Love’s Proposal
https://www.naviri.org/2015/12/loves-proposal.html
Naviri.Org - Si lelaki berkata pada si wanita, “Kalau tujuanmu ingin membuatku cemburu, kau berhasil—aku cemburu. Tapi lalu apa? Aku tidak merasa cintaku bertambah kepadamu hanya karena kau membuatku cemburu dengan tingkahmu yang konyol itu. Mungkin aku juga bisa membuatmu cemburu dengan cara seperti yang kaulakukan kepadaku. Tapi apa manfaatnya?”
Setelah menghela napas sejenak, si lelaki melanjutkan, “Kita sudah terlalu banyak membuang waktu. Oh, sialan, akulah yang terlalu banyak membuang waktu. Seharusnya sekarang aku sedang mengurus tumpukan pekerjaanku, dan bukannya melakukan hal-hal tolol seperti ini. Oh, diamlah dulu, biar kulanjutkan.”
Si wanita kembali menutup mulutnya yang semula membuka, dan si lelaki melanjutkan, “Kau tahu aku jatuh cinta kepadamu, tapi aku sama sekali tak tahu bagaimana perasaanmu kepadaku. Sebagai lelaki, aku hanya bisa mengira-ngira, tapi aku tahu perkiraanku belum tentu benar. Yang kulihat selama ini, kau seperti mempermainkan perasaanku—semacam permainan jinak-jinak merpati sialan. Ini sangat melelahkan bagiku, sekaligus buang-buang waktu. Jadi, inilah proposalku. Aku ingin kau menjadi pacarku. Kalau kau menerima, kita pacaran. Kalau kau menolak, aku mau pulang untuk membereskan tumpukan pekerjaan yang telah menungguku.”
Si wanita terdiam, menatap lelaki di hadapannya. Dia masih bungkam.
Si lelaki melanjutkan dengan tak sabar, “Kalau kau berharap aku mengejar-ngejarmu seperti dalam sinetron tolol, maaf, aku tidak punya waktu untuk hal-hal konyol semacam itu. Oh, aku sudah menunggu bisa bicara denganmu seperti ini... berapa lama? Aku sudah tak ingat, rasanya lama sekali. Jadi tolong jangan buang waktuku lebih banyak. Katakan saja, ya atau tidak.”
Si wanita masih terdiam, bibirnya tampak bergetar.
Si lelaki menengok jam di tangannya dengan tak sabar. Lalu buru-buru menyimpulkan, “Baiklah kalau begitu. Kuanggap jawabanmu tidak. Tolong tidak usah bertingkah konyol seperti yang sudah-sudah, karena aku tak punya waktu untuk cemburu.”
Ketika si lelaki bermaksud meninggalkannya, si wanita akhirnya berkata, “Ya, aku mau.”
“Keputusan yang bagus.”
Dua bulan kemudian, mereka menikah.
Suatu hari, saat mereka sedang bercengkerama di taman belakang rumah, si wanita bertanya manja kepada lelaki yang kini menjadi suaminya, “Kalau dulu aku menolak tawaran proposalmu, kira-kira kau akan menjawab apa?”
Si lelaki menjawab dengan nada humor yang hanya biasa dikenali istrinya, “Aku akan menyuruhmu pergi ke neraka.”
Si wanita tertawa, dan memeluk lelaki di hadapannya. “Kau benar-benar lelaki keparat yang mempesona!”
Si lelaki melumat bibir istrinya.
Lama.
Jauh lebih lama dari yang bisa diingatnya.
Baca juga: 10 Bagian Tubuh Cewek yang Paling Disukai Cowok