Tips Seputar Berat Badan Selama Hamil (1)

Naviri.Org - Kehamilan yang sehat akan sangat mempengaruhi kualitas kelahiran dan bayi yang dilahirkan. Karenanya, kesehatan secara keseluruhan sangat penting selama hamil. Selain itu, hal lain yang juga tidak kalah pentingnya selama kehamilan adalah pengaturan berat badan.

Berat badan saat mulai hamil

Di Indonesia, berat badan ideal calon ibu pada waktu mulai kehamilan adalah antara 45 sampai 65 kilogram. Apabila kurang dari 45 kilogram, maka sebaiknya berat badan ditambah atau dinaikkan terlebih dulu, sehingga mencapai 45 kilogram sebelum hamil. Sebaliknya, apabila berat badan calon ibu lebih dari 65 kilogram, maka sebaiknya dikurangi atau diturunkan sampai di bawah 65 kilogram sebelum hamil.

Masalah berat badan ideal untuk hamil ini mungkin jarang dipikirkan kebanyakan calon ibu sebelum memulai kehamilan. Padahal, berat badan calon ibu yang kurang dari 45 kilogram atau lebih dari 65 kilogram dapat menjadikan kehamilan berisiko.

Berat badan yang kurang atau lebih (dengan standar di atas), akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Perkembangan dan kecerdasan bayi dengan BBLR tentu akan tergangggu, selain kesehatan fisiknya juga kurang bagus.

Selain itu, berat badan yang terlalu kurang atau berlebih selama hamil juga dapat berisiko bagi si ibu sendiri. Apabila berat badannya berlebih, ia bisa mengalami perdarahan atau keracunan kehamilan. Gejala yang biasa terjadi dimulai dengan berat badan yang berlebih, kemudian tensi naik, bengkak kaki, ginjal bermasalah, dan akhirnya keracunan kehamilan. Akhirnya, pada waktu melahirkan, sering kali terjadi komplikasi.

Berat badan selama hamil

Selama hamil, berapa kenaikan berat badan yang ideal? Rumusnya, setiap bulan, berat badan harus naik 1 kilogram sampai usia kehamilan mencapai 20 minggu, dan setelah itu naik 2 kilogram setiap bulan. Jadi, apabila seorang wanita memulai kehamilan dengan berat badan 45 sampai 65 kilogram, misalnya, maka kenaikan ideal selama hamil adalah antara 12 sampai 14 kilogram.

Apabila berat badan saat mulai hamil di bawah 45 kilogram, maka pertambahan berat badan yang disarankan adalah antara 12,5 sampai 18 kilogram. Sedang apabila berat badan pada waktu mulai hamil lebih dari 65 kilogram, maka pertambahan berat badan yang disarankan adalah antara 7 sampai 11,5 kilogram.

Kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan rumus ideal di atas dapat menjadikan kehamilan berisiko. Sebagai misal, apabila kenaikan berlebih atau sangat cepat, maka bisa jadi hal tersebut merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau diabetes.

Selain risiko di atas, tubuh ibu hamil juga bisa bengkak, entah di kaki atau di perutnya. Kondisi tersebut juga dapat menghambat pertumbuhan janin, karena pengiriman makanan ke janin jadi berkurang sebab terjadi penyempitan pembuluh darah. Sedang apabila penyempitan pembuluh darah tersebut menghebat, maka bisa berakibat fatal bagi janin.

Peningkatan berat badan yang cepat biasanya terjadi pada akhir masa kehamilan. Pada masa ini, apabila terjadi peningkatan berlebihan selama bulan tertentu—misalnya sampai 5 kilogram—maka biasanya dokter akan menyarankan untuk diet. Dua bulan kemudian, berat badan calon ibu harus stabil, tidak boleh naik atau turun.

Untuk hal tersebut, calon ibu bisa meninjau dan mengatur kembali daftar makanannya. Misalnya dengan mengurangi asupan lemak dan karbohidrat—semisal nasi, keju, gula, gorengan—dan memperbanyak konsumsi protein—semisal telur, daging, ikan, kacang-kacangan, buah-buahan—karena sangat dibutuhkan bagi perkembangan janin yang ada dalam kandungan.

Lalu bagaimana kalau berat badan ibu hamil tidak naik ataupun turun selama kehamilan? Jika hal itu yang terjadi, maka ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan yang mengandung karbohidrat tinggi, semisal apokat, es krim, dan lainnya, hingga berat badannya meningkat, namun tetap dalam batas kenaikan yang ideal.

Baca lanjutannya: Tips Seputar Berat Badan Selama Hamil (2)