Kronologi Temuan Kasus Pertama Cacar Monyet di RI, dan Gejalanya
https://www.naviri.org/2016/01/Jihan-Safira-page-21.html
RI mencatat kasus pertama cacar monyet, dialami oleh pasien pria berusia 27 tahun yang diketahui sempat melakukan perjalanan luar negeri. Kementerian Kesehatan RI melaporkan, pasien tersebut mengalami perkembangan gejala sejak 14 Agustus 2022 dan kini menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Pasien 27 tahun laki-laki ini memang habis bepergian dari luar negeri dengan gejala di tanggal 14 (Agustus) itu ada demam, kemudian ada pembesaran kelenjar limfe. Tapi keadaannya baik. Tidak sakit berat. Ada cacarnya, atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genital dia," beber juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahri dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8).
"Saat ini pasien dalam keadaan baik-baik saja. Kalau dalam istilah COVID itu gejalanya ringan. Pasiennya tidak perlu harus dirawat masuk ruang isolasi, tapi cukup dilakukan isolasi mandiri di rumah," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Syahril tidak menyebutkan negara yang sempat dikunjungi pasien tersebut sebelum terdeteksi positif cacar monyet. Namun ia menjabarkan kronologi temuan kasus cacar monyet sejak pasien tersebut tiba di RI hingga muncul gejala cacar monyet dari hari ke hari.
8 Agustus: Tiba di RI
Syahril melaporkan, pasien tersebut merupakan seorang Warga Negara Indonesia (WNI). Ia tiba di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Namun di hari itu, pasien belum mengalami gejala cacar monyet.
"Penularan pasien cacar monyet ini adalah kontak langsung. Jadi pasien ini berkontak langsung kepada orang yang di tempat dia bepergian kemarin," ungkap Syahril.
14 Agustus: Muncul Demam
Berlanjut pada 14 Agustus, pasien cacar monyet tersebut mengalami gejala pertama berupa demam.
16 Agustus: Muncul Lesi
Pada 16 Agustus, pasien tersebut mengalami gejala selanjutnya berupa kemunculan lesi dan ruam-ruam.
18 Agustus: Pasien Dites
Kemudian pada 18 Agustus, pasien tersebut mendatangi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri. Syahril menjelaskan, temuan konfirmasi positif cacar monyet pada pasien pertama tersebut berkat pemahaman pasien yang tinggi perihal cacar monyet.
"Begitu dia merasakan gejala yang dia alami, dengan sigap melakukan pemeriksaan mandiri. Jadi bukan dari surveilans. Alhamdulillah, dokter yang dikonsultasikan juga memiliki kesigapan akan kasus ini walaupun tidak muncul gejala yang betul-betul khas untuk monkeypox. Dia merasakan ada gejala ini, juga habis bepergian dari negara yang melaporkan itu, dilakukan pemeriksaan PCR," ungkapnya.
"Tanggal 18 dilakukan pemeriksaan karena pasiennya datang. Tanggal 16 itu belum datang dia ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit. 18 itu diperiksa dengan cepat oleh RS dan diperiksa dalam waktu 1 hari hasilnya keluar, PCR positif," jelas Syahril lebih lanjut.