Mahfud MD Ungkap Kasus Brigadir J Lebih Parah dari yang Diketahui Publik
https://www.naviri.org/2016/01/Derina-Derin-page-32.html
Fakta baru di balik pembunuhan Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang diskenario Irjen Ferdy Sambo dibongkar Menkopolhukam Mahfud MD.
Mahfud MD menyebut ada jebakan psikologis yang yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap orang-orang tertentu untuk mendukungnya setelah pembunuhan Brigadir J.
Bahkan Ferdy Sambo sampai nangis-nangis demi meyakinkan orang-orang tertentu untuk mempercayai skenario pembunuhan Brigadir J yang awalnya disebut tembak menembak itu.
Di podcast Deddy Corbuzier, Mahfud menyebut setidaknya ada tiga orang yang mengalami jebakan psikologis Ferdy Sambo. Pertama Kompolnas yang diwakili Poengky Indarti diundang Ferdy Sambo ke kantornya pada Senin (11/7/2022), atau tiga hari setelah kejadian. Di situ Ferdy Sambo nangis-nangis sambil mengaku terhina dan terdzolimi.
"Hanya untuk nangis di depan Kompolnas. ‘Saya teraniaya. Kalau saya sendiri ada di situ, saya tembak habis dia.’ Nangis-nangis ini," ujar Mahfud menirukan perkataan Ferdy Sambo di depan Kompolnas saat itu.
Poengky Indarti yang mendapati hal itu, disebut Mahfud tidak mengerti apa yang terjadi karena memang Ferdy Sambo saat itu hanya menangis dan mengiba. Lalu sesudah itu ada lagi seseorang yang dipanggil Ferdy Sambo.
"Nangis dengan ceritanya sama," ungkap Mahfud dikutip dari channel youtube Deddy Corbuzier.
Bahkan, lanjut Mahfud ada juga publik figure yang dihubungi Sambo dengan diberi cerita serupa. Bahkan dikabarkan ada anggota DPR yang juga dihubungi, namun Mahfud belum bisa mengklarifikasi karena saat dihubungi tidak menjawab.
Menurut Mahfud, apa yang dilakukan Ferdy Sambo adalah upaya untuk pengondisian psikologis agar ada orang yang nanti membela dan menyatakan bahwa itu terdzolimi. Dan ternyata benar, di awal kasus ini, baik Kompolnas dan Komnas HAM sempat memiliki perspektif tersebut.
"Artinya ada pengkondisian untuk mengatakan itu didzolimi, istrinya dilcehkan. Ini sudah prakondisi untuk menyatakan itu pelcehan," terang Mahfud MD.
Setelah dia pulang dari ibadah haji, Mahfud pun langsung memanggil Kompolnas dan Kombas HAM yang terkadang masih terpengaruh jebakan psikologis Ferdy Sambo.
Mahfud juga memanggil Sekretaris Kompolnas Benny Mamoto yang di awal sempat berstatemen bahwa ada pelcehan sksual di balik terbunuhnya Brigadir J.
Kepada Mahfud, Benny menyebut bahwa hal itu berdasarkan informasi yang didapat dari Kapolres Jakarta Selatan. "Kenapa anda percaya, wong itu ndak masuk akal.”
Namun, Mahfud menyentil jika kasus judi, narkoba dan lainnya juga diungkap maka akan banyak lagi nama baru.
“Kalau di kasus ini terorganisir ada 31 nama saja, jangan melebar kemana-mana,” paparnya.
“Jangan melebar ke judi, narkoba dan lainnya. Kalau itu nanti ada lagi, banyak itu,” sambungnya sembari tertawa.
Ia juga menyebutkan jika dirinya sudah mengetahui fakta dari kasus ini, namun memang bukan kewenangannya untuk membongkar.
“Wah kalau mas Deddy tahu yang lebih dalam, sensitif itu lebih parah lagi, makanya saya bicara yang udah diketahui publik saja,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan jika laporan pelcehan sksual yang dialami Putri Candrawathi sudah bisa dicabut.
“Sebenarnya sudah cukup jelas, pelakunya bukan bharada E, dia hanya diperintahkan oleh beberapa orang yang saat itu ada di situ, kan berarti harusnya laporan pelcehan sudah tidak ada,” terangnya.
“Mungkin laporan pelcehan akan dicabut, di-SP3-kan yang dituduh juga udah ditembak mati,” sambungnya.
“Laporan pemeriksaan itu yang mengerikan campur menjijikkan jugalah,” tandasnya.