Polri Ungkap Sindikat Judi, Mantan Kabais: Umumkan 'Bos Besar'
https://www.naviri.org/2016/01/Malenna-page-11.html
Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto, mantan Kepala Badan Intelitjen Strategis (BAIS) meminta Polri membongkar kasus judi online di Indonesia. Menurut dia, Polri jangan melindungi bandar judi online. Setiap kali penangkapan kasus judi online, kata dia, harus segera dimumkan bos besar sindikat judi online.
"Yang ditangkap itu benar-benar bos atau anak buahnya. Dilihat dulu yang ditangkap ini bos-bosnya atau cuma pelaku di lapangan. Jangan-jangan ini hanya pencitraan karena kasus Sambo (Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo)," ujar Soleman saat dihubungi wartawan, Rabu (17/8/2022).
"Iya, harus dibuka ke publik. Begitu ditangkap, harus dibuka ke publik, ini ditangkap, bosnya siapa, harusnya begitu," tandas dia
Soleman tidak menampik adanya peluang para bandar judi online masuk ke tubuh Polri untuk mengamankan bisnisnya. Pasalnya, Polri merupakan pihak yang berwenang menangani dan menangkap para bandar judi online ini.
Menurut Solemen, jika ada anggota atau pejabat Polri yang terbukti terlibat dalam jaringan mafia judi online, maka sudah saatnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengambil tindakan tegas.
"Betul, semuanya (harus ditindak). Makanya polisi itu tidak boleh gunakan anggaran dari luar, dia semua anggaran yang bisa teraudit (anggaran negara)," ungkap dia.
Dia beranggapan dampak besar jika aparat hukum sudah terlibat dalam jaringan mafia termasuk mafia judi online. Menurut dia, tidak hanya keamanan dan ketertiban yang menjadi taruhan, tetapi juga merusak sistem hukum Indonesia yang pada akhirnya menghancurkan bangsa Indonesia.
"Bukan hanya merusak pertahanan dan keamanan, itu merusak bangsa. Sistem hukum kita rusak semua, yang terjadi apa, hukum rimba," tegas dia.
Belum lagi, kata Soleman, dampak judi online terhadap generasi muda. Mereka akan dininabobokan dengan judi online sehingga lupa belajar untuk mengembangkan kemampuan agar menjadi generasi unggul, berkualitas dan kompetitif.
"Iya (generasi muda juga rusak), bayangkan berapa banyak anak muda yang terlibat judi online," pungkas Soleman.