Kamaruddin Simanjuntak Beberkan Bukti Rekaman CCTV Hasil Editan
https://www.naviri.org/2016/01/Malenna-page-15.html
Baru-baru ini kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyampaikan soal dugaan rekaman CCTV yang telah diedit pada tayangan Catatan Demokrasi TVOne.
Bermula dari perdebatan soal 13 menit krusial yang hilang. Kamaruddin Simanjuntak lantas membeberkan kejanggalan CCTV yang beredar.
“Di menit 15.49 dalam satu detik ada dua peran. Satu peran almarhum pakai sepatu, di detik yang sama peran pakai sendal. Ini makanya saya bilang, anak saya, putri saya umur 9 tahun jago edit. Ini CCTV-nya bagaimana di menit 15.49 pakai sepatu tapi di menit yang sama pakai sendal. Bagaimana?” tanya Kamaruddin Simanjuntak.
Lebih lanjut, Kamaruddin Simanjuntak meminta agar rekaman CCTV itu diproses lewat uji forensik agar dapat dibuktikan orisinalitasnya.
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan memberikan penjelasan terkait 17 menit jelang tewasnya Brigadir J seperti berikut:
- Pukul 15.29 WIB
Irjen Ferdy Sambo tiba lebih dulu di rumah pribadi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
- Pukul 15.40 WIB
Rombongan Putri Candrawathi tiba di rumah pribadi.
"Kelihatan ada Bharada E di situ, ada almarhum juga, Brigadir Joshua, ada ART juga, ada dua lagi stafnya," terang Taufan dalam wawancara bersama MetroTV, dikutip Senin 1 Agustus 2022.
- Pukul 15.43 WIB
Rombongan melakukan tes PCR.
"Kira-kira tiga menit setelah itu (tiba dari Magelang), mereka keluar dan PCR. Yang PCR itu Ibu, dengan ADC, asisten rumah tangga, dan Joshua, termasuk Bharada E," kata Taufan.
- Pukul 16.31 WIB
Kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak menghubungi almarhum. Brigadir J mencari tempat lebih sepi, karena tengah berkumpul rekan ajudan yang lain. Menurut Taufan, sesaat sebelum menerima telepon dari Vera, Brigadir J terlihat ngobrol dan tertawa-tawa bersama rekan-rekannya.
- Pukul 16.37 WIB
Tes PCR selesai, rombongan Putri Candrawathi pindah ke rumah dinas yang berjarak 500 meter dari rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, tepatnya di Komplek Polri Jalan Duren Tiga Nomor 46. Jeda beberapa menit, Irjen Ferdy Sambo juga keluar dari rumah pribadi. Namun, ia tak menuju rumah dinas, melainkan ke arah berbeda.
- Pukul 17.00 WIB
Mobil yang ditumpangi Irjen Ferdy Sambo berhenti, diduga saat Putri menelepon melaporkan peristiwa adu tembak di rumah dinas.
"Kata penyidik, ada telepon untuk Pak Sambo dari istrinya yang menjelaskan ada peristiwa itu," ujar Taufan.
Taufan menambahkan, sementara mobil dan patwal berusaha putar balik, Irjen Ferdy Sambo berlari menuju rumah dinas.
Sementara itu, Putri Candrawathi terlihat menangis ketika kembali ke rumah pribadi seusai insiden adu tembak.
"Dari CCTV satu lagi di rumah pribadi itu, kelihatan Ibu kembali ke rumah didampingi asisten yang menunjukkan wajahnya menangis," timpal Taufan.
Lima menit kemudian tepatnya 17.10 WIB terlihat Ferdy Sambo yang masih pakai baju dinas turut keluar dari rumah pribadinya. Ferdy Sambo nampak berjalan dengan tergesa.
Lalu CCTV dari tetangga di sekitar rumah Ferdy Sambo, merekam mobil tersangka pembunuhan Brigadir J tersebut melintas di kawasan Duren Tiga Barat dikawal motor Patwal.
Di antara pukul 17.10 hingga pukul 17.23 diduga menjadi akhir hayat Brigadir J. Selang beberapa menit setelah Brigadir J dibunuh, pukul 17.23 WIB terlihat Putri Candrawathi datang ke rumah pribadinya lagi. Sambil menunuduk, Putri Candrawati tampak mengenakan pakaian piyama berwarna biru dengan celana pendek.
Kemudian, pukul 18.33 WIB terlihat mobil Avanza Satreskrim Polres Jakarta Selatan melintas di Jalan Duren 3 utara ke arah rumah dinas Ferdy Sambo. Nampak juga mobil Pajero Provost diikuti ambulans dan dua mobil Provos lainnya keluar dari kompleks Polri.
Pukul 20.16 WIB nampak iring-iringan ambulans ke Rumah Sakit Polri dan kemudian masuk di rumah sakit, dan terlihat ambulans yang membawa jenazah Brigadir J parkir di rumah sakit tersebut.