Mahfud MD Ceritakan Upaya Ferdy Sambo Cari Simpati ke Para Tokoh
https://www.naviri.org/2016/01/Derina-Derin-page-20.html
Siapa sangka, setelah kematian Brigadir J, Ferdy Sambo rupanya berusaha mencari simpati dari beberapa orang. Suami Putri Candrawathi ini ternyata 'menjual' air matanya kepada beberapa tokoh untuk mendapat simpati. Salah satunya, Ferdy Sambo mengundang Kompolnas ke kantornya untuk melancarkan sandiwaranya.
Selain ke Kompolnas, Ferdy Sambo juga sempat menghubungi sosok lain demi mendapat simpati. Namun akal licik Ferdy Sambo ini ternyata tak digubris. Bahkan teleponnya juga diabaikan oleh sosok ini.
Saat itu, kata Mahfud MD, Irjen Ferdy Sambo memang sedang memainkan 'jebakan psikologi', dengan harapan sandiwaranya bisa berjalan lancar.
“Hari Senin Kompolnas diundang Ferdy Sambo ke kantornya. Hanya untuk apa? Hanya untuk nangis-nangis di depan Kompolnas,” kata Mahfud MD, ketika hadir di acara podcast Youtube Deddy Corbuzier, Jumat (12/8/2022).
Selain nangis-nangis di hadapan Kompolnas, Irjen Ferdy Sambo kemudian memulai narasi, bahwa pembunuhan Brigadir J dilatarbelakangi masalah dugaan pelecehan terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
“Saya (Ferdy Sambo) teraniaya, kalau saya sendiri ada di situ, saya tembak habis dia, katanya gitu,” terang Mahfud MD menirukan ucapan Irjen Ferdy Sambo.
Hubungi anggota DPR
Setelah bersandiwara di depan Kompolnas, Irjen Ferdy Sambo menghubungi pihak lain, untuk memuluskan skenario yang diduga sudah disusunnya setelah pembunuhan Brigadir J. Adapun pihak yang dihubungi Sambo adalah anggota DPR RI. Namun, anggota DPR RI yang dihubungi Sambo tidak merespons panggilan.
“Ada juga itu anggota DPR dia hubungi, namun pas ditelepon enggak diangkat,” terang Mahfud MD.
Kompolnas Geram
Sementara itu, kini Kompolnas Benny Mamoto merasa malu lantaran dirinya terjebak sandiwara Ferdy Sambo. Benny Mamoto tak menyangka bisa menjadi korban rekayasa Ferdy Sambo. Dengan mudah Kompolnas Benny Mamoto percaya dengan penjelasan komplotan Ferdy Sambo.
Kini akibat kelalaiannya tersebut, Benny Mamoto mendapat teguran keras dari Mahfud MD.
Hal itu diungkapkannya dalam acara talkshow Rosi di Kompas TV. Menurut Benny Mamoto, pernyataannya yang mengatakan, "Tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J," diperolehnya dari sumber resmi, yakni Polres Jakarta Selatan.
Ia mengaku percaya dengan ucapan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat dimintai klarifikasi kasus Brigadir J. Hal itu lantaran Kombes Budhi Herdi Susianto memiliki integritas dan tidak memiliki catatan khusus dalam rekam jejaknya di kepolisian.
Namun, niat Kompolnas untuk mengklarifikasi ke sumber resmi yang menangani kasus malah berujung pada kegaduhan. Kini terkuak kalau Kompol Budhi Herdi Susianto terlibat persekongkolan dengan Ferdy Sambo untuk tutupi kasus Brigadir J.
Alhasil, Kompol Budhi Herdi Susianto dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Jakarta Selatan. Fakta yang sebenarnya pun terkuak, kalau ternyata Ferdy Sambo yang menyuruh Bharada E, Brigadir RR hingga KM untuk menembak Brigadir J.
Mengetahui fakta itu, Benny Mamoto mengaku menjadi korban skenario Ferdy Sambo.
"Saya berharap informasi yang lebih lengkap dari orang yang menangani, yang notabene mendengar saksi dan olah TKP. Tetapi ternyata dia bagian dari satu skenario, dan membuat saya jadi korban," ujar Benny Mamoto, dikutip dari Kompas TV.
Bahkan gara-gara ini, Benny Mamoto dihujat publik. Menurutnya, namanya dipermalukan gara-gara tertipu skenario Ferdy Sambo.
"Dengan kegaduhan ini, tidak ada salahnya saya minta maaf meskipun saya jadi korban, meskipun saya dipermalukan," ujar Benny Mamoto.
Benny Mamoto menegaskan dirinya tidak pernah berniat membohongi publik. "Saya tidak punya niat untuk membohongi publik, berbeda dengan saya berniat membohongi publik berarti saya berkerja sama," kata Benny Mamoto.