memang punya satu alasan—dan biasanya memang karena satu alasan itu. Karenanya, cowok pun lebih sering (dan lebih banyak) yang pergi ke toilet seorang diri. Tetapi, cewek berbeda. Cewek menggunakan toilet tidak hanya sebatas untuk keperluan “yang satu itu”, tetapi bahkan juga untuk sarana berkomunikasi, bersantai dan ngobrol-ngobrol dengan orang lain.

Karenanya, kita pun sudah terbiasa dengan pemandangan cewek yang mengajak kawan (atau kawan-kawannya) saat akan pergi ke toilet. Tetapi coba bayangkan kalau ajakan semacam itu datang dari seorang cowok kepada cowok-cowok lainnya—kita akan menganggapnya aneh.

Karena adanya perbedaan dalam hal pandangan atas kebiasaan mengungkapkan perasaan ini pulalah yang kemudian menjadikan cara mengekspresikan diri dalam wujud perhatian antara cewek dengan cowok pun menjadi berbeda. Coba ingat-ingat lagi, apakah di suatu waktu cowokmu pernah sakit (atau mengalami hal-hal tertentu yang menyulitkan) dan kemudian kau jadi prihatin sekali?

Hampir setiap menit kau berkirim SMS untuk menanyakan keadaannya. Hampir setiap jam kau menelepon untuk mendengar suaranya dan memastikan segalanya baik-baik saja. Hampir setiap hari kau menyempatkan diri untuk menengok dan melihat keadaannya…

Tetapi, giliran dirimu yang sakit atau ketika kau mengalami sesuatu hal yang menurutmu menyulitkan, kau sepertinya melihat kalau cowokmu tenang-tenang saja, tidak menunjukkan simpati atau empati dan sama sekali tidak menunjukkan keprihatinan sebesar keprihatinan yang kautunjukkan ketika dialah yang mengalami apa yang kaualami. Ketika kau sampai pada kesimpulan semacam itu, bisa jadi kau pun bertanya-tanya, mengapa sih cowokku sepertinya tak punya perhatian sama sekali?

Oh, honey, jangan buru-buru berkecil hati atau tergesa-gesa mengambil kesimpulan kalau cowokmu sudah tak lagi sayang. Hal-hal semacam itu memang sudah menjadi tabiat kaum cowok. Karenanya, kalau cowokmu merupakan sosok yang penuh pengertian sekaligus penuh perhatian, kau patut bersyukur. Tetapi kalau tidak, kau perlu tahu bahwa cowok memang (terkadang) merasa sulit untuk dapat mengungkapkan isi hati dan perasaannya.

Baca lanjutannya: Penyebab Cowok Sulit Mengungkapkan Perasaannya (2)