Ini Penyebab Orang Meyakini Kekuatan Pelet

  Ini Penyebab Orang Meyakini Kekuatan Pelet

Naviri.Org - Pelet…? Hari gini masih percaya pelet? Yang benar saja! Oh, ayolah, jangan ilfil dulu. Kita akan mempelajari topik yang satu ini dengan sudut pandang yang ilmiah, kok. Lagi pula, terlepas dari apakah kita percaya atau tidak percaya, toh nyatanya makin banyak saja dukun dan paranormal yang menawarkan ilmu pelet ini, dan (tetap saja) banyak orang yang tergila-gila mengejar ilmu pelet.

Pelet atau ilmu pelet memang sesuatu yang mungkin akan cukup sulit untuk ditentukan sebagai “ilmiah” ataukah “tidak ilmiah”. Ini tak jauh beda dengan santet, kan? Mungkin kau bisa saja dengan gigih menyatakan santet itu tidak ilmiah, tidak perlu dipercaya, bahwa santet hanyalah akal-akalan dukun bermulut besar. Tetapi nyatanya ada orang-orang tertentu yang dapat memasukkan jarum bahkan paku-paku ke dalam tubuh orang lain. Mungkin kau sudah pula mendengar tentang adanya orang yang dari tubuhnya mengeluarkan kawat yang entah tumbuh dari organ mana. Nah, itu ilmiah atau tidak? Mungkin tidak ilmiah, tetapi itu fakta.

(Pada bulan Juni-Juli 2008, media massa Indonesia digemparkan dengan adanya fenomena aneh menyangkut seorang wanita berusia 40 tahun bernama Noorsyaidah yang tinggal di Kalimantan Timur. Tubuh wanita ini mengeluarkan kawat-kawat besi yang sepertinya tumbuh dari dalam perutnya, dimana kawat-kawat itu terus memanjang seiring bertambahnya hari. Dunia medis tidak tahu itu penyakit apa, dan dunia non-medis simpang-siur dalam banyak opini dan analisa.)

Jadi, mengapa ada orang yang begitu percaya dan meyakini kekuatan sebuah pelet? Setidaknya ada satu kemungkinan, yakni karena peletnya memang berfungsi.

Berita buruk, darling. Karena ternyata memang ada pelet tertentu yang dapat bekerja atau berfungsi sebagaimana yang diinginkan si pengirim pelet. Tetapi, berita baiknya adalah, fungsi atau bekerjanya sebuah pelet lebih sering berkaitan dengan orang yang memelet dibanding dengan peletnya itu sendiri.

Kalau penjelasan sekilas itu masih cukup membingungkan, kita akan gunakan contoh kasus. Umpamakan seorang cowok jatuh cinta kepada seorang cewek, namun cowok itu merasa takut atau tidak pede mendekati si cewek. Rasa “takut” itu mungkin bisa disebabkan karena faktor status, tingkat intelektual atau setidaknya karena faktor fisik. Rasa takut atau tidak pede untuk mendekati itu pula yang kemudian menjadikan si cowok merasa kalau dia tidak akan bisa atau sulit untuk mendapatkan si cewek.

Nah, si cowok kemudian mendatangi dukun, paranormal, orang pintar, atau apapun sebutannya, dan kemudian minta diberi (maksudnya membeli) ilmu pelet yang dapat ia gunakan untuk “menundukkan” si cewek yang telah membuatnya jatuh cinta itu.

Si dukun atau si paranormal memberikan (maksudnya menjual) sebuah ilmu pelet kepada si cowok, menyatakan pada si cowok bahwa ilmu pelet yang diberikannya itu adalah pelet tingkat tinggi, bahwa dia akan bisa menundukkan cewek manapun dengan kekuatan pelet itu, bahwa…bla-bla-bla, dan kemudian si cowok pun kini merasa pede untuk mendekati cewek incarannya.

Dengan sepenuh keyakinan dan percaya diri yang muncul secara tiba-tiba, cowok itu pun kini kehilangan semua rasa takutnya untuk menghadapi dan mendekati cewek incarannya. Dengan kepala yang membesar secara tiba-tiba, cowok itu pun kini memiliki keyakinan yang luar biasa bahwa dia akan bisa mendapatkan cewek pujaannya.

Apa yang terjadi di sini? Dalam psikologi, kenyataan semacam itu disebut sugesti. Si cowok kehilangan semua rasa takutnya dan berubah menjadi berani bahkan yakin kalau dia akan dapat menundukkan cewek incarannya—semua perasaan itu timbul karena tersugesti oleh kekuatan pelet yang diyakininya.

Setelah tahap ini terjadi, maka akan ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama dia akan berhasil karena peletnya memang berfungsi, dan kemungkinan kedua dia tetap akan berhasil karena pengaruh keyakinan yang dimilikinya—yang disebabkan oleh sugesti dari si pelet—tak peduli apakah peletnya memang berfungsi ataukah tidak. Dan dari kenyataan semacam itulah yang menyebabkan ada orang-orang tertentu yang kemudian menjadi sangat percaya dan meyakini kekuatan sebuah pelet.

Ketika orang memiliki rasa yakin dan mampu menumbuhkan keyakinan di dalam dirinya, dia menciptakan suatu kekuatan sekaligus keberanian di dalam psikisnya. Ini sesuatu yang bersifat ilmiah sekaligus alamiah. Ingat bagaimana dulu saat kau belajar berenang? Kau berdiri di pinggiran kolam renang dan menatap air di bawahmu.

Jika kau berpikir, “Oh, tidak! Aku akan tenggelam!” maka kakimu seperti dipaku di pinggir kolam renang itu dan kau tidak juga mampu menggerakkan tubuhmu. Tetapi, ketika kau berpikir, “Hei, ini akan menyenangkan! Aku mungkin akan tenggelam sebentar, kemasukan sedikit air…tetapi aku yakin akan dapat muncul kembali ke permukaan!” maka kau pun akan merasa ringan ketika meluncur ke bawah dan meninggalkan pijakan kakimu.

Karenanya, ketika seseorang merasa takut mendekati lawan jenisnya, ada yang kemudian lari kepada pelet untuk mendapatkan sugesti bagi keyakinan dirinya. Dan dari sinilah, sekali lagi, mengapa ada orang-orang tertentu yang kemudian begitu percaya akan keampuhan ilmu pelet. Dia merasa bahwa sebelum memiliki pelet itu dia sulit mendekati orang yang ditujunya (yang sesungguhnya disebabkan karena rasa takut dan rasa tidak pedenya), namun kemudian setelah memiliki pelet itu dia merasa mudah untuk mendekati orang yang diincarnya (yang sesungguhnya disebabkan oleh keberanian dan keyakinan dirinya).

Baca juga: Penyebab Fisik Cewek Memiliki Daya Tarik bagi Cowok

Related

Relationship 8083747816151069922

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item