Ganteng di Mata Cewek
https://www.naviri.org/2016/01/ganteng-di-mata-cewek.html
Naviri.Org - Dua cewek bercakap-cakap serius, sambil memelototi foto seorang cowok di layar komputer. Keduanya menatap sesosok tampan berkulit bersih dengan wajah tersenyum manis, dibalut pakaian trendi. Cewek pertama berkata, “Menurutmu, dia ganteng, nggak?”
“Ganteng banget!” jawab cewek kedua mantap.
“Kamu mau jadi pacarnya?”
“Hih, nggak usah ditanya keleus! Mau banget, lah!”
Setelah terdiam sesaat, cewek pertama berujar, “Tapi cowok ini pengangguran. Dia males kerja, nggak mau ngapa-ngapain, cuma sibuk godain cewek-cewek—mungkin karena ngerasa dirinya ganteng. Kalau kamu ngobrol sama dia, kamu akan mati bosan karena yang keluar dari mulutnya benar-benar tolol. Kalau kamu jalan sama dia, kamu harus siap diporotin, karena dia emang cuma modal tampang.”
“Errr...” Cewek kedua tiba-tiba bimbang.
“Jadi, kamu masih mau jadi pacarnya?” Cewek pertama menegaskan.
Cewek kedua masih bimbang. “Uhm... kayaknya nggak, deh.” Lalu menambahkan dengan pelan, “Lagian, kalau diperhatiin, dia nggak ganteng-ganteng amat, kok. Biasa aja.”
Sesaat kemudian, layar monitor berganti gambar. Kali ini memperlihatkan sesosok cowok yang tak terlalu menarik, dengan rambut awut-awutan, berpakaian kumal, dan tampak murung. Cewek pertama berkata, “Kalau cowok ini, ganteng, nggak?”
Cewek kedua nyaris ngikik waktu menjawab, “Nggak banget, lah!”
“Kamu mau jadi pacarnya?”
Cewek kedua masih tampak ingin ngikik waktu menjawab, “Hih, nggak usah ditanya keleus! Nggak mau, lah!”
Setelah terdiam sesaat, cewek pertama berujar, “Tapi cowok ini milyuner. Penampilannya emang kadang berantakan, karena dia sering terlalu sibuk kerja sampai nggak musingin penampilan atau hal lain. Kalau kamu ngobrol sama dia, kamu nggak ingin berhenti, karena dia bisa nyeritain hal-hal asyik yang belum pernah kamu dengar. Kalau kamu jalan sama dia, dan kamu ingin sesuatu, kamu tinggal tunjuk... dan langsung jadi milikmu.”
“Errr...” Cewek kedua tiba-tiba bimbang.
“Jadi, kamu masih nggak mau jadi pacarnya?” Cewek pertama menegaskan.
Cewek kedua masih bimbang. “Uhm... kayaknya mau, deh.” Lalu menambahkan dengan pelan, “Lagian, kalau diperhatiin, dia aslinya ganteng, kok. Ya, kamu tahu, dia tuh... eksotik. Ya, udah lama aku pengin punya pacar ganteng kayak cowok ini!”
Baca juga: Seperti Apakah Cinta